🌚🌚
•
•
•
Flora dan zamora tengah asik duduk di kantin bersama dengan yang lainnya, ia seperti anak murid pada umumnya yang makan di kantin tanpa tahu resah di dalam jiwanya yang melanda, belum lagi ia harus selalu mengingatkan flora untuk selalu mengingat apa saja aktivitas yang baru saja mereka lakukan
Mereka memutuskan menuju ke kelas, ia bangkit dari duduknya lalu hendak melangkah ia berselisih dengan tiga orang yang sangat di kenalnya Rafa,gara, dan dewa, entah perasaan nya atau tidak, Dewa menatap nya intens tapi zamora tidak menghiraukan gadis itu sedikit mengulas senyum pada gara lalu melenggang pergi
"Dewa Cakrawala" flora bergumam membuat Zamora mendongak menatapnya
"Kau kenal?"
Flora mengangguk dan memperlihatkan buku catatannya yang tertera gambar dengan tulisan 'dewa' disana
"Dia tidak berguna untuk masuk ke dalam catatanmu"
Gadis itu mengangkat bahunya acuh tak mempedulikan sergahan Zamora
"Dia orang pertama yang masuk ke hatiku" ia menatap langit-langit koridor sambil tersenyum membayangkan wajah dewa
Zamora terkikik geli "Sinting"
"Kau tahu? Ini kali keduanya dia berbuat kesalahan kepadaku"
Zamora yang tadinya tak berniat mendengar celoteh flora namun kini ia terlihat antusias "kesalahan? Kesalahan apa?"
"Yang pertama–" flora menjeda, ia berbicara seperti sedang menceritakan dongeng pada anak usia lima tahun, bahkan suaranya juga di buat-buat seperti orang sedang bersedih
"Dia menabrakku lalu ia pula yang membantuku–"
"Dan yang kedua, dia telah membuatku jatuh sejatuh jatuhnya ke dasar jurang yang begitu dalam"
Zamora melotot "lalu bagaimana bisa kau masih hidup hingga sekarang?"
"Dia menjatuhkan ku ke dasar jurang di dalam hatiku karena tatapannya" sambung flora berucap tanpa dosa
Zamora menyosor kepala flora ia tidak tau apa yang dipikirkan temannya itu sampai tergila-gila kepada pria sialan itu
o0o
"Siapa gadis yang di samping Zamora Gar?" Rafa menatap punggung Zamora dan gadis itu yang mulai menjauh
"Zamora belum memperkenalkan nya padaku, jadi aku tidak tahu"
"Anak baru" dewa menyeruput caffucino miliknya
"Kau mengenalnya" tanya Rafa
"Hm"
"Kau tahu namanya?"
"Hm"
"Ck, kapan penyakit ice mu ini dimusnahkan" kutuk Rafa yang mulai kesal akan tingkah dewa yang menurutnya sok cool
"Flora" ucap dewa tiba-tiba
Rafa dan Gara saling lempar pandang ia paham betul ucapan dewa barusan mereka hanya bisa ber- oh, tak ingin menanggapinya lagi karena bagi mereka berbicara pada dewa bagaikan menunggu lucinta luna turun dari langit
o0o
Dewa,Gara,dan Rafa hari ini berkunjung ke kediaman Gara, tiga pria itu akan menghabiskan hari mereka di rumah Gara, biasanya mereka akan bermain bersama di Frat Rafa, namun beda cerita karena hari ini Dewa sendiri yang unjuk rasa untuk menghabiskan waktu mereka di rumah gara
Zamora turun dari tangga dengan menggunakan kaos putih kebesarannya dan celana pendek diatas lutut yang hampir tertutupi oleh kaosnya, ia ingin mengambil air untuk mengonsumsi obat kesehariannya, dari kejauhan ia dapat melihat tiga pria yang sangat dikenalnya tengah asik bermain PS di ruang tengahnya
Awalnya ia acuh karena lagi-lagi Dewa masih menatapnya, sejak di sekolah, sampai ke rumah pria itu senantiasa menatap dirinya, dan Zamora sekarang merasa terintimidasi "mengapa dia menatapku seperti itu?" Batin Zamora
Zamora melihat ke bawah ia baru sadar celananya begitu pendek, tapi apakah dia terlihat seksi dengan tubuh kurus tinggi seperti ini?
"Dasar pria mesum!" MakinyaIa kesal karena terpaksa harus melewati pria itu lagi untuk harus menuju kamarnya, jika tidak ia akan terus seperti diawasi "kenapa menatapku seperti itu?" Zamora mulai kesal, kini matanya tertuju pada dewa
Dewa berpura-pura bingung, ia merasa sama sekali tidak menatap gadis itu "aku?" Dewa menunjuk dirinya sendiri
Pria itu mengedikkan bahu "lihat celanamu"
Zamora melihat ke bawah, benar dugaannya pria ini mesum "a-apa yang kau lihat? Kau mes–"
"ada tiga pria di disini, kau harus bisa menjaga pakaianmu" ucap dewa santai
"Bukan urusanmu–"
"Di depan kakakmu mungkin bisa, tapi tidak dengan kami"
Dewa menunjuk dirinya dan rafa"T-tapi di sekolah kau juga menatapku" Zamora kini merasa wajahnya mulai memanas akibat malu
"Ck, dia tidak menatapmu Zamora, tapi menatap gadis yang bersamamu" kali ini Rafa yang menimpali
Zamora tidak dapat berbicara lagi, ia malu dan kesal, sudah jelas lelaki itu menatapnya dan dia bilang celananya pendek tidak mungkin, pria itu pasti menyembunyikan sesuatu
Zamora menaiki tangga dengan sedikit menghentakkan kakinya, ia kesal bahkan Gara pun tidak peduli karena asik dengan remot PS ditangannya
Dewa menatap punggung Zamora yang menghilang tertutup pintu kamarnya, sudut bibirnya terangkat menciptakan sesimpul kesenyuman
______
Jadafacer a.s Aurista Flora Albertyne
KAMU SEDANG MEMBACA
LBD disease (On Going)
Teen FictionAda yang lebih mengerikan dari kematian, yaitu putus harapan. Zamora penderita Lewy Bodies Dementia, tak punya harapan setelah hidupnya di klaim tak akan bertahan lama. Hidupnya pupus setelah mengetahui ia hidup di atas panggung sandiwara nya sendir...