2.8

7 5 1
                                    

Zamora berjalan gontai menuju kamar Gardenia, sesekali ia melirik disekitarnya mencari keberadaan wanita itu namun nihil tidak ada seorangpun dikamar itu, sebuah figura berwarna abu tua menarik perhatiannya ia menghampiri figura itu tertera lah gambar ia dan Gardenia yang menggunakan pose imut

Kemudian ia membuka laci nakas untuk kembali mencari fotonya namun ia malah menemukan gambar usang yang menampilkan foto tiga orang remaja SMA

"Siapa ini?" Gumamnya

Saat ia akan membalik gambar itu sebuah suara menghentikan aksinya "Zamora, apa yang kau lakukan disini?"

Gadis itu berbalik melihat gara yang masih berdiri di ambang pintu "aku menemukan foto ini"

Gara mengambil foto itu dan melihatnya seksama "siapa ini?" Tanyanya

"Aku tidak tahu"

Gara mengernyit "aku seperti pernah melihat wanita ini"

Gara menunjuk seorang wanita yang mengenakan seragam SMA berambut hitam pendek, "dimana kau melihatnya?" Tanya Zamora

"Aku lupa"

"Lihat ada tulisan dibelakangnya"

Gara membalikkan foto itu ia sedikit terkejut dengan cepat merubah ekspresi nya seperti biasa "ada apa?" Tanya Zamora

Gara menggelang "tidak apa-apa, kau melihat papa siang ini?"

"Aku belum melihatnya, hmmm. Mungkin di kamar"

Gara mengangguk "baiklah aku akan kesana"

Sepeninggalan Gara, Zamora masih menatap punggung saudaranya itu, ia masih mengingat perubahan ekspresi gara saat membaca tulisan di belakang foto itu yang menjadi pertanyaan adalah siapa tiga remaja di foto tersebut....

Brakk

Gara mengebrak meja kerja Verlic yang masih senantiasa menatap berkas kerjanya

"Apa kau akan terus diam seperti ini?"

Gara masih curiga apa yang terjadi antara hubungan Gardenia dan Verlic yang sebenarnya, terlebih ia menemukan sebuah foto yang entah hanya perasaannya saja wanita yang bernama Stevanie itu mirip dengannya

"Katakan siapa wanita yang bernama Stevanie ini pa!"

Verlic mendongak ekspresinya masih sama ia melihat amarah di kedua mata putranya, rahang gara juga menggebu terlihat bahwa Gara sedang menahan amarah

"Dia ibumu" ujar Verlic setenang mungkin

DEG

"Dia meninggal setelah 15 menit melahirkan mu"

Gara merasakan sebuah bongkahan besar mencekik lehernya sehingga sulit untuknya mengucapkan sepatah katapun

"Dan Zamora, dia bukanlah saudara kandungmu"

Bukan ini kenyataan yang Gara harapkan, bukan ini ekspektasi yang ia inginkan, mengapa Kenyataan selalu membuat hatinya teriris, jika itu benar apakah Gara akan sanggup menerima nya, berarti selama ini ia hidup tanpa seorang ibu

"Lalu mengapa kau menyembunyikan ini semua dariku, mengapa kau mengatakan bahwa Gardenia adalah ibuku, mengapa kau tidak jujur bahwa selama ini aku hidup tanpa seorang ibu!"

Amarah Gara membuatnya berteriak mukra di depan Verlic, dan rasa sesak di dada mulai menggerogoti nya

"Karena saat kau melihat Gardenia, kau seperti melihat seorang ibu pada dirinya––"

"Dia berjanji akan merawatmu layaknya anak kandung, aku kalut saat ibumu meninggalkanku, aku larut bekerja dan Gardenia datang untuk merawatmu, terlebih saat Zamora datang kau sangat tulus menyayangi nya"

Gara tersenyum hambar "akui saja jika kau tidak ingin menerimaku karena aku terlahir tanpa keinginanmu!"

