14

9 2 0
                                    

Happy reading
.
.
.

Dua hari sudah aksa di rawat inap di rumah sakit, dua hari juga anggi mencari keberadaan aksa. Anggu sudah mencoba menghubungi aksa, hanya saja operatorlah yang menjawab anggi.

Kini anggi benar benar khawatir dengan laki laki itu. Selama dua hari ini, tidak ada lagi sesorang yang membuat anggi merasa kesal dengan tingkah receh dan gila aksa.

Sungguh anggi merindukan laki laki itu. Bohong, jika anggi merasa menyesal memiliki pacar seperti aksa. Hanya saja anggi memang sering dibuat kesal oleh tingkah aksa.

Tidak ada yang mengantar jemput anggi selama dua hari ini, sehingga jadipah anggi harus di antar oleh ayahnya.

Anggi juga tengah disibukkan dengan rapat osis yang m3mbehas acara upang tahun sekolah sekalian dengan pelantikan osis baru, mengingat masa jabatan anggi sebentar lagi berakhir.

Benar anggi memang sudah berada di kelas akhir. Sebentar lagi ia dan teman temannya akan meninggalkan sekolah ini alias lulus.

Anggi dan anggota osis lain sedang sibuk sibuknya mempersiapkan untuk acara tersebut.

"anggi, gimana sama lapran akhir osis, udah di revisi lagi apa belum?" tanya Hendra---ketua osis.

"udah gue revisi ulang kok kalok yang itu, kita tinggal persiapin buat kebutuhan yang lqin biar pas acara kita gak kewalahan" balas anggi.

"trus gimana sama temen temen yang mau nyumbang penampilan?" tanya salah satu anggota osis yang lain.

"kalok itu nanti biar kita data dulu biar bisa masuk ke daftar acara, jadi kita gak akan kewalahan" sahut hendra pada yang lain.

"berarti kita tinggal data aja abis tu tinggal lengkapin segala peralatan yang perlu di beli dan di sewa" tambah anggi.

"ada yang mau nambahin usul lagi gak?" lanjut anggi.

"kayaknya buat hari ini, cuman itu dulu gi soalnya kita harus segera pergi beli bahan bahan buat hias sama pergi nyewa barang barang yang perlu di sewa" sahut yang lainnya.

"oke kalok gitu, rapat hari ini samoe sIni dulu" ujar hendra mengakhiri rapat.

Merela kini sudah hubar untuk pergi mengurus tugas masing masing yang telah mereka bagi.

Berbeda dengan anggi, gadis itu segera datang ke lapangan basket untuk menemui kedua teman aksa.

Anggi melihat keberadaan reno dan andi, kemudian menghampirinya.

"ehh ren lo tau aksa kemana nggak?" tanya anggi tanoq basa basi.

"nah itu yang mau gue tanyain sama lo. Aksa gak pernah ngasik tau kita dia kemana atau alasan kenapa dia gak sekolah. Kita kira lo tau gi" sahut reno pada anggi.

"trus si somplak kemana dong" gumqm anggi.

"mana gue tau, gue kan andi" sahut andi dibarengi candaan.

"gue serius " ketus anggi.

"ya elah buk bos galak amata sih" cibir reno.

"trus klok aksa gak masuk di absen di taruh apa?" tanya anggi kembali.

"izin" jawab reno singkat.

"gue udah coba hubungin dia, cuman handphonenya gak pernah aktif" ujar anggi pada reno dan andi.

"nah sama buk bos, kita jugak udah coba cuman gak bisa" lanjut andi.

"lo udah coba kerumahnya?" tanya anggi sekali lagi.

"kita sih udah ke rumahnya kemarin, cuman rumahnya sepi buk bos" balas andi.

"ya udah deh gue duluan kalok gitu" pamit anggi.

"mau di anterin gak buk bos, ntar kalok buk bos kenapa napa kita bisa kena omel pak bos lagi" tawar andi.

