" Ketika aku meninggal, jangan datang ke pemakamanku, karena saat kau menangis, aku sudah tidak bisa lagi mengusap air matamu." - [Name] [Surname]
Bakugo terperangah tentang apa yang dilihat nya. Sang yang Quirkless bisa mempunyai kekuatan seperti ini? Mustahil!
" Mengapa bisa begini?!" Teriaknya lalu berlari ke arah Midoriya
" Kora! Cepat jelaskan kepadaku! Deku!"
[Name] mengambil pasir yang ada dikantong nya membentuknya seperti tali lalu dilempar ke arah Bakugo untuk menahan si bocah pemarah.
" Apa apaan? Pasir ini sangat keras" Ucap Bakugo
" Ya, ada serat karbon dan kawat besi yang dicampur pada pasir itu." Jelas [Name] dengan muka datar
" Astaga. Berhentilah membuat kita berdua menggunakan bakat kita terus menerus." Ucap Aizawa
" Aku mempunyai penyakit mata" Jelas Aizawa kembali mengaktifkan Quirknya
" Padahal itu bakat yang luar biasa." Ucap [Name]
" Jangan membuang waktu! Berikutnya, bersiap!" Lanjut Aizawa
' Baru baru ini dia hanyalah batu yang tidak mencolok. Jelas dia hanya seonggok batu yang tidak mencolok di pinggir jalan!' Batin Bakugo berteriak keras.
" Kau pasti berpikir Midoriya adalah batu kerikil di pinggir jalan yang tidak mencolok bukan?" Tanya [Name] terhadap Bakugo
Bakugo melihat kearahnya dengan terkejut, apa sekarang gadis itu bisa membaca pikiran juga?
" Tidak aku tidak bisa membaca pikiran. Hanya saja ya Bakugo, bahkan batu kerikil bisa membuat seseorang tersandung. Belajarlah dari itu." Ucap [Name] lalu menyusul Aizawa.
Semua tes telah selesai, akhirnya sang Pro Hero Hiekka menunjukkan hasil dari tes mereka.
Dengan hasil, Midoriya berada di rank terakhir.
" Ngomong ngomong eliminasi adalah kebohongan" Ucap Aizawa dengan watados.
" Agar bakat kalian maksimal." Lanjut [Name] yang juga sweetdrop dengan Aizawa
" Apakah itu penipuan? Pikirkan saja, nanti kau akan tahu" Ucap gadis kolongmerat Yaoyorozu Momo.
' Aku sama sekali tidak menyadari'
ESTÁ A LER
𝗗𝗲𝘀𝘁𝗶𝗻𝘆 [𝗕𝗡𝗛𝗔 𝘅 𝗥𝗲𝗮𝗱𝗲𝗿]
Fanfic[warn, strong language] Ini kamu yang meninggal karena kesialan dan kekuranganmu sendiri. Dan kau, yang mengikuti Takdir bodoh mu. "Sial, apa apaan nasibku ini?" Tapi ya, namanya juga [Name] [Surname]. Dia ga bakal menyerah begitu saja kan? Iya. i...