#29

1.8K 324 79
                                    

"Jaehwa? " suara Jaemin kedengaran, membuatkan Jaehwa hanya menggumam perlahan, kepalanya masih di dalam selimut

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Jaehwa? " suara Jaemin kedengaran, membuatkan Jaehwa hanya menggumam perlahan, kepalanya masih di dalam selimut.

Jaemin mengeluh perlahan, mendekati kembarnya itu dengan langkah yang perlahan.

"Sampai bila kau nak berkurung hm? " soal Jaemin, dia dudul di birai katil milik Jaehwa.

"Tak kacau kau pun kan kalau aku berkurung? " balas Jaehwa bersahaja.

Jaemin sedar, mungkin Jaehwa masih marah dengan apa yang jadi sekarang ni.

"Jaehwa. "

"Apa lagi? "

"Kau tak tahu kan, Taehyun dah mati? " persoalan Jaemin membuatkan Jaehwa terkelu.

"Jom lawat Taehyun. " ujar Jaemin, pantas membuat Jaehwa terkaku. Dia terus bangun dari pembaringan, menatap wajah Jaemin yang tampak muram itu.

"Kau tahu dia mati? " soal Jaehwa.

Jaemin mengangguk perlahan. "Aku tahu dari kawan dia. Eh, apa maksud kau- kau dah tahu dia mati? "

Jaehwa terdiam, dia menundukkan wajahnya, bermain dengan jarinya.

"Aku masih tak percaya yang Taehyun dah pergi tinggalkan aku. "

"Kalau lah malam tu aku tak telefon dia dan minta untuk berjumpa, benda ni tak akan jadi. " ujar Jaehwa, selimut digenggam kuat.

"Malam? " soal Jaemin bingung.

"Malam yang aku masih ada dengan diorang, aku desperate sangat nak keluar dan larikan diri tapi aku bodoh sebab called Taehyun, dia yang kena tembak... Depan mata aku-" Jaehwa tidak dapat menghabiskan kata-katanya, tangisannya terhambur.

Jaemin terus menarik Jaehwa ke dalam pelukannya, mengusap belakang kembarnya itu perlahan.

"Bukan salah kau, Jaehwa. "

"Salah aku Jaemin, salah aku, kau tak faham. Kau tak ada kat tempat kejadian, kau tak akan faham. " ujar Jaehwa tersedu sedan.

Jaemin mengetap bibirnya, terkilan sedikit. Terkilan kerana Jaehwa lebih mementingkan menelefon Taehyun berbanding dirinya, abang kandung merangkap kembar Jaehwa.

Dia tahu ini bukan masa yang sesuai untuk merasakan hal yang sedemikian rupa. Jadi dia hanya berdiam diri, hanya memendam rasa.

"Jom pergi lawat dia, okay? "

"Aku tak kuat-"

"Aku ada, aku teman kau. Kau boleh Jaehwa. Kau kena belajar untuk move on. " Jaemin mengelap air mata Jaehwa, tipulah hatinya tidak luluh melihat kembarnya menangis sebegini rupa.

Walaupun mereka seringkali bergaduh, namun masing-masing masih memahami antara satu sama lain.

Dan itulah penyebab mereka sangat rapat.

cold. mlWhere stories live. Discover now