27 (END)

3.1K 512 103
                                    

Suasana hening kembali menyelimuti, hanya terdengar suara serangga yang bersembunyi di balik rerumputan.

Haruto menatap kosong ke arah undukan tanah baru yang menjadi tempat terakhir Hyunsuk untuk beristirahat.

Para pelayat sudah seluruhnya pulang ke rumah masing-masing, kecuali Haruto, Yedam, Mashiho, Yoonbin, Jaehyuk, dan kedua orangtua sambung Hyunsuk. Mereka hanya diam tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

Orangtua sambung Hyunsuk shock, putra satu-satunya telah berpulang tanpa kehadiran mereka di samping Hyunsuk saat laki-laki itu mengalami kritis.

Sebelumnya, sepasang suami-istri itu sudah dihubungi oleh pihak rumah sakit karena Hyunsuk mengalami kecelakaan parah, tetapi mereka belum sempat datang karena masih berada di luar negeri. Sungguh, penyesalan mereka tak berujung hingga hari ini. Kalau saja mereka segera pulang dan menjenguk Hyunsuk, pasti mereka dapat melihat putranya untuk terakhir kali.

Lagi-lagi, Mami sambung dari Hyunsuk menangis tersedu-sedu. Suami di sebelahnya memeluk erat wanita itu.

"Seandainya gue gak nyuruh Junghwan ngejalanin dare itu, pasti keadaan sekarang gak kayak begini," ucap Haruto dengan suara lirih. "Kita masih bisa kumpul-kumpul bareng lagi, ketawa bareng, nyanyi bareng ... dan ngelakuin hal-hal yang belum pernah kita lakuin." Senyum getir milik Haruto terukir di wajahnya.

Yedam menarik napasnya dalam-dalam dan berucap, "Di sini gak ada yang salah dan gak ada yang benar. Seharusnya kesalahan-kesalahan yang udah terjadi di masa lalu gak usah diungkit lagi. Kalau diungkit lagi bakal ngebuat permasalahan baru kayak begini. Alih-alih ikhlas, mereka malah ngebuat kesalahan baru."

Jaehyuk menundukkan kepalanya. Dadanya terasa sesak. Sedangkan kedua bahunya terasa amat berat seakan-akan ada beban berkilo-kilo di sana.

Sebuah decihan pelan keluar dari mulut Yoonbin. Ia bukan bermaksud mendecih karena suasana menyedihkan yang saat ini terjadi, ia mendecih karena ulah peneror yang dibicarakan oleh Yedam.

"Kita sekarang gimana?" tanya Haruto.

"Bang Yoonbin bilang, "Pergi melintas, nyelesain masa lalu, dan mengubah masa depan." Itu bakal kita lakuin abis ini," sahut Jaehyuk. Kepalanya kini sedikit mendongak untuk melihat langit biru.

"Maksudnya?" tanya Mashiho yang sejak tadi hanya diam. Kedua alisnya bertaut, tidak mengerti dengan ucapan Yoonbin yang dikatakan oleh Jaehyuk.

Yoonbin menepuk bahu Jaehyuk dan membuat laki-laki yang ditepuk olehnya itu menoleh padanya. "Udah ngerti maksud ucapan gue yang semalam?" tanya Yoonbin.

Tanpa ragu Jaehyuk mengangguk. "Itu kata-kata kiasan, 'kan?" Jaehyuk memastikan.

Yoonbin mengangkat kedua bahunya, senyumnya semakin melebar.

"Ada seseorang yang dari awal gak hadir tapi bakal hadir setelah ini," kata Yoonbin dengan suara yang pelan tetapi masih bisa didengar oleh keempat temannya.

Mashiho berdecak pelan. "Ck, lo kalau ngomong kenapa pake bahasa yang susah-susah si? 'Kan bisa ngomong pake bahasa yang gampang dimengerti. Gue gak ngerti maksud omongan lo apa."

"Tau lo, jangan bikin makin pusing deh," ujar Yedam.

"Hih? Mana Yedam yang genius? Biasanya lo paling bisa ngertiin kosakata yang gak gampang diketahui sama orang-orang," tutur Yoonbin.

Yedam merotasikan kedua bola matanya. "Pake nanya lagi, udah tau otak gue kepenuhan beban nih," kesal laki-laki itu.

"Mau mampir ke tempat lain gak?" tanya Mashiho mengalihkan topik. Tak enak jika mengobrol di area pemakaman seperti ini, apalagi mereka masih berada di dalam suasana duka.

[1] Mistakes || TREASURE✔Where stories live. Discover now