22

1.5K 435 20
                                    

Karena 2 hari terakhir aku sibuk nugas, aku bakal triple update buat hari ini😽

***

26 April 2008

Hyunsuk yang masih berusia 9 tahun saat itu, duduk meringkuk di pojok ruangan dengan wajah yang ditenggelamkan di antara kedua lutut. Ia menangis diam-diam dan berharap ada seseorang yang akan menolongnya saat ini.

Suara tongkat baseball yang bergesekan dengan lantai kayu terdengar mengerikan, sesekali senandung nyanyian yang keluar dari mulut seorang wanita terdengar.

"Hyunsuk, Hyunsuk, where are you?"

"Please say ... 'here I am, here I am. How do you do?'"

"Come here sweetie, I will kill you slowly."

Hyunsuk tetap memejamkan matanya, bahkan lebih rapat dari sebelumnya. Jantungnya berdebar sangat kencang setiap mendengar suara senandung yang terdengar bersamaan dengan suara heels. Suara itu menggema hingga ke seluruh ruangan.

Pintu ruangan yang semula terkunci dan membuat Hyunsuk terkurung di dalamnya, perlahan terbuka—menampilkan seorang wanita berambut hitam legam bergelombang sebatas bahu dengan wajah yang terlihat sangat lelah.

"Ternyata di sini, kenapa gak nyaut dipanggilin dari tadi?"

Wanita itu berjalan mendekati Hyunsuk dan mengelus lembut setiap inci wajah milik laki-laki itu, hingga akhirnya tangannya menyentuh dagu Hyunsuk dan mengangkat wajah anak laki-laki itu secara kasar.

Dengan sorot mata tajam dan senyuman yang terkesan mengintimidasi, ia mengeluarkan pisau dari jas yang dipakainya dan tanpa rasa kasihan, wanita itu menggoreskan pisau tersebut tepat di pipi Hyunsuk dan hampir mengenai mata.

"You're not my mom," lirih Hyunsuk sambil terisak.

"Seorang Ibu gak akan pernah menyakiti anaknya. Anda ... bukan Ibu saya." Hyunsuk menatap balik wanita di hadapannya, kali ini ia sudah menegarkan diri dan tidak ada satu pun air mata yang lolos dari pelupuk mata. Laki-laki itu menahan rasa sakit yang kini menjalar di wajahnya.

Sorot mata wanita itu melembut, pisau yang ada di tangannya terjatuh ke lantai karena tubuhnya melemas tiba-tiba. Ia tertawa miris. "Iya, benar. Gak ada satu pun ibu yang menyakiti anaknya."

Hyunsuk mendongakkan kepalanya dan menatap wanita itu dengan wajah pucatnya.

"Mungkin saya adalah ibu paling buruk di dunia ini karena telah melukai anaknya sendiri." Tangan wanita itu menyentuh luka memar dan luka goresan pada wajah dan lengan Hyunsuk.

"Kamu mau punya Ibu yang selalu ngasih kamu kasih sayang?" tanyanya.

Hyunsuk tetap menatap wajah wanita itu dengan penuh harap bahwa Ibu kandungnya itu merubah wataknya. Wanita itu selalu meluapkan emosinya kepada Hyunsuk setiap kali ia merasa kesal ataupun sedih.

Wanita itu berdiri dan menyeringai ke arah Hyunsuk. "Seberapa besar harapan kamu buat dapat kasih sayang dari saya? Seharusnya kamu gak usah terlalu banyak berharap karena nyatanya saya gak bisa ngelakuin itu ke anak yang udah ngancurin seluruh hidup saya. Saya benci saat saya mengandung kamu dan saya juga benci saat kamu hadir di kehidupan saya. Saya bahkan gak tau Ayah kamu siapa. Kamu sumber kesialan, Hyunsuk!"

Hyunsuk menunduk saat mendengar kalimat yang diucapkan oleh wanita itu, ia meremas ujung kaos bajunya.

"Saya juga gak mau dilahirin kayak begini, Bu! Saya benci ... saya benar-benar benci atas kehadiran saya di dunia ini."

[1] Mistakes || TREASURE✔Where stories live. Discover now