Episode 34

7.4K 745 58
                                    

Happy reading...

---o0o---

Sifat manja Jungkook sedang kambuh, itu membuat Taehyung jengkel. Jengkel sebab Jungkook tak membiarkannya bergerak sedikitpun. Kepala pria tampan itu ditidurkan ke paha Taehyung. Lalu wajahnya menghadap ke perut pria manis tersebut. Sedangkan tangannya melingkari pinggang Taehyung dengan erat.

"Jung, lepaskan dulu ya? Aku ingin---"

"Tidak mau! Kamu mau kemana? Mau meninggalkanku?!" potong Jungkook mendongak menatap wajah Taehyung dengan tatapan tajamnya.

Taehyung menghela napasnya. Sejak tadi dia sudah berusaha membujuk Jungkook agar mau melepaskan pelukan itu. Tetapi Jungkook tetap tidak mau melepasnya. Masalahnya dia itu kebelet pipis! Jungkook malah tidak mau mengerti sama sekali!

"Jawab! Kenapa kamu diam aaja?! Apa jangan-jangan kamu memang mau meninggalkanku ya?!" tuduh Jungkook.

"Tidak, Jung. Aku hanya ingin ke kamar mandi sebentar," ucap Taehyung dengan suara lembut, walau dalam hati tengah menahan umpatannya. Jika tak ingat perkataan Mingyu saat di toko tadi, Taehyung tak mungkin mau seperti ini.

"Aku ikut ya?" pinta Jungkook kembali jinak.

"Ikut? Ikut ke mana?" tanya Taehyung bingung.

"Ke kamar mandi."

"Buat apa kamu ikut? Kamar mandinya kan ada di situ," tunjuk Taehyung ke pintu berwarna putih pojok kanan.

"Maksudku, aku ikut kamu masuk ke kamar mandi," jelas Jungkook memasang wajah polos.

"Apa?!"

"Ikut masuk ke kamar mandi."

"Tidak!" Taehyung menggeleng tegas. Apa Jungkook gila?

"Kenapa?" tanya Jungkook murung.

"Karena tidak bisa," jawab Taehyung asal.

"Ya, tapi kenapa tidak bisa?" tanya Jungkook lagi.

Taehyung memejamkan matanya. Kenapa? Kenapa dia bilang?! Jungkook pura-pura bego apa gimana si?! Dia sudah kegerahan, dan makin gerah karena berusaha menahan marah dan kesalnya agar tidak kelepasan membentak Jungkook.

"Tae, aku ikut ya~" ucap Jungkook memelas.

"Tidak!"

"Ya sudah kalau aku tidak boleh ikut, kamu juga tidak boleh ke kamar mandi!" Jungkook kembali menenggelamkan wajahnya ke perut datar Taehyung yang tertutupi oleh kaos.

Kesabaran Taehyung sudah habis. Dia benar-benar kebelet pipis!!! Ini sudah diujung! Tapi kenapa Jungkook tak mengerti?! Dikira enak apa nahan pipis seperti ini?!

"Jangan manja deh! Aku hanyak sebentar saja, Jungkook! Ini benar-benar tidak bisa ditahan lagi! Tolong mengertilah!!" bentak Taehyung tanpa sadar.

Ia melupakan larangan Mingyu untuk tak membentak Jungkook. Apalagi kalau sifat manjanya sedang kambuh ditambah saat ini Jungkook sedang sakit. Moodnya naik turun. Meskipun Jungkook kasar dan suka membentak, tapi kalau dibentak balik dia tidak suka. Terlebih lagi oleh orang yang disayanginya.

Jungkook yang dibentak hanya diam. Tak bergerak sedikitpun. Wajahnya masih tenggelam di perut Taehyung. Taehyung jadi merasa bersalah telah membentak Jungkook.

"Jung, a- aku minta maaf, ta---"

Jungkook bangun dari tidurnya. Dia duduk membelakangi Taehyung.

"Jung--"

"Katanya mau ke kamar mandi," ujar Jungkook datar.

"Kam--"

"Cepat pergi sana! Sebelum aku berubah pikiran!"

Taehyung menghela napas, ia bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah kamar mandi. Bodo amat deh mau Jungkook marah atau tidak, itu biar jadi urusan belakangan. Yang penting urusannya yang ini selesai.

Jungkook memandang tajam pintu kamar mandi yang baru saja tertutup. Rasanya ia ingin menghancurkan pintu itu.

"Dasar kamar mandi pengganggu! Gara-gara Taehyungie ke kamar mandi, aku jadi dibentak-bentak!" gerutu Jungkook.

"Mana panas lagi! Papa memang benar-benar ya. Kejam!" Jungkook mengelap keringatnya. Dia tadi juga melihat keringat Taehyung.

Jungkook bangkit dari duduknya dan berjalan ke arah balkon. Di dalam kamarnya panas sekali, tetapi kalau di luar pasti sejuk kena angin. Jungkook menutup matanya menikmati angin yang berhembus menerpa wajah serta tubuhnya yang penuh keringat.

Taehyung yang baru selesai dari kamar mandi mengernyitkan dahinya kala tak melihat Jungkook. Dia mengedarkan pandangannya, kemudian matanya berhenti di balkon kamar, ternyata Jungkook ada di sana. Ia langkahkan kakinya, lalu berhenti di samping Jungkook yang masih memejamkan matanya. Ia amati wajah tampan Jungkook.

Aku akui Jungkook sangat tampan. Tidak heran jika dia dipuja-puja oleh banyak wanita dan pria manis. Sayang sekali, sifatnya sangat aku benci. Entah aku harus bersyukur atau tidak karena bisa membuat pria sekeras Jungkook luluh, batin Taehyung yang tanpa sadar menatap Jungkook cukup lama.

"Aku tahu wajahku memang sangat tampan. Tapi biasa saja kalau ingin menikmatinya. Bagaimana jika aku salah tingkah? Kau ingin bertanggung jawab hm?" tanya Jungkook membuka matanya.

Taehyung tersentak kaget. Dia tak sadar kalau mengamati wajah Jungkook terlalu dalam hingga mendekatkan wajahnya sendiri. Muka Taehyung terasa memanas. Ia segera mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Ja- jangan terlalu percaya diri! Memangnya siapa yang melihat wajahmu? Dan a- asal kamu tahu saja, wajahmu itu biasa saja! Masih lebih tampan wajahku!"

Taehyung menjawab dengan ketus. Jungkook tertawa, kekesalannya tadi lenyap begitu saja saat melihat wajah imut Taehyung.

"Kenapa tertawa?! Tidak ada yang lucu, ya!" Taehyung berucap masih dengan nada yang ketus.

Jungkook menghentikan tawanya, dia menggigit pipi dalamnya gemas melihat wajah kesal Taehyung. Dia menarik Taehyung, lalu mencium pipi gembulnya dan memeluknya dari samping dengan gemas.

"Lepaskan!" kata Taehyung memberontak.

"Tidak mau," balas Jungkook mengeratkan pelukannya.

Taehyung mendengus kesal, diapun diam, tak lagi memberontak dalam pelukan Jungkook. Jungkook tersenyum tipis, dia merubah pelukan itu agar lebih nyaman lagi. Posisinya sekarang Jungkook di belakang Taehyung, dan Taehyung di depan Jungkook, dengan punggung yang menyandar pada dada bidang milik pria tampan itu. Sedangkan Jungkook, kepalanya ia taruh di atas kepala Taehyung.

"Tae," panggil Jungkook.

"Hmm?" dehem Taehyung. Ia merasa nyaman dipeluk oleh Jungkook seperti ini.

"I love you," bisik Jungkook.

Taehyung tidak menjawab apapun. Dia bingung mau menjawab seperti apa. Tak mungkin dia menjawab 'I love you too' itu sama saja dia berbohong kepada Jungkook. Karena dia memang belum mencintai pria itu.

Jungkook tersenyum tipis saat tak mendengar balasan dari Taehyung. Dia paham bahwa pria dalam dekapannya ini masih belum mencintainya.

"Tidak dijawab juga tidak apa-apa. Aku tahu kamu masih belum mencintaiku. Meski begitu, aku akan tetap menunggumu hingga mencintaiku juga, Taehyung."

Jungkook berkata seolah mengetahui kebimbangan Taehyung. Taehyung berbalik menatap Jungkook yang juga menatapnya lembut. Dia baru melihat sisi baru Jungkook. Meskipun pria itu memaksanya untuk menjadi miliknya, tetapi Jungkook tak memaksakan perasaannya untuk membalas cintanya. Dia malah memilih menunggu dirinya hingga mencintai pria itu.

"Jika memang kamu tidak bisa mencintaiku juga tidak masalah. Asalkan kamu selalu ada di sisiku, itu sudah cukup untukku," lanjut Jungkook tersenyum kecil.

Taehyung langsung memeluk tubuh Jungkook. "Aku akan berusaha membuka hatiku untukmu, Jungkook," ujar Taehyung dalam pelukan Jungkook.

Jungkook terkejut, tapi kemudian tersenyum lebar. "Kamu serius?" tanyanya memastikan.

Taehyung mengangguk dan tersenyum kecil. Jungkook memeluk Taehyung tak kalah erat. Mereka menghabiskan hari itu dengan bercanda bersama. Menikmati hari membahagiakan ini ditemani oleh semilir angin.

Bersambung...

You Are Mine [End] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang