9

17 5 2
                                    

"Aksa minum obatnya kalok udah selese makan" ujar rena dikala keluarga Dirgantara sedang makan malam bersama.

"iya mi ntar aksa minum kok" jawab aksa sopan.

"sering kambuh lagi gak sa?" kini giliran arif--papi aksa yang bertanya

"kadang kadang sih pa" jawab aksa jujur

"sa apa gak sebaiknya kita berobat ke singapura supaya pengobatannya bisa lebih Cepet dan intens. Mami takutnya nanti makin parah sa. Ini bukan penyakit main main lo" ujar rena memberi saran untuk yang keselian kalinya.

Rema sering membujuk aksa untuk berobat di singapura seklian melanjutkan sekolah di sana. Hanya saja, aksa tidak ingin pergi ke singapura. Aksa merasa pemyakitnya masih bisa di obati di indonesia. Sejauh ini aksa hanya bergantung pada obat yang diminumnya.

"udah mami gak usah khawatir, aksa pasti bisa sembuh kok" ujar alsa menenangkan rena.

Sebenarnya aksa juga tidak yakin apa dia bisa sembuh total dari penyakitnya atau malah sebliknya keadaan aksa akan memburuk.

Aksa hanya bergantung pada obat yang ia minum. Ia juga selalu memeriksakan penyakitnya sesuai jadwal konsultasi alsa dengan dokter.

Hanya saja hingga sekarang tidak ada yang mengetahi penyakit aksa. Hanya keluarganya yang tahu. Bahkan ia tidak pernah menceritakan kedua sahabatnya atau anggi sekalipun.

Dibalik sikap konyol bin receh bahkan sedikit gila itu, aksa menybunyikan rasa sakit yang menggerogoti tubuhnya.

"bener kata mami sa apa gak sebaiknya pergi aja berobat ke singapura. Walaupun sekarang masih ada obat itu cuman itu gak menjamin sa. Takutnya nanti makin parah dan gak bisa disembuhin. Jangan terlalu bergantung sama obat sekali kali pergi buat check up rutin. Kalok di singapura kan nanti pengobatannya bisa intens sa. Dan kemungkinan besar bisa sembuh total" kini giliran ririn yang buka suara.

"coba aja sa, nanti bang ali tanyain ke temen temen abang rekomendasi rumah sakit serta dokter yang bagus" ujar ali--suami ririn.

"gak papa kok, aksa baik baik aja. Insyaallah kalok aksa rajin minum obat sama check up nanti sembuh kok" ujar aksa sopan.

"sa obat itu cuman ngurangin rasa sakit aksa gak menjamin kesembuhan. Ayo kita pergi berobat ke rumah sakit yang lebih bagus" kini rena mulai terisak.

Sudah kesekian kali aksa menolak untuk berobat ke singapura. Entah apa alasan dibaliknya.

Aksa terlihat kuat hanya saja ia sakit.

Rena terkadang tidak tega melihat aksa yang kesakitan. Ia sering kali memergoki penyakit aksa kambuh. Hanya saja aksa tidak Pernah menceritakannya. Ia selalu saja terlihat sehat, padahal kenyatannya ia menahan rasa sakitnya.

"mami tenang aja ya, aksa pasti sembuh kok" ujar aksa meyakinkan semuanya.

"aksa pamit ke kamar dulu" pamit aksa setelah acara makan malam selesai.

Ia bergegas menuju ke kamar untuk minum obatnya. Ia tidak ingin terlihat lemah di depan semua orang.

Maaf mi aksa gabisa pergi ke singapura. Masih banyak yang aksa harus kerjakan disini. Masih banyak orang yang aksa sayangi ada di sini. Aksa janji bakalan sembuh mi, batin alsa setelah menelan obat yang selalu ia bawa di kemana mana dan yang ia minum di kala penyakitnya kambuh.

Kini aksa mengambil handphone miliknya dan membuka galeri. Ia melihat lihat foto anggi bersama dirinya serta kedua sahabatnya.

Maaf gue gak bisa cerita ke kalian. Terutama lo anggi, gue gak mau buat lo khawatir apa lagi sedih. Biar aja lo tau gue orangnya seperti yang lo liat, lo gaperlu tau penyakit gue, batin aksa kembali.

Tiba-tiba saat aksa melihat foto anggi, datang notif pesan dari gadis itu.

Nenek lampir

Aksa lo udah makan belum?

Kalok belom mkan sana

Aksa tersenyum tipis melihat notif dari anggi. Aksa yakin perkataan anggi yang menyesal memiliki pacar seperti aksa hanya candaan semata. Aksa yakin anggi menyayangi aksa.

Nenek sihir

Perhatian banget deh calon istri gue

Biasa jugak judes pake bnget

Mimpi apaan tadi siang?

Emang ya gue kayaknya salah mulu deh

Perhatian salah, judes salah

Emang dasar sebleng lo

Idih baperan amat sih ni nenek sihir

Pasti ada maunya nih makanya tumben baikin gue

Tuh kan gue perhatian di bilang ada maunya

Udah ah males gue sama lo

Baperan amat lo jelmaan nenk sihir

Mending tidur sana besok jngan lupa bangumnpagi trus buatin gue sarapan. Besol gie jempit ke sekolah samaan

Read.

Baperan amat nih jelmaan nenk sihir. Chat gue cuman di read segala.

Aksa menutup handphone miliknya dan segera kembali ke ruang keluarga. Tentu saja ia akan mengajak arga bermain, sebelum aksa pulang ke rumahnya.

"haii agra, uncle dateng" teriak aksa melihat agra sedang digendongan ririn.

Di sana hanya ada ririn,ali, dan agra.

"anggi udah tau penyakit lo?" pertanyaan itu muncul tiba-tib dari ririn.

"nggak kak, biarin aja dia gatau" jawab aksa sembari mengambil agra dari gendongan ririn.

Ririn diam tidak bertanya apa apa lagi pada aksa. Ririn berfikir aksa bisa menyelesaikan urusannya sendiri secara aksa sekarang sudah dewasa.

"bang gue pinjem agra ya buat nemenin gue tidur lagi malem ini" izin aksa pada ali--suami ririn.

"bawa aja sa, lagian gue mau berduaan aja sama ririn malem ni" ujar ali diselingi candaan.

"nahh curiga nih" ujar aksa cengir

"udah sana bawa agra ke kamar, dia udah ngantuk keliatannya tuh" suruh ririn.

"santai kalik kak, gak sabaran banget deh" cibir aksa.

Ririn menyentil jidat aksa. Ririn tau fikiran aksa sudah kemana mana dari tadi.

Aksa yang mendapat jitalan dari ririn di jidatnya langsung pergi dengan membawa agra ke kamarnya.

Malam ini ia akan tidur bersama anak itu. Aksa sudah seperti ayah saja bagi agra.

----

Happy reading semua

Jangan lupa tinggalkan jejak ya

Biar author semangat lanjutin ceritanya

See you next chapter

Kamis, 26 novber 2020

Don't Disappear, please! (Tahap Revisi)जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें