08

1.8K 458 35
                                    

Brak!

Hyunsuk menggebrak meja yang berada di depannya.

Kini semua penghuni kosan berada di ruang tengah dengan raut wajah yang terlihat tegang.

Junkyu tengah dipojokkan oleh mereka karena foto yang dikirim nomor tak dikenal ke ponsel Jaehyuk.

"Jawab Junkyu!" tegas Hyunsuk. Hyunsuk jarang sekali marah, namun sekalinya ia marah, semua orang akan ketakutan melihat raut tegas laki-laki itu.

"Sumpah gue gak habis ngapa-ngapain." Junkyu memperlihatkan jari telunjuk dan jari tengahnya yang sudah membentuk huruf V. "Ini pasti ulah peneror dan ngebuat gue jadi tuduhan lo semua!"

"Ekhem," deham seseorang yang tiba-tiba masuk ke ruangan mereka.

"Waktu itu, lo sama Mashiho ngapain di tanah lapang? Kayak abis bunuh sesuatu. Btw, itu benda yang ada di tangan lo netesin darah." Yoonbin melirik golok yang dipenuhi darah di tangan Junkyu. Darah tersebut menetes ke lantai dan membuat genangan darah. Junkyu ingin membersihkan golok itu, namun sejak tadi teman-temannya menyuruhnya untuk diam.

"Yoonbin?" Mashiho menatap Yoonbin tak percaya. Bagaimana bisa Yoonbin masuk ke dalam rumah ketika pintu depan kosan di kunci?

"Gue masuk lewat pintu belakang," ujar Yoonbin seakan tahu isi kepala Mashiho. "Tadi gue mau ketemu sama Asahi, tapi gak sengaja denger percakapan kalian."

"Harusnya lo minta izin buat masuk ke dalam," ucap Doyoung yang tengah bersidekap dada.

"Gue ketuk pintu gak ada yang denger." Yoonbin mengangkat kedua bahunya. Sejak tadi, laki-laki itu terus mengetuk pintu bahkan berteriak memanggil nama penghuni kosan satu persatu, tapi tak ada satupun yang membukakan pintu untuknya.

Junkyu merotasikan kedua bola matanya. Ia melangkahkan kakinya untuk menjauh dari teman-temannya yang kini mengajak bicara Mashiho untuk membuktikan kebenaran.

"Diem di situ, Kim Junkyu!" Jaehyuk menunjuk Junkyu dengan wajah yang tidak santai. Matanya memicing tajam ke arah Junkyu.

Jihoon menyenggol pergelangan tangan Jaehyuk sambil menggeleng. "Dia lebih tua dari lo."

"Gue gak peduli," sahut Jaehyuk.

Junkyu lagi-lagi menghela napasnya. "Gue gak abis ngapa-ngapain, cuma bantu-"

"Bantu apa? Bantu bunuh orang?" tanya Doyoung sarkas.

"Lo udah ketangkep basah, mendingan ngaku aja deh," lanjut Doyoung.

Yedam, Haruto, dan Jeongwoo diam saja sejak tadi. Mereka sama sekali tak berniat untuk menyahut.

Mashiho mengangkat tangannya dan menciptakan keheningan. Seluruh pasang mata mengarah ke arahnya.

"Gue cuma bunuh kucing."

"Gila! Lo bunuh kucing?!" ucap Haruto dan Jeongwoo bersamaan. Mereka berdua sempat berlirikan, setelah itu saling menatap sinis dan menjauh.

Mashiho mengangkat kedua alisnya dengan senyum tipis yang menghiasi wajahnya.

"Cuma kata lo? Sinting!" sahut Jihoon.

Mashiho menatap datar ke arah Jihoon.

"Kucing itu udah sekarat, Mashiho gak tega kalau liat kucing itu kesakitan. Jadi dia bunuh," ujar Junkyu membela Mashiho. "Gue yang bantu ngubur."

"Kucing sekarat itu dibawa ke rumah sakit hewan bukan dibunuh!" sewot Yedam. Akhirnya laki-laki itu angkat bicara.

"Jadi waktu itu lo berdua pas sore-sore gak jadi ke supermarket?" tanya Haruto.

[1] Mistakes || TREASURE✔Where stories live. Discover now