2.3

49 19 4
                                    

👀

____________

Hari berganti waktupun ikut berganti sudah terhitung 72 jam Zamora terbaring di rumah sakit dan hari ini ia sudah tidak sanggup berdiri karena bokongnya ia yakini sudah kempes karena terlalu lama dalam posisi itu

Setelah membersihkan diri dan berganti pakaian ia keluar dari toilet dan alangkah terkejutnya saat melihat seorang perempuan yang tidak ia kenali duduk santai di Brankar miliknya, satu buah apel di atas nakas telah di santap dan ponselnya yang tergeletak pun ternyata sudah berpindah tangan pada gadis itu

"Woi!" Bentaknya

Gadis itu menoleh "Zamora!" Ia berlari dan tanpa aba-aba memeluk Zamora yang sedang kebingungan

"Aku sangat merindukanmu, kau tau tanpa dirimu aku hanyalah serpihan benalu" ujarnya dengan nada yang menurut Zamora begitu lebat

"Aku tidak mengenalmu, menjauhlah" Zamora mendorong tubuh gadis itu

"Ck, aku flora teman sebangkumu"

Flora sudah mengetahui jawaban Zamora sikap gadis itu akan demikian karena kehilangan ingatan membuatnya tidak percaya dengan mudah

"Lihat" flora menunjukkan sebuah figura berukuran sedang yang terdapat figur indah di dalamnya

"Yang mengenakan kaos putih itu adalah aku, dan kau yang mengenakan baju merah di depanku"

"Yang mengenakan kaos putih itu adalah aku, dan kau yang mengenakan baju merah di depanku"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zamora berdecak kagum "Woah,, benarkah? Mengapa aku terlihat sangat cantik disana"

Flora mendengus "kau memang cantik, tapi aku lebih menarik" tawanya pecah melihat ekspresi menyebalkan Zamora

"Baiklah, sekarang kau percaya kan bahwa aku adalah sohibmu, dan sekarang aku ingin menuntut penjelasan mengapa kau tidak mengabariku tiga hari ini"

Flora menegakkan kepalanya seperti majikan yang meminta tagihan utang pada rekannya

"Aku saja baru mengetahui mu hari ini, dan belum pasti Gara bilang aku kehilangan ingatan karena tenggelam"

"Tenggelam?" beo flora

"Hm, dan aku sama sekali tidak mengingatnya tapi ada yang aneh"  Zamora meletakkan jari telunjuknya di bawah dagu

"Aneh? maksudmu"

"Kau tau pria yang bersama Gara?"

flora mengangguk antusias

"Aku penasaran dengannya"

Zamora berjalan ke depan dan memasang wajah Sok misterius nya

"kau tau, dia pernah hadir di mimpiku, dia juga tidak asing di mataku dan satu yang paling menonjol––"

"Apa itu?" Flora penasaran saat tiba-tiba Zamora menghentikan ucapannya

"Dia begitu misterius"

"Misterius?"

"Yaa" jawab Zamora cepat

"Aku yakin dia mengetahui penyebab mengapa aku kehilangan ingatan"

"Bukankah karena tenggelam?"

"Ya, maksudku dia lebih mengetahui detail nya"

Flora masih senantiasa mendengar cerita Zamora seperti bocah usia lima tahun yang mendengar cerita dongeng dari ibunya

Gadis itu menatap flora dengan tampang memohonnya ia mengedipkan matanya beberapa kali "apa kau ingin membantu sohibmu yang sedang kesusahan ini?"

flora terkekeh geli "Katakan saja"

"Aku akan mendekati pria itu dan kau cari tau informasi lebih lanjut dari Gara–"

"Aku yakin Gara menyembunyikan sesuatu dari ku" sambungnya

Flora mengangguk menyetujui usulan Zamora "tapi bagaimana caranya agar aku bisa mendekati saudaramu itu, dia menyebalkan"

Zamora terkekeh "memangnya apa yang dia lakukan?"

"Dia selalu menggodaku dan itu membuatku risih"

"Percayalah, dari sekian banyak perempuan yang mendekatinya kau satu-satunya yang dia goda"

"Benarkah?"

Zamora mengangguk "jadi bagaimana, kau akan membantu ku kan?"

Flora tersenyum "Tentu"

Zamora mengajukan jari kelingkingnya "ini bukti bahwa kau berjanji padaku, dan sebagai sahabat kau dilarang mengingkari karena akan terkena hukuman berdasarkan undang-undang persahabatan pasal 99 ayat 2 tentang penghianatan"

Flora terbahak "kau semakin gila setelah kehilangan ingatan"

"Aku tidak gila tapi kurang waras"

"Dasar sinting"

Setelah menautkan kedua jari kelingking mereka, suasana jadi harmonis saat keduanya tertawa lepas, zamora yang memasang ekspresi tertawa jelek membuat suasana hati flora begitu senang ia tidak menyangka Zamora yang dulunya sedikit tertutup kini mulai menunjukkan jati dirinya ia hanya berharap Zamora secepatnya pulih, begitulah kehidupan seperti rubik ada kalanya kehidupan mereka di acak-acak dan apabila di padukan akan menemukan keselarasan yang indah

Pintu ruangan terbuka menampakkan dua sosok yang tengah mereka perbincangkan sebelumya, kedatangan mereka membuat kedua gadis itu gelapan mereka saling menjauhkan diri lalu tersenyum kikuk

"Apa yang membuat kalian tertawa" tanya gara sedikit meneliti

Zamora yang di tatap pun mencoba untuk tetap santai sambil berpikir untuk memberi jawaban yang tidak mencurigakan
"Taman!" jawabnya cepat

"Ya,, flora ingin mengobrol denganmu di taman"

Sang empu pun gelagapan "a-apa yang kau katakan a–a–ku--"

"Dia bosan di ruangan bau obat-obatan ini jadi dia mengajakmu pergi ke taman" tungkas Zamora

"Seharusnya itu berlaku untukmu" koreksi gara

"aku? Tidak aku senang di ruangan obat-obatan ini" alibinya

Zamora memberi kode pada flora lewat kedipan matanya tapi gadis itu tampak tidak peka

"Baiklah jika kau memaksa, ayo!" Seru Gara menarik tangan flora lalu membawa gadis itu menuju taman

TBC

____________

LBD disease (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang