1. New beginning.

5K 291 1
                                    

Happy reading.

o0o

Gadis dengan bandana biru melangkah pelan melewati gerbang sekolah yang menjulang tinggi. Matanya sibuk memandang sekeliling, mengamati tempat baru untuknya menuntut ilmu. Bibir kecil itu tersenyum ketika netranya menangkap para laki-laki yang tengah bermain basket melambaikan tangan.

Tiga tahun pelariannya keluar negeri membuat gadis itu merindukan negaranya, tempatnya terlahir, dan teman-temannya dulu. Huh, rasanya tiga tahun sangat singkat jika di ingat.

Gadis tersebut melangkah menuju ruang terpenting ditempat itu. Ruang kepala sekolah yang terlihat begitu sepi. Lagi pula, siapa juga yang mau masuk kesana. Menurutnya di sana adalah kandang harimau yang harus di hindari.

"Permisi." Gadis itu mengetuk pintu sebelum masuk. Terlihat pria dengan perut buncitnya yang tengah sibuk membaca laporan langsung teralih pada gadis yang kini melangkah mendekati mejanya.

"Oh? Veronicha anstasya?" Ana mengangguk. Untunglah kepala sekolahnya sudah mengenal dirinya. Jadi Ana tidak perlu repot-repot mengenalkan diri.

"Ambil ini. Serahkan ke wali kelas mu nanti. Sudah tahu kelas mu?" Tanya Treoydi pada Ana lalu mengulurkan sebuah berkas.

"Sudah pak."

"Baiklah. Kamu boleh pergi."

Ana mengangguk dan langsung keluar dari ruangan tersebut. Sekarang tujuannya adalah menuju kelas XII IPS-A3. Kelasnya di sekolah barunya.

Banyak mata menatap Ana. Ada yang terang-terangan memuji, dan ada juga yang terlihat menggunjing. Bisik-bisik mulai terdengar, namun Ana tetap melanjutkan langkah kakinya. Ada hal yang jauh lebih penting yang harus Ana lakukan dari pada menggubris mereka.

Mata coklat terang milik Ana menatap lurus ke depan. Bibir Ana tersenyum ramah pada mereka yang berpapasan dengannya. Langkah kaki tenang membawanya semakin dekat ke ruang kelasnya.

Menurut kalian, apa yang menjadi tujuan ketika memasuki sekolah baru? Menuntut ilmu? Mencari teman? Mencari pacar? Bersosialisasi? Atau bahkan hanya sekedar mencari sensasi?

Mungkin sebagian menjawab dengan jawaban yang telah ditetapkan. Tapi nyatanya, Ana tidak menemukan jawaban tersebut. Menuntut ilmu? Bahkan di mana pun bisa menuntut ilmu. Mencari teman? Teman baru bukan lah hal istimewa. Mencari pacar? Tidak ada pentingnya. Bersosialisasi? Ana mahir dalam hal itu. Mencari sensasi? Ah, sudah lah. Ana bahkan tidak sedikit pun memikirkan hal itu.

Jika bisa di katakan, tujuannya tidak rumit. Tapi sulit di jalani.

Melupakan masa lalunya.

Dia tiba di depan pintu ruangan bertuliskan XII IPS-A3. Ana menghembuskan nafas pelan teruntuk menenangkan dirinya yang sedikit gugup. Setelahnya tangan mungil itu mengetuk pintu beberapa kali. Hingga pandangan mereka semua yang ada di dalam ruangan itu teralih padanya.

"Oh, masuklah nak," ujar guru tersebut yang langsung di balas anggukan Ana.

"Kau murid baru?" Tanya guru wanita yang terlihat begitu ramah.

"Benar Bu."

"Baiklah, perkenalkan dirimu," ucap guru tersebut dengan senyumnya seperti semula.

Kembali Ana mengangguk. "Perkenalkan, aku Veronicha anastasya. Panggil saja Ana." Senyum manis begitu menarik perhatian teman sekelasnya. Banyak laki-laki yang bersiul ketika Ana memperkenalkan dirinya.

"Terimakasih, Ana. Kamu boleh duduk di sebelah Wesy. Wesy angkat tangan mu."

Sontak gadis dengan rambut terurai mengangkat tangannya. Ana yakin dia lah yang bernama Wesy. Ana membalas senyum Wesy dengan tulus ketika gadis tersebut melambaikan tangan padanya.

Why You AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang