3.5..

8 2 0
                                    

.

.

.

Dewa berdiri dari ambang pintu seiring dengan langkahnya yang mulai mendekati Zamora dan Cailey berada, tatapan begitu menghunus seakan ingin membunuh Cailey saat itu juga.

Tatapan yang pernah Zamora lihat, saat dimana lelaki itu kehilangan kendali, darah mulai menetes dari pelipis Zamora akibat dembutan keras yang Cailey lakukan padanya

Zamora tersenyum getir dibalik rasa sakit yang dirasakannya, lelaki angkuh sombong ialah definisi dewa baginya, untuk menyelamatkan dirinya dewa adalah penipu ulung.

Zamora menunduk mensejajarkan agar air mata tidak turun dari pelupuk matanya, jujur ia tidak ingin diselamatkan Dewa saat ini, jika bisa memilih ia ingin mati ditangan Cailey

Zamora belum siap jika harus berhadapan dengan keluarganya yang selama ini telah membuat hatinya hancur lebur.

Bugh....

Tanpa dewa sadari balok besar menghantam punggungnya, dua pria bertubuh kekar berdiri dibelakang dewa dan kembali melayangkan pukulan pada punggungnya

Tatapan Dewa tetap tak terlepas dari mata Zamora, seolah mengisyaratkan untuk tetap bertahan walau batin dan fisiknya benar-benar menyakitkan,

dewa bangkit dan melayangkan pukulannya pada satu pria dibelakang nya, kemudian ia memutar badan menendang tubuh pria yang satunya lagi, dewa meraih tangan kiri pria berkepala plontos itu dan memutarnya kebelakang lalu mendorongnya hingga membentur meja kayu hingga hancur

Tak sampai disitu ia kembali menindih pria yang kini terkapar dan memukulnya membabi buta, luapan, dan amarah ia salurkan melalui pukulan kerasnya

"Kau lihat, dia sangat emosional" Cailey berbisik tepat ditelinga Zamora

Kemudian Cailey mengeluarkan pistol dan menempelkan nya pelipis gadis itu, ia menekan pelatuk dan sontak membuat dewa berhenti dari aksinya

"Kau tau peluru ini bisa kapan saja menembus kepalanya" seraya menempel pistol dikepala Zamora

"Ku peringatan jangan lakukan itu, atau kau akan menyesal" ancam Dewa penuh dari sorot matanya

"Maka turuti semua perkataan ku"

Dewa mengangkat kedua tangannya ke udara kemudian Cailey memberi isyarat pada anak buahnya untuk menangani dewa,

"Kau akan menyaksikan nya cantik" ucap Cailey yang membuatku panik saat itu juga

Bugh...

Bugh..

Pukulan demi pukulan diterima Dewa, tak gentar sedikitpun dari sorot matanya yang terus menatap Zamora, baru kali ini ia melihat tatapan yang berbeda dari dewa, tatapan yang seolah pernah ia lewati bersama, tatapan yang menyiratkan rasa sakit seolah Dewa sedang berkata 'kita akan lewati ini bersama'

"Hentikan! Cailey kumohon hentikan" reflek Zamora berteriak walau begitu serak karena menahan tangis

Disana dewa tersenyum, yaa,, lelaki itu tersenyum disela-sela pukulan yang ia rasakan

LBD disease (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang