05

2.1K 516 76
                                    

"Bang Asahi!" Jeongwoo yang melihat Asahi berjalan tertatih di depan gerbang langsung berlari untuk menghampiri Asahi.

Jeongwoo melihat begitu jelas baju Asahi yang basah karena dibanjiri keringat. Kulit Asahi dipenuhi ruam merah dan beberapa bagian kulitnya terbakar.

Jeongwoo terbelalak kaget saat merasakan sesuatu hawa aneh yang datang dari Asahi. "Bang?"

"Ssssh, minggir." Asahi berdesis, tangan kanannya meremas dada sebelah kirinya yang terasa sangat sakit.

Asahi membanting pintu kosan dan berjalan masuk ke dalam kamarnya. Aura kelam yang datang dari Asahi membuat Jaehyuk dan Doyoung yang sedang nobar kartun Upin Ipin mematung.

Jeongwoo berjalan masuk ke dalam kosan dengan wajah yang pucat. Garis wajah Jeongwoo menyiratkan suatu ketakutan. "Bang Sahi punya gigi taring!" heboh Jeongwoo.

Jaehyuk melempar bantal sofa ke wajah Jeongwoo, untung saja Jeongwoo memiliki naluri refleks yang kuat. Jeongwoo menggeser tubuhnya lima senti sebelum bantal itu mengenai wajahnya, sehingga bantal sofa yang dilempar Jaehyuk tak mengenai wajahnya. "Semua orang juga punya gigi taring bambang! Gimana si lo?

"Gigi taringnya beda!"

































"Mashi, udahan belom?" tanya Junkyu tak sabaran. "Gue gak mau sampe Doyoung sama Jaehyuk nyurigain kita lagi."

"Dikit lagi. Bantu nguburin dong," suruh Mashiho.

Junkyu mengangguk. Ia menggali tanah dengan tangan kosong, tak peduli jika tanah-tanah itu masuk ke dalam kukunya. Yang terpenting sekarang jangan sampai ada yang mencurigai dirinya dan Mashiho apalagi melihat keduanya melakukan hal yang tak waras.

"Kelamaan," ucap Mashiho yang membawa sekop dari dalam ruangan kecil di sekitar sana.

"Bilang kek kalau lo punya begituan," cibir Junkyu seraya menautkan kedua alisnya dan mengerucutkan bibirnya karena kesal.

"Lo gak nanya." Mashiho memberikan sekop itu kepada Junkyu sedangkan dirinya kembali pada aktivitasnya tadi untuk menutupi sesuatu yang terbaring di tanah dengan kain berwarna putih yang sudah berubah warna menjadi kekuning-kuningan.

Setelah Junkyu menggali lubang tanah dengan cukup dalam. Mashiho langsung menaruh sesuatu yang sudah dibalut oleh kain. Kemudian lubang itu ditutup oleh keduanya secara bersamaan.

Pisau yang sudah berlumuran darah ditancapkan oleh Mashiho di atas undakan tanah itu.

"Wah ngapain? Abis bunuh orang ya?" tanya seseorang yang tiba-tiba saja sudah berada di belakang Masiho dan Junkyu saat keduanya menengok ke belakang.

Mashiho dan Junkyu menelan salivanya. Junkyu sudah gelagapan menatap orang yang memakai topi hitamnya di hadapan mereka berdua. Mashiho hanya tenang saja agar tak dicurigai.

Di belakang mereka sudah ada Yoonbin yang sejak tadi memperhatikan mereka berdua dengan kedua tangan yang dimasukannya ke dalam saku celana. Seperti biasa, laki-laki itu selalu muncul tiba-tiba dan membuat terkejut.

"Gue bisa jelasin," ucap Masiho tak takut sama sekali.









































"Jawab gue, tadi lo ngapain ketawa-ketawa begitu di depan kamar Bang Hyunsuk?" tanya Jihoon yang kini berkacak pinggang dengan mata yang memelototi Haruto.

Tadi, Yedam mengadu padanya saat Haruto mengintip sebuah kamar rawat sambil tertawa, dan kebetulan saat itu Hyunsuk tak sadarkan diri lagi. Yedam curiga kalau Haruto sedang mengganggu Hyunsuk dengan menakut-nakuti teman tertuanya itu.

[1] Mistakes || TREASURE✔Where stories live. Discover now