1.4

34 14 0
                                    

"Karena orang-orang  bahagia memiliki hati yang kuat"

'.'.'.'

'Kau sudah tau mawar itu berduri, namun kau tetap mengeggamnya

Kau sudah tau bahwa hujan itu akan membuatmu demam, namun kau senang bila rintiknya jatuh di kulitmu

Kau tau lumpur itu akan mengotorimu, namun kau bangga menginjak kubangnya

Begitulah...

Kau pun sudah tau dia jatuh hati pada yang lain, namun kau tetap jatuh hati padanya'


"Owhhhh begitu miris..!" Seru Rafa ketika ia membaca bait per-bait dari puisi yang di bacanya

"Jangan sampai aku di posisi orang bodoh itu" sambungnya lagi dan  sontak mengalihkan atensi gara dengan aktivitasnya yang tengah sibuk di alam bawah sadar

"Ck, bisakah kau berhenti mengoceh, kau menganggu mimpi indahku" bentak gara menatap tajam Rafa

Yang di tatap pun tampak nyengir kala ia tau karena telah membangunkan macan tidur

"Sorry Reflek" balas rafa menyengir yang membuat gara seketika mual melihat tingkah sok imut rafa

Ditempat lain

Di sebuah taman yang begitu indah, di selimuti pasir putih dan rerumputan ilalang yang sangat menawan untuk di pandang,  namun semua tiada Tara dengan apa yang ia pandang saat ini, tidak luput dari pandangan seorang lelaki yang kini menatap wajah gadis  cantik di sebelahnya

"Boleh aku bertanya sesuatu" tanya gadis itu menatap hazel indah milik lelaki di sampingnya

"Katakanlah" ujarnya begitu lembut

"Mengapa dunia seakan benci kepadaku?"

Dewa melihat gadis itu mencoba untuk tetap tersenyum

Namun pertanyaan gadis itu membuatnya mematung, apa yang gadis itu katakan, apakah ia berniat curhat kepadanya?

"Apa yang kau katakan zamora?" Tutur dewa bingung

Ya gadis yang bersama dewa saat ini adalah Zamora, entah mengapa Zamora yang ini begitu cantik dan tidak cerewet dibandingkan Zamora yang ia kenal sebagai gadis keras kepala dan cerewet

"Ah tidak, aku hanya ingin tau saja mengapa saat aku merasa sangat menderita, namun ada yang jauh menderita dibanding diriku" Zamora menunduk tak berani untuk menatap dewa yang kini menggenggam bahunya erat

"Sebegitu menderitakah dirimu Zamora? Hingga kau tak melihat orang-orang di sekeliling mu?"

Dewa melepaskan genggaman nya pada Zamora lalu lelaki itu beralih menatap ke depan

"Ya,, begitulah cara dunia mencoba menyadarkan para penghuninya agar tidak mudah berputus asa dengan menciptakan penderitaan lebih dari satu titik ke titik lainnya, agar mereka tau diluar sana banyak yang ingin mengambil alih posisi itu"  sambungnya lagi dengan tenang

Zamora menoleh saat dewa mengatakan kalimat demi kalimat itu ia berusaha mencerna semua ucapan dewa, tidak,, dirinya tidak berniat untuk putus asa, ia tidak mungkin meninggalkan semuanya sebelum ia menciptakan kebahagiaan untuk mereka semua

Ia hanya lelah ketika rasa sakit itu kian menghujam dirinya, rasa sakit yang seakan siap menelannya saat itu juga, rasa sakit yang amat luar biasa dan itu tidak bisa ia tahan, tidak bisa ia tolak tidak bisa ia hindari dan tidak bisa pula ia beritahu, cukup ini hanya akan menjadi rahasia untuk dirinya sendiri

LBD disease (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang