Episode 07

14.4K 1.1K 38
                                    

Happy reading...

---o0o---

Jimin, Yugyeom dan Mingyu tertawa terbahak-bahak mendengar cerita Jungkook. Saat ini mereka ada di UKS. Setelah membaringkan Jungkook di ranjang kecil ruang UKS, ketiganya duduk menunggu rasa sakit Jungkook mereda.

Mereka diam saja, bukan tak ingin membantu, mereka hanya tak tau harus berbuat apa. Jika itunya sakit, kan tidak ada obatnya. Jadilah mereka diam di tempat duduk sambil bermain ponsel.

Setelah sedikit mereda, Jungkook menceritakan kejadian tadi pada sahabatnya. Lalu terjadilah aksi menertawakan kesialan sang sahabat.

Lucu sekali. Pria cantik itu memang hebat karena berani melawan Jungkook. Bahkan menendang are pribadinya. Belum ada satu pun orang yang berani bertindak seperti itu kepada Jungkook. Namun dia? Sungguh patut untuk diacungi jempol!

"Aku sangat salut dengan keberanian pria itu! Hahaha," tawa Jimin.

"Hahaha. Benar, Jim! Pria itu berani melawan, menampar, mengumpat di depan orangnya langsung, menolak Jungkook secara mentah-mentah. Lebih parahnya lagi, dia berani menendang alat kelamin Jungkook! Aku saja yang menjadi sahabatnya selama bertahun-tahun tak seberani itu. Tapi dia-- HAHAHA!!"

Tawa Mingyu yang terdengar kencang, seolah dia bahagia melihat penderitaan sahabatnya itu. Jungkook mendengus keras-keras. Sahabat tak tau di untung memang! Dia lagi sakit bukannya dihibur atau apa, ini malah diejek habis-habisan.

"Bisa kalian diam? Telingaku panas mendengarkan tawa jelek kalian!" sinis Jungkook dengan pandangan datar.

"Diam, kawan. Suasana hati Jungkook sedang buruk karena ditolak untuk pertama kalinya dalam hidup," ejek Yugyeom.

"Haha, iya, iya benar! Duhh, perutku sakit sekali menertawakan Jungkook!" kata Jimin.

Ketiga pria tampan itu bertos ria. Puas sekali rasanya menistakan Jungkook seperti ini. Kapan lagi, ya kan?

"Tertawa sepuas kalian. Aku jamin ini terakhir kalinya kalian bisa ketawa lepas seperti ini!!"

Pfft...

Ketiganya menutup rapat mulut masing-masing. Berusaha menahan tawanya yang siap meledak lagi.

"Ambilkan tasku!" perintah Jungkook datar.

"Ambil saja sendiri!" kata Mingyu setelah berhasil menahan tawanya tadi.

"Aku tidak bisa bangun, bodoh! Milikku masih ngilu! Masih terasa sakitnya!" ketus Jungkook.

"Memang rasanya bagaimana, Kook? Sakit sekali ya?" tanya Yugyeom penasaran.

"Iya, Kook. Aku juga penasaran bagaimana rasanya. Apa sangat sekali?" sahut Jimin.

"Aku juga penasaran. Tadi sewaktu kau kesakitan, aku jadi ikut merasakan sakitnya," timpal Mingyu.

Jungkook memutar bola matanya jengah. Ketiga sahabat begonya ini benar-benar membuatnya geram.

"Kalian ingin tau?" jawab Jungkook pada ketiga orang tersebut.

Mereka mengangguk kompak.

"Dari pada hanya bertanya, bukankah lebih baik kalian ikut merasakannya secara langsung? Ya, supaya kalian tidak penasaran lagi. Bagaimana? Mau?" kata Jungkook dengan senyum misterius.

"Ha?" cengo ketiganya.

"Jim, mendekat ke sini. Aku akan memberitahu bagaimana rasanya," ujar Jungkook melambai ke arah Jimin, memintanya untuk sedikit mendekat.

Tanpa rasa curiga Jimin mendekat ke ranjang di mana Jungkook berbaring. Ia berdiri di ranjang Jungkook.

"Ap---"

You Are Mine [End] Where stories live. Discover now