07

2K 504 57
                                    

Ssrrrt Srrrt

Suara goresan benda tajam yang terdengar ngilu membuat Yedam yang baru saja terpejam kembali terbangun. Ia merasa ada yang aneh saat mendengar suara goresan itu.

Yedam berjalan tanpa suara menuju pintu kamarnya untuk mengecek keadaan di luar lewat lubang kunci.

Tak ada yang aneh dari pandangan laki-laki itu sebelum akhirnya sebuah boneka yang ditemuinya di kotak tadi, berjalan dengan obeng yang berada di tangannya.

Sepertinya, boneka itu sudah berganti senjata.

Yedam membekap mulutnya sendiri, ia tak mau ketahuan jika dirinya sedang melihat boneka itu.

Boneka itu berhenti bergerak. Kepalanya mengarah ke pintu ruangan Yedam. Sial, kenapa boneka itu malah menatap kamarnya?

Setelah menatap kamar Yedam selama beberapa saat, boneka itu turun menuruni anak tangga tanpa melakukan sesuatu yang aneh pada Yedam.

Yedam kembali ke kasurnya dan mulai memejamkan matanya kembali. Tak ada yang perlu dikhawatirkan untuk saat ini. Keadaan saat ini jauh lebih baik dibandingkan keadaan sebelumnya saat Mashiho menggoreskan pisau pada lengan Haruto.

Semburat senyum tipis terlihat di wajah Yedam. Entah apa maksud senyumannya itu.





























Keringat dingin membasahi wajah dan seluruh tubuh Haruto. Di dalam mimpinya, ia terus terngiang-ngiang mengenai kejadian saat Mashiho sengaja menggoreskan pisau ke tangannya. Hanya saja di mimpi itu, Mashiho menggoresi pisau pada kulit Haruto dengan cara yang benar-benar sadis.

Bayangan Mashiho tiba-tiba saja menghilang dari mimpi Haruto. Kini tampilan mimpi dari laki-laki jangkung itu berpindah ke ruang waktu yang berbeda.

Di mimpi itu, Haruto seperti berada di dalam ruangan pengap berukuran 2×2 meter. Sekujur tubuh laki-laki itu dipenuhi oleh memar dan bercak darah yang berasal dari sekujur tubuhnya.

Bayangan seorang laki-laki muncul begitu saja dari arah pintu ruangan. Haruto tak bisa melihat jelas orang yang berada di hadapannya, tetapi ia bia mendengar jelas suara tak asing yang ke luar dari mulut laki-laki yang berada di ambang pintu.

"Harusnya lo waktu itu gak nyuruh dia pergi."

"Lo egois!"

"Lo yang harusnya mati, Haruto!"

"Orang kayak lo itu brengsek!"

Haruto bangkit dari tidurnya. Napas laki-laki itu tersengal. Kenapa mimpi itu harus hadir di saat-saat seperti ini?

Kedua telapak Haruto menutupi seluruh wajahnya. Ia menarik napasnya dalam-dalam. "Tenang, To. Itu cuma mimpi, lo gak bersalah," ucapnya pada dirinya sendiri.

Tiba-tiba saja seseorang mendekat ke arah kamar Haruto.

Haruto yang merasakan kehadiran orang itu langsung kembali menidurkan tubuhnya dan memejamkan mata dengan selimut yang menutupi seluruh wajahnya.

Pintu kamar Haruto terdengar terbuka, diikuti dengan kepala yang dicumbulkan dari daun pintu.

"Lo udah tidur?" tanya orang itu.

"Yah, padahal tadi gue mau ngajak lo main petak umpet. Tapi gak jadi deh."

Pintu kamar Haruto kembali tertutup.

Suara itu? Kenapa mirip dengan suara orang yang muncul di mimpinya tadi. Haruto juga mengenal dengan baik pemilik suara itu. Jangan bilang bahwa orang itu akan membunuh Haruto?


























[1] Mistakes || TREASURE✔Where stories live. Discover now