1.2

51 18 0
                                    

"selama hidupku, aku hanya ingin berbuat kebaikan"

Aurellya Stevano Zamora

Langit terlihat cerah ditemani awan-awan yang membingkai indahnya pemandangan langit siang menjelang sore di kota ini, sebuah senyuman kecil terpatri di bibir mungilnya sesekali ia pun bersenandung lewat earphone ditelinganya

ia membuka sebuah buku kecil berwarna gelap miliknya, membaca sekilas isi dari buku catatan yang ia miliki bertahun lamanya sampai saat ini, tidak dapat dipungkiri betapa berharganya buku itu baginya itu adalah alasan mengapa ia masih mampu bertahan hidup sampai saat ini

Suara klakson bus menghentikan aksinya yang tengah nikmat bersenandung, ia bergegas memasuki angkutan umum itu sebelum keramaian melanda dan benar saja saat ia menginjakkan kakinya di dalam bus, tidak ada satupun bangku kosong yg tersisa, dengan berat hati ia terpaksa harus berdiri menjelang tiba di sekolahnya ia kembali mengenakan earphone miliknya lalu sesekali ia bersenandung

Namun baru beberapa menit mendengar musik di telinganya tiba-tiba ia jatuh berlutut, saat seseorang dibelakang tak sengaja menabrak punggungnya, ia berusaha berdiri dengan bantuan seorang pria yang menabraknya barusan

Matanya membuka lebar saat melihat pria itu begitu tampan dimatanya, pria berperawakan tinggi, rahang kokoh, dengan hidung runcing itu mampu membuatnya tersihir beberapa detik dengan tatapan kosongnya

Yang ditatap pun kelihatan bingung sesekali pria itu mengibaskan tangannya diudara mencoba menyadarkan gadis itu dari pikiran kosongnya hingga akhirnya gadis itu tersadar membuat ia mengutuk dirinya sendiri

"Kau baik-baik saja?" Ucap pria itu dingin namun ada sedikit kalimat bersalah dalam ucapannya

"Aku- baik-baik saja" gadis itu mencoba untuk tidak gugup

"Baguslah" tuturnya tenang

"Apa kau bersekolah di hingschool Btr?"

Gadis itu senang karena pria itu bisa tahu nama sekolahnya, ia pikir pria itu pasti sudah mengenalinya
"benar, darimana kau mengetahui itu?"

"Seragam kita" ucap pria itu tenang seraya menunjuk seragam yang dikenakan gadis itu

Gadis itu hanya ber-oh ria mendengar ucapan dingin dari lelaki itu, ternyata ia salah tafsir pikirnya. Setelah itu tidak ada lagi percakapan antara keduanya, mereka memilih duduk berdiam diri dalam pikirannya masing2, setelah lelahnya berdiri akhirnya ia dapat menemukan Bangku kosong setelah penumpang terdahulu meninggalkan tempatnya

Ia nampak ragu untuk menanyakan hal ini, ia takut dikira lancang karena berani melakukan hal itu tapi dari pada membuatnya tidak tenang langsung saja ia ucapkan keinginan nya itu

"b-boleh aku mengetahui namamu?" Ucapnya ragu

Pria itu menoleh ke arah gadis itu, tanpa ekspresi ia menjawab

"Dewa Cakrawala"

Secepat mungkin gadis itu merogoh isi tasnya mencari sebuah buku catatan miliknya, sebelum ia melupakan nama pria itu selincah Mungkin ia mencatat nama lelaki itu di dalam bukunya

LBD disease (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang