Episode 27

7.6K 807 69
                                    

Happy reading...

---o0o---

Taehyung menghentikan langkahnya saat tiba-tiba seorang pria paruh baya datang dan memukul Jungkook.

Dia adalah Sehun, Papa Jungkook. Dia memukul Jungkook sebelum anaknya memukul Eunwoo yang sudah tidak berdaya. Dia menatap tajam sang anak yang jatuh tersungkur akibat pukulannya tadi.


"Ikut Papa!" kata Sehun menarik tangan Jungkook untuk berdiri.

Sebelum berjalan dia menatap ke arah ketiga sahabat Jungkook yang baru sampai.

"Kalian urus pria muda ini. Bawa ke Rumah Sakit!" perintah Sehun tegas dan diangguki oleh ketiganya.

"Baik, Om," balas mereka kompak.

Kemudian mata Sehun melirik sekilas ke arah Taehyung yang berdiri tak jauh darinya. Setelah itu dia berpaling lagi dan menyeret tangan Jungkook untuk membawanya pulang.

Semua murid menyingkir memberi jalan kepada pemilik sekolah ini. Sampai di parkiran Sehun menyuruh Jungkook masuk ke dalam mobilnya.

"Masuk!" suruh Sehun dingin.

Jungkook menurut, dia masuk ke dalam mobil dan disusul oleh Sehun. Mobil itu pun pergi meninggalkan halaman sekolah.

Wajah Sehun sangat dingin, dengan urat leher yang menonjol, kentara sekali menahan amarah. Sedangkan Jungkook sendiri diam menatap lurus ke depan. Dia sudah tau apa yang akan ayahnya lakukan saat pulang nanti.


Pasti memarahinya habis-habisan, dan juga mengancamnya. Meski pun Sehun terlihat memanjakan Jungkook, tapi jika anaknya membuat kesalahan ia tak akan tinggal diam. Dia akan memberi pelajaran yang setimpal pada sang anak, tapi bukan dengan cara memukulnya.

Tidak. Sehun tak pernah bermain tangan kepada Jungkook. Kecuali tadi, jika dia tak memukul Jungkook, anak itu pasti tidak akan berhenti. Jungkook yang marah seperti orang kesetanan, tak mudah menyadarkan anaknya dari amarah tersebut.

Sesampainya di Mansion Jeon, Sehun menyuruh Jungkook masuk. Ia berjalan lebih dulu, Jungkook mengekor di belakang.

"Duduk!" kata Sehun sembari mendudukkan diri di single sofa.

Jungkook duduk di hadapan sang Papa yang memasang wajah dingin. Dia menundukkan kepalanya enggan menatap wajah sang Papa yang masih terlihat marah.

"Tau apa kesalahan kamu?" tanya Sehun dingin.

Jungkook menjawab dengan anggukan kepala kecil.

"Ingat apa yang Papa pernah bilang?" tanyanya lagi.

Jungkook kembali mengangguk sebagai jawaban.

"Coba ulangi apa yang pernah Papa ucapkan dulu," perintah Sehun menyandarkan punggungnya ke sofa.

Glup.

"Papa akan memberikan apapun yang Jungkook inginkan, asalkan Jungkook tidak membuat masalah apapun lagi. Baik diluar maupun di sekolah. Jika Jungkook melanggarnya, Papa akan mengambil apa yang pernah Papa berikan kepada Jungkook," jawab Jungkook menunduk dengan suara semakin melirih di akhir kalimat.

"So?"

Jungkook mendongak, menatap bingung sang Papa.

"Jadi?" ulang Jungkook.

"Jadi, Papa harus ngambil yang pernah Papa berikan ke kamu, kan?" jelas Sehun.

Jungkook hanya diam. Apa papanya akan mencabut fasilitasnya, lagi? Tidak! Itu tidak boleh! Dia tidak bisa hidup tanpa fasilitas mewahnya! Cukup dulu saja saat dia ketahuan balapan liar, dan papanya mencabut fasilitasnya selama satu bulan.

Sungguh, itu adalah hal terberat bagi Jungkook. Berangkat ke sekolah tanpa mobil atau motor sport kesayangannya. Bahkan uang saku yang berada di atas 20 juta sehari menjadi turun, tak lebih dari 1 juta! Tidak! Itu adalah mimpi terburuk untuknya.

Jungkook menggeleng kencang memikirkan kejadian beberapa bulan yang lalu. Ia menatap papanya. "Papa tidak berpikir untuk mencabut fasilitas Jungkook lagi, kan?" tanya Jungkook hati-hati.

Sehun mengangkat bahunya. "Maybe yes and maybe no."

"Pa, Jungkook mohon jangan mencabut fasilitas Jungkook lagi. Jungkook janji tidak akan membuat masalah lagi! Ini terakhir kalinya, beri Jungkook satu kesempatan lagi. Please, Papa."

Jungkook memasang raut wajah memelas. Ia juga mengangkat kedua jarinya membentuk tanda peace sebagai bentuk perdamaian.

Sehun hanya menatap datar sang anak. Beberapa detik selanjutnya dia menyeringai. Sepertinya dia punya cara lain yang akan membuat Jungkook takut mendengarnya.

"Maaf, son. Kesalahan tetap kesalahan! Kali ini Papa tidak akan memberi kamu kesempatan lagi! Fasilitas kamu mulai hari ini Papa cabut, selama 2 bulan kamu tidak boleh menggunakan apapun yang berkaitan dengan kemewahan!"

Jungkook melotot, spontan dia menggeleng dan bergerak ribut untuk mendekat ke arah Sehun.

"Jangan dong, Pa~ Jungkook tidak bisa hidup tanpa fasilitas~" rengek Jungkook.

"Itu bukan urusan Papa," jawabnya acuh sambil bersedekap dada. Dia melirik wajah sang anak yang kini terlihat kesal dan sedikit cemberut.

"Tapi karena kamu anak kesayangan Papa. Mungkin Papa bisa berpikir ulang untuk menarik fasilitas kamu."

Mata Jungkook langsung berbinar cerah.

"Benarkah, Pa?" tanyanya memastikan.

"Benar." Sehun mengangguk.

Jungkook tersenyum senang, ia tau Papanya itu tidak akan tega menyiksa seperti hari lalu. Buktinya ia merengek sedikit saja Papanya langsung luluh. Tiba-tiba ia merasa bangga dengan dirinya. Namun senyumnya berganti menjadi raut bingung saat mendengar kalimat selanjutnya dari sang Papa.

"Tapi ada ganti yang harus kamu bayar."

"Ganti? Apa gantinya?" Tiba-tiba saja perasaannya berubah tidak enak.

Sehun bangkit dari duduknya dan berdiri dengan kedua tangan yang di masukkan ke dalam sakunya. Jungkook ikut berdiri di belakang sang Papa.

"Sebagai gantinya, Taehyung akan Papa jauhkan dari kamu. Bagaimana? Deal?"

Bersambung...

You Are Mine [End] Where stories live. Discover now