09

1.8K 462 36
                                    

Hyunsuk, Yedam, dan Haruto bersembunyi dibalik tembok dengan kepala yang menyembul—menatap Junkyu dengan kaos putihnya yang dipenuhi bercak-bercak darah. Laki-laki itu memberikan golok yang berada di tangannya kepada seseorang yang terlihat tak asing bagi Hyunsuk, Yedam, dan Haruto.

"Gue bakal bantu lo lagi," ucap Junkyu.

"Yakin lo, Jun? Ntar kalau yang lain tau gimana?"

"Yaelah santai aja. Mereka juga gak bakal ngerti beginian. Lo bebas nyuruh gue buat ngelukain atau ngebunuh apa lagi."

"Kalau bunuh Jihoon gimana. Lo benci 'kan sama dia? Ya walaupun di dimensi waktu sekarang."

Junkyu menyeringai. "Kenapa enggak? Gue bisa bunuh Jihoon dengan tangan gue sendiri. Dia mah urusan kecil. Otot doang gede, nyalinya secuil."

"Mantep dah sohib gue keren."

Hyunsuk mengepalkan kedua tangannya karena marah, begitu juga dengan Yedam dan Haruto. Mereka tak menyangka jika Junkyu yang kesehariannya selalu ceria itu berniat melakukan hal seburuk itu.

Hyunsuk yang emosi ingin segera menghampiri Junkyu, namun tangannya sudah terlebih dahulu dicekal oleh Yedam.

"Lepas, Dam!"

"Kalau lo nyamperin Bang Junkyu, lo mau jadi sasaran berikutnya?" tanya Yedam.

"Kita gak tau pasti kalau dia ngerancanain itu. Bisa jadi itu cuma bercanda, 'kan? Lagian juga Bang Hao gak mungkin tuh nyuruh Bang Junkyu buat bunuh Bang Jihoon beneran. Lo tau sendiri kalau Bang Hao itu baik banget sama kita," ujar Haruto.

"Semua orang gak bisa diliat dari cover-nya aja," ucap Yedam yang mendapat anggukan dari Hyunsuk.

"Gue tau. Tapi gue percaya sama mereka."

"Lo gak curiga sama Junkyu?" tanya Hyunsuk pada Haruto.

Haruto mengangkat kedua bahunya. "Gue percaya sama Bang Junkyu. Gue cuma gak percaya sama ...."

"Jeongwoo dan Bang Mashi," lanjut Haruto dengan wajah yang sulit diartikan.





















"Kok tiba-tiba ada darah? Ini juga kenapa ada nama Junghwan?!" tanya Jeongwoo dengan heboh. Tangan kanan laki-laki itu memukul-mukul lengan Doyoung.

"Lebay ah lo, Woo."

"Bukan lebay. Siapa si yang gak bakal merinding kalo tiba-tiba tulisan nongol sendiri di kertas, mana ada bercak-bercak darah gini." Jeongwoo menunjuk bercak-bercak darah yang berada di halaman pertama.

Jeongwoo merinding, laki-laki itu semakin mengikis jaraknya dengan Doyoung karena takut jika ada hal yang aneh muncul secara tiba-tiba.

"Kok lo santai banget? Lo ngerti isi buku ini?" tanya Jeongwoo.

Doyoung menggeleng dengan netra yang menatap seksama ke arah tulisan yang berada di halaman pertama.

"Translate judul bukunya, Woo." Doyoung memberikan ponselnya yang berada di saku celana.

Dengan segera, Jeongwoo membuka layar ponsel Doyoung dan mulai mencari arti tulisan itu di situs google. Namun layar ponselnya hanya menampilkan dinosaurus berwarna hitam dan tertera tulisan no connection.

"Gak ada sinyal."

"Pasti wifi belum dibayar sama Bang Hyunsuk nih," tebak Jeongwoo yang mendapatkan anggukan dari Doyoung.

Doyoung sempat membuka lembaran demi lembaran namun tak membaca isi buku itu karena bahasa yang tertulis di sana tidak diketahui olehnya dan juga Jeongwoo.

[1] Mistakes || TREASURE✔Where stories live. Discover now