3.0

16 2 0
                                    

"Ibumu meninggal karena penyakit itu Dewa bukan karena ayahmu atau lingga sekalipun!"

Plakk

Dewa memandang telapak tangannya yang tak percaya apa yang telah ia lakukan kepada gadis itu, rasa bersalah kembali menghampiri nya saat Zamora menatapnya dengan tatapan terluka

Gadis itu memegang pipinya yang memanas akibat tamparan keras dewa, sebegitu marahkah pria itu kepada dirinya, saat sebuah suara tamparan berbunyi nyaring di suasana sepi ini

Percaya atau tidaknya kini Zamora meraih pelan tangan dewa, ia tersenyum dengan air matanya yang mulai menetes, gadis itu meletakkan tangan dewa dipipi satunya yang belum terkena tamparan pria itu

"Tampar,, ayo lakukanlah, bukankah aku orang yang akan kau habisi karena telah mencampuri urusan pribadimu bukan? Itu prinsip mu benar kan? kalimat itu yang lingga katakan sebelum aku mengatakan hal ini padamu--"

"Kenapa kau diam, Apa aku salah bicara, Kau bahkan tidak peduli terhadap lingkungan, tidak peduli pada manusia, sekarang kau ingin mengatakan bahwa kau peduli pada ibumu dan keluargamu? Kau terlalu naif dewa!" 

Dewa menarik paksa tangannya dari wajah Zamora namun gadis itu dapat menahan tangan itu

"Tampar aku dewa tampar, lakukanlah karena aku orang yang berani-beraninya memasuki kehidupan mu lakukan dewa!--"

"Stop bitch!" Potong dewa

"Kau melakukan ini hanya demi pria brengsek bernama lingga itu? You are stupid, kau rendahan Zamora! Sejauh apapun kau bertindak aku tidak akan memaafkan kedua pria itu kau mengerti!"

Dewa melangkah lebar meninggalkan lokasi roftop dengan tersisa Zamora yang masih mematung di tempatnya, kata-kata yang dilontarkan dewa sangat menusuk hatinya

Tubuhnya meluruh diiringi Isak tangisnya yang tak terdengar

"Bitch? Apa kalimat kotor itu pantas berlaku untukku? Rendahan?"

Zamora tertawa pilu di tengah Isak tangisnya, dewa yang ia kenal, ah bahkan mereka tak kenal begitu dekat, telah berubah mungkin itu adalah sisi dewa yang sebenarnya, menyesal? Tentu Zamora tidak menyesal sama sekali

Ia tidak pernah ragu mengungkapkan kalimat yang menurut nya sangat benar, percayalah tak sepantasnya dewa menyia-nyiakan kasih sayang lingga kepadanya.

Brakkk

Pintu utama terbuka paksa oleh seseorang yang kini berjalan cepat menyusuri rumah untuk mencari sosok yang dibencinya, seragam sekolah yang ia kenakan telah berantakan dengan tangannya yang mengepal hebat seakan siap menghantam orang yang dimaksud saat itu juga

Lingga, pria itu kini tengah berada dikamarnya lantai dua, dengan menatap tingginya gedung-gedung sembari menyeduh teh hangat nya, tiba-tiba tersentak saat dewa datang tanpa aba-aba pria itu menghantam sudut bibirnya hingga mengeluarkan darah

"Fuck! Inikah yang kau maksud ingin mengakhiri pertikaian dengan memanfaatkan gadis itu hah!"

Bugh..

Bugh..

Belum sempat menjawab lingga sudah terhuyung akibat pukulan keras dewa, pria itu tengah dikuasai emosi tanpa henti memukul saudaranya sendiri

"Karena ulahmu aku membuat kesalahan pada gadis itu, keparat! Aku akan menghabismu!"

Dewa membanting tubuh lingga ke meja yang menyebabkan meja itu hancur seketika, pria itu juga tanpa henti menghantam, tanpa mendapatkan perlawanan

"Aku tidak memanfaatkan siapapun" ujar lingga

"Bukankah kau tertarik pada gadis itu? Sejak kapan kau peduli pada seseorang sepertinya--"

"Brengsek!"

Bugh..

Brak..

"Peduli atau tidaknya itu bukan urusanmu, kau tau sendiri apa yang akan aku lakukan kepada mereka yang berani memasuki kehidupan ku, lalu mengapa kau memanfaatkan gadis itu sialan!"

Lingga yang kini berada di bawah dewa menyunggingkan senyum diantara gigi-giginya yang berdarah "aku tidak memanfaatkan siapapun, kita lihat seberapa berpengaruhnya gadis itu pada dirimu" 

Dewa merapikan kerah baju lingga yang hampir robek akibanya, kemudian pria itu menarik sudut bibir menciptakan sebuah senyuman iblis disertai matanya yang memerah seperti darah

"lihat apa yang akan aku lakukan pada gadis itu, bukankah kau tertarik kepadanya?"

Lingga tersentak pria itu kini berdiri dan menatap mata elang itu "jika kau menyentuh seinci saja kuku gadis itu atau bahkan mematahkan batang hidungnya, aku tidak akan diam ditempat dewa!"

Tak luput dari senyumannya dewa melangkah pergi meninggalkan ruangan lingga namun sebuah fakta mengejutkan dirinya

"Zamora,, bukankah gadis itu yang menyelamatkanmu saat kau tenggelam sebelas tahun yang lalu? Dan kau akan menghabisinya hanya karena sebuah privasi? Kau sombong dewa! Kau pikir nyawa manusia ada ditanganmu hah!"

Dewa berbalik lalu mencengkram kerah lingga "aku sudah membalas budinya lingga, aku lah yang menyelamatkan gadis itu saat tenggelam dan berakhir dengan kehilangan ingatannya"

"Dia kehilangan ayahnya saat menyelamatkan putrinya, kaulah yang telah membunuh ayahnya dewa, kau egois selalu mementingkan dirimu sendiri sialan!"

Bugh..

Bukan lagi pukulan dari dewa, namun lingga lah yang melayangkan pukulannya, persetan berurusan dengan orang yang tak ingin disalahkan seperti dewa membuatnya muak

Tak ingin diam dewa membalas pukulan lingga lebih keras, begitupun lingga, kini keduanya saling adu pukul seakan tak akan ada habisnya, tak akan ada hentinya kedua saudaranya itu saling menghantam satu sama lain tanpa ada yang menghentikan seolah siap untuk saling menghabisi....

TBC

__________________

Well... Menyukai orang-orang yang menghargai, jangan lupa vote ya gaes






LBD disease (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang