3.8

11 3 0
                                    


Jika boleh meminta dewa hanya ingin salah satu wanita di dunia ini menjadi satu-satunya wanita yang ingin ia bahagiakan, dan wanita itu adalah Zamora....

Dahulu sekali, saat Dewa masih belum pandai mengendarai sepeda dirinya langsung ditawari balapan oleh anak tengil sebaya-nya saat itu, alih-alih mencapai garis finish dia lebih dulu menabrak pohon akibat di kerjai temannya, dewa mengutuk dirinya sendiri karena belum mahir tapi sudah sok-sokan mau ikut balapan

Saat itu mom mengobati luka Dewa di bagian lengan kirinya sambil berkata "jika belum mampu mengendarai sepeda setidaknya jangan mau di ajak balapan"

"Tapi kan aku penasaran bagaimana rasanya balapan mom" 

Dewa yang saat itu berusia enam tahun sedikit meringis karena terasa ngilu pada luka di lengan kirinya, tapi mom kembali berkata lembut,

"Pelan-pelan sayang, dengan kamu balapan seperti tadi tidak langsung membuatmu jadi pe-sepeda handal, pelajari teknik dan cari kesalahan-kesalahan yang mampu menggagalkan usahamu, bahkan Eddy merchx sebelum menjadi pembalap sepeda terbaik dunia, sudah mencicipi bagaimana rasanya terjatuh dan di cerca lawan, sebab cercaan dari lawan lah yang mampu membangkitkan usaha dengan hasil yang ia raih sampai menjadi legenda dalam dunia balap sepeda–

singkatnya tidak ada yang instan, bahkan mi instan pun juga butuh proses"

Karena memang masih terlalu belia atau dewa sendiri yang belum bisa memahami ucapan mom, yang hanya bisa menganggukkan kepalanya di sela-sela rasa kantuk yang menyerang

entah hanya perasaannya saja tapi dewa sadar ia tertidur dipelukan mom, bukan mimpi tapi kilasan masa lalu saat dewa dengan entengnya tertidur dipangkuan Alana padahal perempuan itu sedang memberi nasehat padanya.

Namun yang ia rasakan sekarang sangat berbeda demi apapun ini bukan mimpi rasa hangat menjalar ke seluruh tubuhnya, walau dalam keadaan mata tertutup dewa bisa merasakan hangat itu benar-benar membuatnya terasa sangat nyaman.

Karena demi tuhan Dewa merindukan pelukan ini, pelukan yang ia cari-cari selama ini. lebih tepatnya, pelukan yang telah raib dari hidupnya yang tak bisa ia raih.

Dewa memaksakan membuka matanya dan hal pertama yang ia rasakan adalah sekujur tubuhnya terasa kaku seperti mati rasa, tapi pandangannya jatuh pada lelaki paruh baya yang kini meneteskan air mata dihadapannya, matanya sayu seperti menyimpan amarah mulutnya sedikit gemetar seperti seseorang yang sedang kedinginan. sesekali lelaki itu menutup mulutnya agar tetap terlihat tegar

Tapi mau bagaimanapun ayah mana yang sanggup melihat putranya terbaring lemah di atas bangsal rumah sakit, itu hal yang sangat menyakitkan untuk seorang Dev Morath.

Dev berniat ingin pergi untuk menstabilkan dirinya namun sebuah tangan yang lemah menahan pergelangannya "sebentar saja pa, apa aku bisa mendapatkan rasa hangat itu lagi?"

Lemah, Dev benar-benar lemah dihadapan dewa. ia kembali mendekap putranya yang sudah terduduk itu sembari mengusap pelan punggungnya

"Maaf" lirih Dev

"Maaf membuatmu tumbuh dalam keadaan seperti ini, maaf membuatmu merasa tumbuh tanpa adanya kasih sayang, maaf karena tidak bisa menjaga ibumu, dan–

Terimakasih masih ingin menganggap ku seorang ayah walau aku sama sekali tidak pantas untuk itu"

Dibalik suasana yang mengharukan itu ada sepasang mata yang melihat dari luar ruangan, ia tertegun menyaksikan hal tersebut karena Dewa-nya telah kembali, sosok adik yang ia rindukan selama ini telah kembali dalam hidupnya

Sebab selama ini dua insan itu seperti saling menutup diri satu sama lain, Dev tidak benar-benar menbenci Dewa ia hanya belum bisa menerima fakta bahwa dewa terlahir dari rahim Alana istri kedua dari perempuan yang tidak dicintainya.

LBD disease (On Going)Where stories live. Discover now