14

1.6K 457 59
                                    

Sudah hampir dua hari seisi kosan dipenuhi oleh keheningan. Mereka saling terdiam dan tak ada satupun yang mencoba untuk mencairkan suasana setelah pergi ke pemakaman Jeongwoo.

Polisi tak bisa menemukan siapa yang tega melakukan hal keji kepada Jeongwoo, mereka hampir menutup kasus ini, namun tak jadi. Ditambah lagi dengan desakan kedua orangtua Jeongwoo yang meminta agar kasus kemarin segera diselesaikan.

Kedua orangtua Jeongwoo tak terima putra bungsunya meninggal secara tragis. Kemarin, Ibu dari Jeongwoo datang ke kosan dan memarahi seisi kosan karena tak becus menjaga anaknya. Bahkan beliau menuntut seluruh penghuni kos ke jalur hukum, namun Ayah dari Jeongwoo menyuruh istrinya untuk bersabar dan berpikir positif. Pria itu memilih ikhlas alih-alih mengamuk dan membuat anak-anak lain disalahkan atas kepergian anaknya, bisa saja pembunuhan itu bukan karena ulah salah satu penghuni kos.

Asahi menatap sekitarnya yang tak seceria sebelumnya. Jujur saja, Asahi benci suasana sepi seperti ini.

Ia tak melihat lagi sekumpulan remaja berada di ruang tengah untuk bercengkrama dan berbagi cerita. Tak ada lagi suara ribut dari Jeongwoo dan guyonan yang dilontarkan okeh Yoshi.

Mood maker dan talkactive Jeongwoo telah pergi selamanya, begitu juga dengan Yoshi yang selalu memberikan perhatian besar kepada teman-temannya tanpa pilih kasih.

Asahi menghembuskan napasnya perlahan. Kedua kakinya mengarah ke kamar Yoshi.

Ia membuka kamar Yoshi yang sudah bersih tanpa ada jejak darah seperti dua hari sebelumnya.

Mata Asahi mengarah pada rak buku Yoshi dan terkunci pada salah satu buku bersampul coklat kemerahan.

Asahi mengambil buku itu dan menyibak cepat seluruh halaman. Ia mengernyit saat tak ada satu pun tulisan di buku tersebut.

"Palingan buku buat nulis," batinnya.

Ia duduk di tepi kasur Yoshi. Ruangan sedang yang dijadikan kamar itu tetap sama seperti biasanya, hanya saja nuansanya tak sehangat hari-hari sebelum kejadiaan naas menimpa mereka.

Merasa ada yang ganjal di tempatnya duduk. Asahi mulai meraba-raba bagian kasur yang semula diduduki olehnya.

Ia mengangkat sedikit kasur itu dan menemukan sebuah ponsel yang terasa tak begitu asing baginya.

Asahi mengernyit saat melihat wallpaper lockscreen ponsel itu adalah foto Jeongwoo bersama kesebelas teman-temannya.

Darah Asahi berdesir hebat, rasa rindu akan kebersamaan mereka semakin mencuat di dalam hatinya.

Asahi mengetikkan sebuah password pada ponsel Jeongwoo. Asahi tahu kode password yang melindungi ponsel Jeongwoo karena beberapa waktu yang lalu, ia sempat meminjam ponsel temannya itu untuk memesan makanan lewat aplikasi.

Asahi mengangkat salah satu sudut alisnya saat melihat tulisan Jeongwoo.

"Hamada Asahi! Gue cariin ke mana-mana taunya di sini. Paket lo udah nyampe, noh." Jaehyuk datang sambil berkacak pinggang. Laki-laki itu telah mengelilingi kosan bahkan datang ke seluk-beluk berbagai tempat yang ada di dalam kos untuk mencari Asahi. Setelah mencari ke berbagai tempat ternyata Asahi berada di kamar Yoshi.

Asahi berjalan ke luar kamar Yoshi tanpa mengucapkan sepatah kata pun kepada Jaehyuk.

Beberapa langkah Asahi berjalan, ia membalikkan badannya dan menatap sesaat kedua bola mata Jaehyuk. Aneh sekali, ada aroma aneh yang ke luar dari tubuh Jaehyuk. Aroma ini bukan bau badan dan bukan juga energi buruk atau bau-bau lainnya. Untuk pertama kalinya, Asahi bisa merasakan hal seperti itu.

[1] Mistakes || TREASURE✔Where stories live. Discover now