"bener tuh, bisa berpulang kita" tambah reno.

"pulang kemana ren?" tanya andi, tidak mengerti dengan ucapan reno.

"pulang ke rahmatullah lah" lanjut reno.

Keduanya kini sudah tertawa terbahak bahak, entah apa yang lucu sehingga menyebabkan mereka tertawa.

"dasar sama aja sama si somplak, sama sama receh", batin anggi.

Anggi meninggalkan kedua insan manusia yang sedang tertawa itu.

Lo kemana sih sa, dihubungin gak bisa, di cariin ke rumah gak ada,  monolog anggi.

Anggi memilih pulang menggunakan angkutan umum. Ayahnya sudah menelpon bahwa ia tidak bisa menjemput anggi pulang sekolah hari ini, karena ada meeting di kantor.

Di perjalanan pulang, anggi mencoba menghubungi aksa kembali, namun hasilnya tetap saja operator yang menjawab.

Akhirnya anggi menyibukkan diri dengan bermain game yang ada du ponselnya sembari ia tiba di rumah.

Sekita 20 menit berlalu, anggi sudah tiba di depan komolek perumahannya. Ia turun di depan komplek dan berjalan sedikit untuk menuju rumahnya.

Sesampainya di rumah, anggi tidak menemukan siapa siapa, alias bundanya masih pergi arisan bersama teman temannya. Untung saja anggi membawa kunci cadangan.

Ia segera membuka pintunya dan berlalu ke kamarnya.

Anggi mandi dan mengganti seragamnya dengan pakaian santai. setelahnya ia segera turun menuju dapur. Anggi tidak sempat makan tdi sewaktu di sekolah.

Di dapur, tidak ada satupun makanan. Sepertinya bundanya belum memasak apa apa sebelum pergi arisan. Jadilah anggi hanya memasak mi instan yang dicampur dengam telur.

Anggi kembali teringat pada aksa ketika memasak mi instan tersebut.

Flashback on

"woi nenek lampir, gal usah maoan mi instan mulu ntar lo gemuk loh" cibir aksa melihat anggi yang menyantap mi instan.

"terserah gue" ketus anggi

"di bilangin tetep aja keras kepala. Bahaya kalok lo makan mi instan mulu, gak baik" peringat aksa.

"serah gue, badan badan gue" ketus anggi kembali.

"serah lo deh, dasar jelmaan nenek sihir, udah cerewet, judes, keras kepala lagi" sahut aksa.

"awas aja lo ngadu sakit ke gue" lanjutnya.

"pede ama lo somplak" ujar anggi tidak terima.

"gue ngomong kayak tadi soalnya lo udah mulai gendutan, trus udah mulai jelek. Gue takutnya ntar kita gak jodoh trus siapa lagi cowok yang mau nerima lo kalok lo kayak gitu" cibir aksa santai.

"aksaaaaaa" teriak anggi.

"biasa aja kalik, orang yang lo tetiakin ada depen lo" balas aksa cemgar cengir.

"omongam itu di jaga" balas anggi.

"serah gue lah" balas aksa kembali.

"dasar gak bisa jaga perasaan orang" sindir anggi.

"ya udah maaf anggi sayang, lagian di bilangin ngeyel" ujar aksa pada anggi.

Setelah perdebatan itu kefuanya terdiam, aksa yang lanjut menyantap pesanannya dan anggi yang memperlihatkan wajah kesalnya.

Bagaimana tidak, aksa berbicara begitu frontal dan sensitif.

Flashback off

Lo kemana sih somplak, sukak banget ilang ilangan. Lo kirak hidup itu main petak umpet apa,  batin anggi

-----

Apakah anggi akan mengetahui bahwa aksa di rawat di rumah sakit?

Mengapa aksa mematikan handphonenya?

See you next chapter

Jangan lupa tinggalkan jejak

Sabtu, 6 desember 2020

Don't Disappear, please! (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang