Episode 42

7.2K 723 66
                                    

Happy reading...

---o0o---

Tiga hari kemudian...

Taehyung memandang kosong ke arah jendela. Kedua tangannya menggenggam boneka berbentuk hati berwarna merah. Itu adalah boneka kesayangan Taehyung. Ia menamai boneka itu dengan nama Tata.


Tiga hari lalu Taehyung sadar dari pingsannya. Ia sempat menangis histeris dikarenakan traumanya kambuh hingga melemparkan semua barang yang ada di kamarnya saat melihat orang.

Suho, Yoongi, Jaemin dan Hoseok (kekasih Suho) sempat kewalahan menangani Taehyung. Beruntung ada Jungkook yang datang tepat waktu dan bisa menangani Taehyung. Meskipun ia harus merelakan keningnya kena lemparan barang dari Taehyung. Hingga membenjol. Untungnya benda itu tidak mengenai luka di bahunya.

Namun demi Taehyung, ia rela keningnya terluka. Karena menurutnya ini tak seberapa dari apa yang Taehyung rasakan. Setelah Jungkook berhasil memeluk tubuh Taehyung dan menenangkannya. Akhirnya Taehyung mau beristirahat kembali. Namun hanya dengan Jungkook saja. Tidak mau dengan yang lain, meski itu kakak kandungnya sekalipun.

Semenjak saat itu Jungkook memutuskan untuk tidur di rumah Taehyung untuk sementara waktu. Ia akan merawat Taehyung.

Ceklek.

Pintu terbuka menampilkan Jungkook dengan nampan berisi bubur dan segelas air putih, serta beberapa bungkus obat. Jungkook menutup pintunya dan melangkah menuju ke ranjang Taehyung. Ia meletakkan nampan itu ke atas nakas.

Jungkook mencium pelipis Taehyung. Itu sudah menjadi kebiasaannya sejak tiga hari yang lalu. Setelah itu ia duduk di sebelah Taehyung.

"Bagaimana kabarmu, Sayang?" tanya Jungkook lembut.

Seperti biasa, tidak ada jawaban apapun dari Taehyung. Jungkook sudah biasa akan hal itu.

"Ayo makan buburnya lalu minum obatnya, ya?" kata Jungkook pada Taehyung yang masih diam.

Meskipun Taehyung mau bertemu dengan Jungkook. Namun pria manis itu masih enggan bersuara atau berbicara dengannya. Jungkook memaklumi kondisi Taehyung. Ia mengambil mangkuk berisi bubur itu lalu menyuapi Taehyung.

"Ayo buka mulutnya," ucap Jungkook.

Taehyung melirik sekilas ke arah Jungkook. Lalu kembali memandang ke depan. Dengan perlahan Taehyung membuka mulutnya. Jungkook tersenyum dan memasukan sesendok bubur itu ke dalam mulut Taehyung.


Beberapa menit kemudian bubur itu telah habis. Tinggal meminum obatnya saja.

"Obatnya diminum ya?" bujuk Jungkook.

Taehyung menutup rapat bibirnya. Ia tidak suka minum obat. Pahit. Jungkook membuang napas kasar. Selalu seperti ini. Taehyung sangat susah jika disuruh minum obat. Mau marah, tetapi keadaan Taehyung sedang tidak baik.

"Sayang, diminum ya? Kamu mau sakit terus? Apa kamu tidak merasa kasihan denganku, Kak Suho, dan teman-temanmu yang lain? Mereka terus mengkhawatirkan keadaanmu, sayang."

Taehyung masih memandang kosong ke depan. Tak berniat menoleh, bergerak atau bahkan berkedip pun tidak. Jungkook mendesah lelah. Ia sedih melihat keadaan Taehyung seperti ini.

"Ya sudah jika kamu tidak ingin, aku tidak akan memaksamu," ucap Jungkook berdiri.

"Aku keluar dulu."

Jungkook meletakan mangkuk kotor itu ke nampan. Ia akan berjalan, tapi tangannya dipegang oleh tangan dingin Taehyung.

Jungkook menoleh ke arah Taehyung. "Ada apa?" tanyanya lembut.

Taehyung menatap Jungkook lalu beralih menatap sebungkus obat dan kembali menatap Jungkook. Jungkook mengerti arti tatapan itu. Ia tersenyum kecil dan kembali duduk.

"Mau minum obat?" tawar Jungkook.

Taehyung mengangguk pelan. Tak perlu menunggu waktu yang lama, Jungkook segera membuka bungkus obat itu dan memberikannya kepada Taehyung. Taehyung meminum obat itu dengan sekali tegakan dengan bantuan air putih.

Cup.


Jungkook mencium pipi kanan Taehyung, lalu berbisik kecil. "Good boy."

Taehyung hanya menatap polos Jungkook yang baru saja mencium pipinya. Tak lama kemudian dia ikut membalas mengecup pipi kiri Jungkook.

Jungkook mematung saat tiba-tiba Taehyung mengecup pipinya. Ia merasakan aliran darahnya berdesir hebat. Jangan lupakan jantungnya yang seakan-akan mau lepas dari tempatnya berada. Belum lagi pipinya yang memerah samar.

Masih dengan keterjutannya Jungkook menatap Taehyung yang tetap memandangnya polos. 

"Tae i- itu...?"

"I- itu a- adalah u- ucapan te- terima kasih dariku untukmu, Ju- Jungkook," sela Taehyung dengan suara pelan dan sedikit terbata.

Setelah tiga hari Taehyung tak mengeluarkan suara. Hari ini ia mendengar suara Taehyung lagi?! Jungkook menarik tubuh Taehyung ke dalam pelukannya.

"Tae, aku sangat merindukan suaramu," ucap Jungkook memberikan kecupan kupu-kupu ke kepala Taehyung.

"Be- benarkah?" tanya Taehyung yang terlihat nyaman dalam pelukan Jungkook.

"Tentu saja! Apalagi senyumanmu."

Taehyung berkedip-kedip di dalam dekapan Jungkook. Kemudian dia sedikit melonggarkan pelukan Jungkook. Ia mendongak menatap Jungkook yang sedang menunduk.

"Ka- kalau begitu..."

Jungkook menanti kelanjutan ucapan Taehyung. "A- aku akan te- tersenyum untukmu."

Taehyung memberikan senyum yang tak terlihat sejak tiga hari lalu. Box smilenya yang terlihat sangat manis di mata Jungkook. Ia bahkan tak sempat berkedip.

"Jung! Ju- Jungkook!"

"Ah, ya?"

Jungkook tersentak saat Taehyung berteriak memanggil namanya.

"Kamu kenapa melamun?" tanya Taehyung memiringkan sedikit kepalanya.
 
"Tidak. Aku hanya ingin menikmati senyum indahmu saja," kata Jungkook tersenyum gemas.

Pipi Taehyung bersemu merah. "A- aku jadi malu," cicitnya.

Jungkook tertawa kecil melihat wajah malu-malu Taehyung. Ia senang sekarang karena Taehyungnya sudah kembali seperti biasa. Dia mau bicara dan tersenyum padanya.

Bersambung...

Jangan tanya Jaehyun dimana. Dia lagi break sementara, wkwk.

You Are Mine [End] Where stories live. Discover now