" Kebohongan terbesarmu adalah semua yang kau katakan pada dirimu sendiri." - [Name] [Surname]
—
" [Name], jadilah kuat, ubahlah dunia sampah ini, ayah percaya kepadamu."
Pria berpenampilan kacau mendekat kearah sang gadis. Membisikkan kata kata pelan yang mudah dimengerti, tapi tetap saja [Name] kebingungan.
" Jadilah kuat seperti ibumu nak, ayah sangat menyayangimu."
" Apa... maksudmu?"
" Jangan pernah rubah ideologi dirimu, jangan pernah menjadi salah satu dari mereka- pamanmu-"
—
Mimpi [Name] terhenti sampai sana, keringat mulai bercucuran, nafas terengah engah. Mimpi buriq apa lagi itu?
' Paman, paman, siapa sih? All Might? Dia?' Batin [Name]
" Merubah ideologi... ya?"
Tatapan gadis itu menajam, kecurigaan didalam benaknya terus bermunculan sekarang.
" Yagi-san bilang orang tuaku meninggal karena kecelakaan, agak janggal.... ya?"
" Ayahku ini...., sebenarnya dia siapa?"
Festival budaya tinggal sebulan lagi, kelas 1A juga terus berlatih demi acara live mereka. [Name] juga tidak bisa melihat lebih, dia lebih fokus kepada Eri sekarang.
Terkadang juga, gadis itu ikut memantau Jirou, memantau anak anak kelas 3 juga.
Pastinya, sembari mengorek informasi satu persatu. Entah itu tentang ayahnya, atau pun All Might. [Name] yakin ada yang disembunyikan kali ini.
YOU ARE READING
𝗗𝗲𝘀𝘁𝗶𝗻𝘆 [𝗕𝗡𝗛𝗔 𝘅 𝗥𝗲𝗮𝗱𝗲𝗿]
Fanfiction[warn, strong language] Ini kamu yang meninggal karena kesialan dan kekuranganmu sendiri. Dan kau, yang mengikuti Takdir bodoh mu. "Sial, apa apaan nasibku ini?" Tapi ya, namanya juga [Name] [Surname]. Dia ga bakal menyerah begitu saja kan? Iya. i...