0.6

68 22 0
                                    

Kita tidak akan pernah tau apa isi hati seseorang, bisa jadi yang kau anggap tidak peduli padamu justru ialah yang paling peduli terhadapmu.

***

'Sebagian part ini mengandung bahasa kasar, bijak dan pintarlah dalam memilih dan memahami bacaan.'

___________  🌈 _____________

_________ 🌞  ___________

Sumpah serapah tak hentinya keluar dari mulut Zamora, ia sangat membenci laki-laki itu mulut pedasnya di tambah dengan tatapan datarnya membuat emosi titik didih darahnya membludak, ingin sekali ia menyumpal mulut pedas itu dengan sisa kotoran kadal, tapi itu berlebihan.

Dari pada berada pada satu atap dengan pria itu, lebih baik ia keluar mencari supermarket yang lain tanpa menghiraukan teriakan seseorang di belakangnya, hingga pada saat ia akan kembali mengendarai sepedanya, seseorang menarik lengannya keras dan menyuruhnya turun

Ia tersentak melihat siapa yang menarik lengannya

"lepas!" Perintahnya

"Dengarkan aku dulu, kau harus turun" titah dewa dan langsung ditepis oleh Zamora

"Untuk apa aku mendengarkan ocehan pedas dari mulutmu itu"

"Kau belum membayar apa yang kau bawa dari supermarket itu,dan kau di tuduh mencuri" tukas dewa melirik apa yang digenggam gadis itu saat ini

Ia merutuki kebodohannya, sungguh ia benar-benar lupa membayar apa yang diambilnya dari supermarket lantaran kesal terhadap lelaki di hadapannya saat ini, dan lihat bahkan lelaki brengsek itu tertawa melihat kebodohannya

"ternyata benar, kau memang bodoh" tawa itu cair keluar dari mulutnya, untuk sesaat Zamora terpaku melihat sebuah tawa yang keluar dari sifatnya yang dingin

Zamora tak mengindahkan ucapan dewa, ia kembali melangkah masuk ke supermarket untuk membayar semua yang ia bawa, sementara dewa masih berdiri diposisi yang sama seraya bergumam

"dasar gadis bodoh" dan lihat bagaimana Zamora akan melajukan sepedanya tadi saat gembok pada sepedanya belum ia lepas.

...

Zamora kembali mengayuh sepeda kesayangannya menuju rumah indah miliknya, jalanan perumahan komplek menuju rumahnya malam ini sangat sepi, padahal ini belum jam sepuluh malam orang-orang seakan sudah mengunci rumah mereka rapat

Jelas saja itu membuat Zamora bergidik ngeri dengan menelusuri jalanan kota sepi ini sendirian ditambah lagi kota ini banyak sekali orang jahat yang ia yakini pasti akan mencelakakan dirinya, dan benar saja saat ia tiba di lorong sepi terlihat seorang pria berbadan besar dengan ditemani dua temannya yang tak kalah berotot dan berbadan kekar menghampiri Zamora yang tiba-tiba menghentikan sepedanya

Ia reflek mundur saat tiga orang itu semakin mendekatinya, pikiran Zamora mulai melayang jauh, ia takut pria berbadan kekar ini akan berbuat jahat padanya, ia terus berdoa dalam hati dikirimkan seseorang untuk menyelamatkan dirinya, Zamora sangat was was saat salah satu dari mereka menyentuh lengannya

"mau kemana cantik? Sendirian saja"

"Jangan menyentuhku!" Sentak Zamora menepis tangan pria berkepala plontos itu

"Gak usah galak dong, kita kan cuman mau main" goda yang satunya lagi menyentuh dagu mungil Zamora

"Sudah kubilang jangan menyentuhku, dasar keparat!"

LBD disease (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang