37. Jane & Arion problem.

59 4 0
                                    

o0o

Keheningan menyelimuti Arion dan Jane dalam sebuah ruangan yang di yakini itu adalah sebuah apartemen. Tidak ada suara lain kecuali sesekali Jane tertawa kecil sambil melamun.

Terus terang hal itu cukup mengganggu ketenangan Arion, sebab melihat Jane yang terus memperlihatkan keanehan. Entah apa yang gadis itu pikirkan sampai tertawa bahkan kadang menampilkan raut menangis yang memprihatinkan.

"Jane," panggil Arion berusaha menyadarkan gadis tersebut.

Namun bukannya di jawab olehnya, Jane malah tetap melakukan hal yang sama. Bahkan kini sesekali menjambak rambutnya sendiri untuk melampiaskan emosinya.

"Jane, hentikan!"

Gadis itu berhenti menjambak rambutnya ketika intrupsi itu terdengar dari arah dekatnya. Ah, dia ingat jika Arion masih berada disini, satu ruangan bersamanya. Memang benar mereka berada di apartemen, dan tentunya milik laki-laki itu.

Jane merasakan bahunya di sentuh seseorang, dan jelas Arion lah yang melakukan itu. Namun dengan cepat Jane menepis tangan Arion dari bahunya, dia merasa marah pada laki-laki itu, berharap bisa melihat dimana Arion berada dan akan menusuknya dengan apapun.

"Jangan menyentuhku," desis Jane dengan nada ketidaksukaan.

Arion mengernyit. Namun setelah itu dia mengerti mengapa gadis itu enggan terhadap sentuhannya. Pasti Jane marah padanya.

"Jane mari hentikan semua ini, kau tau apapun yang kita lakukan semua ini hanyalah sia-sia." Arion membalikan badan Jane untuk menghadapnya. Kemudian pipi tirus itu ia elus untuk memberikan kenyamanan.

Kembali lagi pada Jane yang semakin tersulut emosi, apa lagi dengan berani Arion mengelus pipinya. Tidak! Yang seharusnya melakukan itu adalah Stefan, dan hanya Stefan yang berhak.

"Kau tau kenapa selalu gagal? Karna dirimu, sialan!" Sentak Jane sembari menepis kasar tangan Arion dari wajahnya.

"Karena dirimu aku jadi begini! Aku harusnya bisa bertemu dengan Stefan, tapi kau malah menarik ku untuk pergi dari sana. Dan itulah kegagalan yang kau buat Arion!" Jane membentaknya, meluapkan emosi yang sejak tadi ia pendam.

"Jika aku tidak menarik mu pergi, kita bisa mati konyol disana Jane. Mereka tidak akan melepaskan kita terutama Stefan," jelas Arion mencoba berusaha sabar menghadapi Jane.

"Kau tau apa yang paling ku benci, yaitu seorang pengecut. Dan kau salah satunya Arion. Harusnya kau tidak perlu ada di hidupku, selama ini kau yang selalu membuat ku tidak bisa bertemu dengan Stefan bukan?"

Arion terdiam. Dia akui perkataan Jane benar dari segi manapun, dari dia yang seorang pengecut dan juga tentang bagaimana Arion berusaha menjauhkan Jane dari Stefan. Tidak ada alasan apapun, Arion hanya takut Stefan akan luluh melihat kondisi Jane seperti ini. Arion takut semua usahanya sia-sia untuk mendapatkan Jane, meski itu mustahil karena Stefan tidak akan memiliki rasa kasian terhadap Jane.

Arion menempatkan Jane di tempat yang jauh dari keramaian. Dia menjauhkan Jane dari orang-orang yang ingin merebut gadis itu, bahkan dari keluarga Jane sendiri. Arion tau jika keluarga Jane telah memaafkan kesalahan yang dibuat gadis itu pada masa lalu. Namun seolah tidak mau membuat Jane jauh darinya, Arion selalu menyabotase pikiran Jane jika gadis itu belum di maafkan.

Hingga Wesy, gadis itu berhasil menemukan Jane dan mengatakan semuanya. Jika Jane sangat di rindukan keluarganya, dan Arion hanya bisa pasrah ketika rencananya gagal untuk membawa Jane jauh dari sini. Apalagi Jane tau jika Wesy dan Stefan satu sekolah dengan Arion, gadis itu marah sebab selama ini tidak pernah Arion menceritakan padanya.

