32. Picture.

56 2 0
                                    

Happy reading.

o0o

Kedua pasangan yang berstatus sebagai mantan kekasih itu baru saja tiba di rumah Ana. Keduanya baru saja usai berkeliling agar Ana tidak terlalu memikirkan kejadian di sekolah tadi. Mereka menghabiskan waktu setelah sekolah berakhir tadi hingga kini waktu telah petang. Rumah di komplek perumahan itu tampak ramai karena memang terbiasa pada tetangga saling berbaur satu sama lain. Namun tidak ada yang memperdulikan dengan Stefan dan Ana yang baru saja datang.

"Terimakasih. Maaf merepotkan," ujar Ana setelah turun dari motor Stefan.

Laki-laki tersenyum lalu menggeleng. Dia tampak berseri dengan wajah cukup bahagia karena baru saja menghabiskan waktu dengan Ana. Bahkan sudah lama sekali dia ingin merasakan suasana seperti ini tanpa drama Ana takut padanya. Ah mungkin lebih tepatnya Ana yang belum memaafkan dirinya saat itu.

"Terimakasih kembali karena telah menghabiskan waktu dengan ku."

"Stefan maaf."

Stefan mengerutkan keningnya. "Untuk apa lagi meminta maaf?" katanya heran.

Ana menggeleng. Dia tersenyum kecil menatap laki-laki di depannya yang kini tengah memandangi dirinya heran. Tampak sekali jika Ana telah menemukan celah untuk kembali membuka ruang untuk Stefan lagi. Namun tidak dalam artian Ana mau kembali pada laki-laki itu. Terlalu sulit dan Ana terlalu lemah jika harus menghadapi sesuatu seperti dulu lagi. Meski mungkin itu adalah hal yang kecil kemungkinan akan terulang lagi.

"Pulang lah Stefan, aku tau kau lelah," kata Ana dengan menatap mata tajam Stefan. Lihat, dia berani menatap mata itu lagi.

"Kau belum menjawab ku tadi."

"Lupakan. Aku hanya melantur dan berbicara asal."

Stefan menghembuskan nafasnya. Pasrah karena tidak mungkin memaksa Ana untuk terus terang, yang ada nanti mereka akan bertengkar lagi. Yang lebih parah gadis itu akan menjauhinya lagi.

"Istirahat lah, aku pulang dulu."

Ana mengangguk. "Hati-hati."

Stefan tersenyum dan mulai melajukan motornya meninggalkan pekarangan rumah Ana. Gadis itu memandang Stefan yang sudah mulai menjauh pergi. Dia kemudian berbalik dan memasuki rumahnya yang terlihat sepi. Pasti ibunya tengah memasak dan ayahnya belum pulang. Ah rasanya Ana benar-benar lelah dan butuh istirahat sekarang.

o0o

Berbeda dengan Stefan yang belum jauh meninggalkan rumah Ana ponselnya berbunyi. Laki-laki itu menepikan motornya untuk melihat siapa yang mengirimkan pesan padanya. Dia merogoh saku Hoodie nya untuk mengambil Posen yang beberapa kali bergetar itu.

Datang ke markas sekarang.

Ada hal penting.

Datang secepatnya.

Pesan dari Defano yang di kirimkan itu benar-benar membuat Stefan bingung. Dia dengan cepat mengendarai motornya menuju tempat tujuannya. Jalanan cukup ramai karena memang ini waktunya orang-orang pulang setelah menyelesaikan pekerjaannya masing-masing.

Stefan tiba di markas tak sampai sepuluh menit karena memang jaraknya yang tak begitu jauh juga karena Stefan yang mengendarai motor seperti pembalap profesional. Dia masuk ke dalam dan melihat semuanya berkumpul di ruangan itu termasuk Arsen yang duduk dengan tatapan tertuju padanya. Begitu pun yang lain.

Why You AgainWhere stories live. Discover now