3.1

12 4 0
                                    

.
.
.

Zamora tiba di rumah saat hari sudah mulai gelap, ia menundukkan wajahnya masih membayangkan perlakuan dewa padanya saat di rooftop, saat melewati anak tangga ia berpapasan dengan Gara yg hendak bergegas sembari membawa kunci mobil

Zamora mendongak, ia berusaha tetap mempertahankan senyumannya agar Gara tidak curiga apa yang telah terjadi padanya, karena kepiawaiannya dalam membaca pikiran seseorang

tiba-tiba sekujur tubuh Zamora kaku, ia berharap Gara bertanya padanya atau paling tidak memberikan senyuman pada Zamora, tapi Gara justru membuang muka seakan Zamora hanya angin yang berlalu

Hati Zamora mencelos begitu saja, ia tidak tahu apa yang terjadi tapi ia dapat melihat tatapan benci dari Gara, bahkan dirumah sekarang tidak ada siapapun kecuali dirinya

Zamora tiba di kamar, ia beralih menatap buku-buku miliknya, alih-alih mencari petunjuk tentang kejadian yang menimpa dirinya menemukan sebuah note ukuran standar sedikit berdebu karena sudah lama tak di sentuh

Dengan hati-hati Zamora membuka lembaran pertama,

Deg

'Aku Zamora, aurellya Stevano zamora, mom memanggilku Mora itu adalah panggilan kesayangan, dan dad juga memanggil ku demikian, aku bangga memiliki keluarga utuh dan yang sangat menyayangiku, aku sempat tenggelam saat usia lima tahun,

dad menyelamatkan ku tapi dad malah meninggalkan ku, sekarang mom menjadi tulang punggung untuk menyekolahkanku, hingga aku tinggal sendiri yang hanya di temani Lewy Body,

apa kalian pernah dengar istilah Lewy Bodies dementia? Itu adalah kealinan pada otak yang terjadi karena adanya penumpukan protein bernama lewy body pada sel saraf di bagian otak, dan menyerang bagian otak yang bertugas mengatur cara berpikir,daya ingat serta kemampuan motorik

Secara keseluruhan penyakit ini menyebabkan penurunan drastis mental pengidapnya, dan mengalami halusinasi visual yang menyebabkan gangguan dalam melihat seseorang atau sesuatu yang sebenarnya tidak ada.

dimana pengidap akan kehilangan semua memori ingatannya baik itu masa lalu ataupun orang-orang yang dikenalinya dan dia akan kembali dengan ingatan barunya'

Zamora meremas rok sekolahnya sembari menggigit bibir bawahnya untuk menahan air mata agar tidak tumpah, tapi butir-butir tetap memberontak untuk keluar ia menutup mulutnya sambil sesekali berteriak dalam tangisnya

Zamora hancur hatinya sakit mengetahui fakta ini, dalam benaknya ia selalu bertanya mengapa ia sering merasa sakit kepala bahkan sering melupakan mata pelajaran sekolah, ia juga sering mengeluh karena akhir-akhir ini kepalanya berdenyut hebat

"hiks, b-bagaimana mungkin aku cacat, aku bodoh, aku lemah, kenapa mereka menyembunyikan ini dari ku,"

Zamora kembali membuka lembaran berikutnya, bak perputaran film yang menayangkan kisah kehidupan dirinya sendiri Zamora berteriak menumpahkan kekecewaan hatinya ia membenci hidupnya sendiri, Zamora benci takdir hidupnya rasanya ingin sekali ia menjatuhkan dirinya dari gedung tinggi sekalipun hanya ingin menghindari rasa kekecewaan ini

Beberapa saat kemudian pintuu diketuk, itu Emily, dia ingin mengantarkan segelas susu untuk zamora, ia terkesiap lalu menuju toilet

"Emily, taruh saja di atas nakas, aku sedang membersihkan diri" alibinya

Emily tanpa rasa curiga memasuki kamar Zamora lalu meletakkannya di atas nakas, setelah emily pergi Zamora terduduk di lantai basah itu ia memegang kepalanya yang mulai merasa kesakitan, sakit.. bahkan sakitnya dua kali lipat

Zamora tidak peduli rasa sakit itu kian menderai, ia memaksakan dirinya untuk bangun dengan memegang dinding-dinding toilet, ia melewati pintu belakang sambil tertatih memegang kepalanya yang terasa  nyeri

Zamora terus berjalan di pinggiran kota, ia sesekali berhenti sejenak demi menetralkan rasa sakitnya, tak sedikit pasang mata yang melihat dirinya seperti orang yang tidak waras, Zamora melihat sekelilingnya banyak orang melihat dirinya sembari terus memegang kepalanya,

Ia terus berjalan sedikit hati-hati karena jika tidak ia bisa saja akan tumbang, tiba-tiba Zamora berhenti...

Tersenyum.. ya,, Zamora tersenyum dengan air mata yang membasahi pipinya, ia sampai di tempat tujuan dimana sebuah tempat yang kembali membuatnya bernostalgia, ia memilih duduk di antara pasir-pasir pantai untuk melihat ombak itu lebih dekat, bahkan rasanya Zamora ingin sekali di peluk oleh ombak itu karena saat ini tidak ada satupun yang bisa memeluk dirinya......

*****

Seminggu sudah berlalu Zamora tidak menunjukkan tanda-tanda ia ingin bersekolah yang ia lakukan setiap pagi adalah berangkat dengan alasan ingin sekolah tapi tak pernah sampai tujuan karena Zamora memilih menghabiskan waktu di luar sekolah

Jujur saja ada banyak alasan yang akan terus menyakitkan jika ia menginjakkan kakinya di sekolah, kalau boleh memilih kuat mental atau kuat fisik, Zamora lebih memilih kuat mental karena kuat fisik belum tentu kuat mental tapi jika kuat mental sudah pasti kuat fisik.

Zamora berjalan di bawah matahari sedang, seolah matahari tersebut sedang mengiringi perjalannya entah kemana yang terpenting berjalan bisa mengurangi sedikit depresi ringan dalam dirinya...

TBC....

LBD disease (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang