#26

1.9K 284 100
                                    

"Seriously Mark? Dah tu kau buat apa je? Tengok? " soal Yuta sarkastik, membuatkan Mark menjegilkan matanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Seriously Mark? Dah tu kau buat apa je? Tengok? " soal Yuta sarkastik, membuatkan Mark menjegilkan matanya.

"Aku tolong okay, aku belikan ubat, aku belikan pad, aku belikan coklat, aku tolong dia sekurang-kurangnya. "

Yuta mengangkat kedua belah bahunya. "Dahtu waktu Haerin dengan kau masetu, takkan kau tak experience benda ni? "

Mark mengeluh, menggelengkan kepalanya. "Maybe Donghyuck lebih tahu. "

Yuta hanya terdiam, memandang sekilas ke arah Mark. "Aku dah bagitahu kau semua benda kan? Aku cau lu-"

"Ehh Yuta hyung, sumpahlah cara ni je yang boleh redakan sakit dia? " soal Mark dengan tatapan ragu-ragu.

"Kau nampak macam aku menipu ke sekarang ni? " Yuta tayang wajahnya tanpa emosi.

"Uh, fine. " Mark menggulingkan biji matanya , seraya berjalan menuju ke pintu apartment bersama Yuta.

"Ingat pesan aku Mark. Kau ni bukan boleh percaya. "

"Tch, aku tahu apa yang aku buat. " ujar Mark, mendapat tawaan kecil dari Yuta.

"Apa-apalah. Jaga dia elok-elok. Cau. " setelah memastikan Yuta betul-betul sudah pergi, Mark menutup pintu rumahnya kembali.

"Yuta hyung macam tak tipu, tapi... Aish... Betul ke? " Mark menggigit lip ring nya, berjalan mundar-mandir di ruang tamu.

"Wah, kenapa kau nervous semacam ni, Mark Lee? " Mark mengeluh perlahan, melangkah menuju ke bilik Jaehwa.

Dia membuka pintu perlahan-lahan, melihat Jaehwa masih tertidur lena dengan selimut yang menutupi seluruh badannya kecuali mukanya.

"Dia tidur lagi... Lagipun dia nampak macam dah okay... " gumam Mark perlahan, melihat ke arah wajah Jaehwa sekilas.

"Tapi kenapa muka dia berkerut-kerut ?" Mark mendekati katil milik Jaehwa, membongkokkan badannya sedikit untuk melihat wajahnya dengan lebih jelas.

"Mark... " Jaehwa tiba-tiba bersuara perlahan, membuatkan Mark membulatkan matanya.

Baru sahaja Mark ingin mengangkat tubuhnya kembali, Jaehwa menarik pergelangan tangannya supaya mendekat, bibir Jaehwa berbisik sesuatu ke telinga Mark.

"Peluk... Boleh? " soal Jaehwa.

Mark meneguk liurnya perlahan, tidak pernah-pernah dia baring sekatil dengan perempuan, mampukah dia?

Mark berdehem perlahan kemudian menganggukkan kepalanya. Mark mengambil tempat di sebelah Jaehwa, menarik selimut sedikit supaya Jaehwa tidak kepanasan.

Jaehwa memeluk tubuh Mark erat, kehangatan tubuh Mark membuatkan dia tenang dan selesa.

Selalunya, Jaemin lah yang akan menjadi mangsa bantal peluknya, dan Jaemin memang faham tentang keadaan kembarnya hanya berserah diri.

cold. mlWhere stories live. Discover now