"Gara!"  Verlic menatap murka

"Kenapa? Bukankah ibuku tak lebih dari seorang jalang dimatamu?"

"Jaga ucapanmu!, Aku jelas sangat menghormati ibumu––"

"Menghormati hanya untuk bertanggung jawab! Kau pria brengsek kau pecundang, aku menyesal mengakui bahwa kau adalah ayahku"

"Gara!, Kau tidak mengetahui apapun, jangan berasumsi sendiri"

Gara berdencih "kau pikir aku tidak mengetahui sandiwara kalian berdua selama ini? Aku diam karena masih mencari tahu kebenarannya dan aku ingin kau sendiri yang megakuinya tapi kau--"

"Karena aku tidak ingin menyakitimu Gara!" Balas Verlic cepat

"Aku melihat kebahagiaan dikedua matamu saat kedatangan Gardenia dan Zamora dikehidupan kita, kau menyayangi Zamora seperti adik kandung mu sendiri, mana mungkin aku bisa menyakiti hatimu"

Gara menatap Verlic tanpa ekspresi "tapi kau membuat ku hidup diatas kebohongan"

Verlic berjalan menghampiri Gara, ia mencengkram kedua bahu putranya itu "maaf kan aku, sebagai seorang ayah hanya ini yang bisa ku lakukan untukmu, aku tidak ingin kehilangan orang berharga didalam hidupku untuk kedua kalinya--"

"Gara, maafkan papa,,, aku melakukan semua ini karena aku tidak ingin mengecewakan putra ku sendiri, tolong mengerti lah"

Gara mengangguk paham airmatanya meluruh saat itu juga "aku akan berusaha memaafkanmu, tapi aku tidak melupakan apa yang telah kau perbuat pada ibuku"

Gara berlalu setelah mengucapkan kalimatnya, namun sebuah suara mengintruksinya "Rahasiakan ini dari Zamora"

"Kenapa? Apakah dia dan aku adalah korban? Cukup, aku tidak akan membuatnya hidup diatas kebohongan--"

"Dia sedang dalam masa pemulihan Gara, apa yang akan terjadi saat dia mengetahui tentang ini?"

Gara berjalan menghampiri Verlic, ia menatap kedua mata hazel itu, tak dapat dipungkiri gara adalah sosok orang yang sangat peka terhadap keadaan "aku melihat keanehan dimatamu"

"dokter bilang jangan mengganggu pikirannya saat ini, itu akan memicu kesehatan nya" Alibinya

Gara tersenyum sinis, ia dapat melihat air muka Verlic begitu membingungkan, Verlic menyembunyikan sesuatu namun Gara tak berniat ingin mengetahui nya sekarang

Gara melangkah kan kakinya menuju pintu utama, yang ia inginkan saat ini hanyalah menenangkan diri namun hal yang pilu kembali datang saat ia berpapasan dengan Gardenia

seolah luka yang diterimanya oleh Verlic terbuka kembali saat hanya melihat wajah wanita itu

Ia membuang muka saat Gardenia tersenyum tulus padanya "Mau joging sayang? Hati-hati dijalan, jangan mengendarai mobil saat kau sedang tidak fokus"

"Apa pedulimu"

Gardenia tersentak saat mendengar suara ketus Gara, ia juga melihat mata putranya itu memerah, ia menangkup wajah putranya itu "apa yang terjadi padamu, apakah ada menyakitimu Gar?"

Gara mengehentakkan tangan Gardenia, ia juga mencengkram tangan Gardenia "kalian lah yang menyakiti ku"

Gara melenggang meninggalkan Gardenia yang masih terpaku ditempatnya, punggungnya bergetar diiringi Isak tangisnya yang mulai terdengar

"Maafkan mom Gar" lirihnya pelan

TBC.

___________

LBD disease (On Going)Where stories live. Discover now