Dan dari sanalah Jane membuat rencana buruk, apalagi mengetahui Ana telah bersekolah di tempat yang sama dengan Wesy. Dia menghasut Wesy dan meminta gadis itu menjebak Ana, berpura-pura menjadi sahabatnya kemudian menggiring Ana untuk masuk perangkap Jane.

"Aku berusaha melindungi mu," ujar Arion sambil memandangi wajah pucat Jane.

"Perlindungan seperti apa? Kau menjauhkan ku dari cintaku Arion! Aku, aku hanya ingin hidup dengan Stefan!"

"Lalu, apa dengan caramu begitu Stefan akan kembali padamu? Daripada terus mengharapkan Stefan untuk mencintaimu, bukankah lebih baik kau terima cintaku Jane?" Ucap Arion sedikit keras. Berharap gadis itu mau membuka hatinya untuk menerima perasaan Arion.

Jane tertawa mendengarnya, itu seperti lelucon yang di lontarkan dengan spontan dan sungguh sangat lucu. Bagaimana mungkin dia mencintai laki-laki seperti Arion yang bahkan jauh dibawah di banding Stefan.

"Pertanyaan bodoh," sinis Jane.

Arion tersenyum kecut, sungguh masih sangat sakit rasanya di tolak oleh orang yang di cintai. Padahal dia sudah pernah merasakan di tolak berkali-kali tapi rasanya masih sama, menyakitkan.

"Aku selalu melindungi mu Jane, aku pastikan hidupmu aman selama ini. Tanpa bantuan keluargamu kau hidup layak bersama ku. Aku benar-benar tulus melakukannya, tapi kau selalu menolak ku dan membuang ku jika sesuatu yang kau inginkan sudah tercapai. Kau sungguh menyakiti diriku," kata Arion menatap sendu gadis itu, sakit sekali sialan! Arion sungguh tidak kuat menahan sesuatu yang menusuk di hatinya.

"Maka hapus perasaan mu untuk ku," ucap Jane tanpa beban.

"Tidak bisa. Aku terlanjur mencintaimu dengan sangat dalam." Arion menggenggam kedua tangan Jane, menyalurkan hangat lewat genggaman itu.

"Berhenti mengatakan hal menjijikan itu Arion! Jaga batasan mu padaku, kau yang berjanji padaku agar aku bisa kembali pada Stefan, dan jangan pernah lupakan janji mu itu."

Arion menggeleng lemah. Air matanya lolos satu, dia tidak bisa menyembunyikan lagi rasa sakitnya. Apalagi mendengar perkataan pedas dari Jane, gadis itu sungguh tak memikirkan perasaan siapapun selain dirinya sendiri. Gadis itu sangat egois. Dan sialnya Arion tidak bisa membenci Jane. Itu salah satu masalahnya.

"Aku akan terus menunggu sampai kau mau membalas pelukan ku Jane, setidaknya aku tidak akan menyesal telah sejauh ini mengorbankan hidupku untukmu." Arion mendekap Jane untuk meredam emosinya. Meski gadis itu berusaha melepaskan pelukannya, Arion tetap memeluknya erat sambil memejamkan mata.

o0o

Malam kali ini Arion masih tidak membuka suara pada Jane. Dia diam sejak percakapan beberapa waktu lalu dengan gadis itu, masih ingin menenangkan diri Arion memilih untuk tidak mendekati Jane selain untuk memberikan gadis itu kenyamanan dan membantu Jane melakukan setau yang sulit.

Makan malam kali ini Arion menyuapi Jane, sudah di jelaskan jika Arion akan mendekati Jane jika gadis itu mengalami kesulitan, tapi apakah hal itu sulit di lakukan Jane meski Jane memiliki kekurangan? Entahlah mungkin Arion merindukan kedekatannya dengan gadis itu.

"Beberapa hari lagi perpisahan sekolah mu bukan? Tanya Jane membuka obrolan.

"Ya."

Gadis itu tersenyum miring, ada sesuatu terlintas di pikirannya. Dan tentu untuk menjebak seseorang pastinya.

"Aku ingin kau melakukan sesuatu di sana."

Arion mengernyit bingung mendengarnya. Apa lagi yang akan di lakukan oleh Jane sekarang.

"Apa?" Tanya Arion singkat. Enggan bertanya banyak karena pasti ini menyangkut Stefan.

"Tiduri Ana di malam harinya."

o0o

Why You Againحيث تعيش القصص. اكتشف الآن