25

1.6K 433 75
                                    

Operasi yang dijalani oleh Hyunsuk bisa dibilang tidak berjalan dengan lancar. Dokter bedah sudah berusaha sebaik mungkin. Beberapa jam yang lalu mereka sibuk berkutat dengan alat-alat medis, tetapi harapan mereka tak sesuai dengan ekspetasi. Kemungkinan Hyunsuk untuk bertahan hidup sangat kecil.

Jaehyuk, Haruto, Mashiho, Yedam, dan Yoonbin hanya bisa menatap tubuh Hyunsuk lewat jendela kaca yang menghubungkan koridor dengan ruangan itu. Tubuh Hyunsuk dipenuhi oleh selang-selang dan alat penunjang hidup. Kondisinya benar-benar memprihatinkan.

Mereka berlima saling terdiam, tak ada yang berusaha untuk berbicara dan mencairkan suasana. Mereka terlalu lelah hanya untuk membuka mulutnya.

Tidak ada Junkyu, Asahi, Doyoung, dan Jihoon. Entah sedang berada di mana mereka berempat. Sepengetahuan Mashiho, Haruto, dan Yedam, Junkyu berkata bahwa ia akan meluruskan permasalahan di masa lalunya dengan seseorang.

Yoonbin menghela napasnya dengan berat. Haruskah ia akhiri semuanya di sini? Tapi ia belum bisa mendapatkan alasan kenapa kejadian ini berlangsung. Apakah ia harus mempercepatnya?

Ponsel Mashiho berdering, memecah keheningan yang tengah terjadi. Tanpa menunggu ponselnya berdering lebih lama, laki-laki itu langsung mengangkatnya.

"Selamat malam Mashiho, saya rekan kerjanya Pak Jinhwan dalam perjalanan menuju kos kalian. Seperti bukti yang Anda serahkan dan dashcam mobil milik saksi, Doyoung benar-benar melakukan kejahatan itu." ucap orang yang berada di seberang telepon.

Mashiho mengangguk takzim walaupun orang yang menjadi lawan bicaranya tak bisa melihat gestur tubuhnya itu. Lantas, ia menutup panggilan tersebut tanpa berbicara sepatah kata pun.

Mashiho menyambar jaket hitam yang ia sampirkan pada sandaran kursi. Dengan langkah kaki yang lebar, ia berjalan ke arah mobilnya untuk pergi ke kosan.

Tahu dengan apa yang ingin dilakukan Mashiho, Yedam dan Haruto membututi laki-laki itu. Sementara Yoonbin dan Jaehyuk memilih untuk diam, menunggu Hyunsuk yang kini sedang berada di ambang kematian dan kehidupan.

"Sebentar lagi," ucap Yoonbin setengah bergumam.

Jaehyuk menautkan kedua alisnya. Ia mendengar ucapan Yoonbin tapi tidak tahu dengan maksud dari kalimat itu.

"Sebentar lagi apa?" tanya Jaehyuk penasaran. Suaranya terdengar parau. Sejak tadi ia menahan rasa sakit yang terus menghantam kepalanya. Bersamaan dengan rasa sakit yang menghampirinya, ia selalu melihat bayang-bayang Junghwan yang berdiri bersebelahan dengan orang misterius berjubah hitam.

"Pergi melintas, nyelesain masa lalu, dan mengubah masa depan," jawab Yoonbin dengan bola mata yang terlihat kosong.

Jaehyuk menghembuskan napasnya secara perlahan. Ia semakin pusing mendengar perkataan Yoonbin. Entah perkataan itu hanya sekedar bualan atau benar-benar akan dilakukan oleh Yoonbin. Jaehyuk memilih tidak ambil pusing, lagipula ada pertanyaan lain yang terus menggerayangi otaknya. Pertanyaan-pertanyaan itu mengacu pada Asahi, Junghwan, dan Yoshi.










































Junkyu menoleh ke arah Jihoon yang baru saja turun menuruni anak tangga menuju gudang.

Junkyu ingin berbicara empat mata dengan Jihoon, tak peduli jika nyawanya dijadikan taruhan.

"Bukan 'Hr' tapi 'jH' dan juga bukan Jaehyuk tapi Jihoon." Junkyu memperlihatkan ponsel milik Jeongwoo. Ia menyeringai dan tertawa kecil melihat wajah Jihoon yang berubah menjadi pias.

 Ia menyeringai dan tertawa kecil melihat wajah Jihoon yang berubah menjadi pias

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
[1] Mistakes || TREASURE✔Where stories live. Discover now