20

10 0 1
                                    

Happy Reading
.
.
.

Acara semalam berjalan dengan lancar dan sukses. Anggi tidak menyangka ia sudah menyelesaikan amanah yang sempat di berikan padanya.

"pagi sayang" sapa aksa pada anggi.

"pagi" balas anggi

Rutinitas biasa aksa, menjemput anggi untuk pergi ke sekolah bersama.

"yuk berangkat, ntar telat" ujar aksa pada anggi.

Anggi segera naik ke motor kesayangan aksa. Aksa melajukan motor miliknya dengan kecepatan sedang.

Rona bahagia terlihat di wajah keduanya. Anggi benar benar tidak ingin jutek pada aksa hari ini, entah mengapa.

Setelah beberapa lama di perjalanan, akhirnya mereka tiba di sekolah.

"sa kok muka lo pucet sih?" tanya anggi melihat wajah aksa yang pucat pasi.

"paling jugak gara gara cuaca dingin" balas aksa mengelak.

"tapi itu mukanya pucet banget sa" ujar anggi khawatir.

"nggak papa kok, paling gara gara belum sarapan" jawab aksa berbohong.

Sudah beberapa hari ini, aksa memang selalu terlihat pucat.

"ya udah sarapan dulu yuk" ajak anggi yang khawatir melihat aksa.

"oke kita sarapan di kantin" putus aksa.

Mereka berjalan berdua menuju kantin sekolah. Keadaan kantin belum cukup ramai, karena memang ini masih pagi.

Anggi memesan makanan untuk aksa, sedangkan aksa duduk manis menunggu anggi kembali dengan pesanan mereka.

"nih makan dulu" ujar anggi memberikan aksa sandwhich dan segelas susu.

"makasi" balas aksa.

"kok tumben mau sarapan bareng" cibir aksa.

"pengen aja" balas anggi.

"cie yang gak mau gue ngilang" goda aksa.

" ngilang aja sana, gak peduli" balas anggi diberengi candaan.

"ntar lo marah marah gak jelas lagi, abis tu nangis khawatir" cibir aksa kembali.

"gak" jawab anggi singkat.

"makanya makan dulu sarapannya sa" peringat anggi.

"cie perhatian" goda aksa.

"makan dulu itu baru ngomong" balas anggi kesal.

Aksa menyantap sarapan yang di pesan oleh anggi.

Tatapan mata anggi tidak lepas dari laki laki itu. Ada oerasaan khawatir melihat wajah aksa yang pucat seperti itu. Anggi mulai berfikir ada yang tidak beres dengan aksa.

Anggi sering kali melihat aksa pucat seperti itu, hanya saja anggi tidak menanyakan mengapa laki laki itu sering kali pucat akhir akhir ini.

"udah yuk, balik ke kelas. Udah selese ni" ajak aksa.

"iya" balas anggi masih memperhatikan aksa.

"ngeliatinnya gak gitu jugak gi" sindir aksa.

"salah apa ngeliatin pacar sendiri" cibir anggi.

"tumben nih ngakuin gue pacar lo" ujar aksa tersenyum senang.

"kan emang lo pacar gue" balas anggi.

"idih, ngarep banget lo" canda alsa.

"ya udah lo bukan pacar gue kalok gitu" putus anggi.

"gak gitu juga kalik yang" balas aksa pada anggi

Don't Disappear, please! (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang