24. Unforgettable past.

398 21 1
                                    


Happy reading.

o0o

Wesy tersenyum melihat kakaknya yang memakan kue dengan lahap. Sesekali dia mengusap sudut bibir Jane karena ada noda kue. Sungguh kali ini Wesy bahagia karena Jane mau memakan apa yang di bawa Wesy. Biasanya setiap Wesy menjenguk kakaknya, yang ia terima hanya kebencian dan juga permusuhan dari Jane. Itu sungguh menyakitkan bagi seorang adik ketika dibenci oleh kakaknya sendiri.

"Ambilkan aku minum," ucap Jane dengan wajah datar. Meski begitu Wesy tetap menurutinya dan mengambilkan segelas air.

Gadis dengan seragam putih abu-abu itu tidak ada bosannya untuk tersenyum. "Apa selama ini kau tidur dengan baik?" Tanya Wesy yang sedari tadi hanya diam.

"Tidak perlu mengurusku," sahut Jane sambil meletakkan gelas itu disampingnya. Lalu meraba selimut untuk kembali tidur. Meski tak bisa melihat dimana Wesy dan bagaimana raut wajah gadis itu, namun Jane memiliki gambaran tersendiri tentang adiknya tersebut. Gambaran kebencian yang begitu dalam.

Wesy tersenyum tipis. Selalu begini, sakit hati yang ia terima. Namun tidak ada yang bisa ia lakukan selain tersenyum.

"Apa kau membutuhkan sesuatu lagi?" Tanya Wesy.

Jane mendengus dingin. "Ku bilang jangan mengurusi hidupku! Pergilah!" bentaknya

Lagi-lagi Wesy tidak berniat pergi atau meninggalkan Jane. Dia malah membereskan sisa makanan kakaknya. Lalu kembali ke sisi tempat tidur.

"Apa kau tau, aku punya sahabat baru disekolah. Dia begitu cantik dan juga baik. Sama sepertimu, dia selalu menjadi teman curhatku," ucap Wesy sambil terkekeh saat kembali mengingat kegiatannya bersama Ana. Bedanya Ana selalu memberi saran atas segala curhatan Wesy, tapi Jane? Ah sudahlah.

Sedangkan Jane hanya mendengarkan dan enggan merespon. Tidak ada gunanya juga untuk menanggapi cerita adiknya itu.

"Dia juga begitu dekat dengan Arion, tentu saja siapa yang tidak dekat dengannya. Gadis itu benar-benar ramah dan juga pintar. Ah aku bahkan benar-benar beruntung memiliki teman sepertinya," kata Wesy antusias. Membuat Jane sedikit penasaran.

"Kau ingin tau siapa namanya?"

"Siapa?" Tanya Jane yang merasa semakin penasaran.

"Veronicha Anastasya, cantik bukan namanya?"

Jane tersentak hingga tubuhnya menegang. Gadis itu bangkit dan mencari dimana Wesy berada. Sedangkan Wesy terlihat heran dengan reaksi Jane yang diluar dugaannya. Dia pikir Jane akan acuh atau bahkan hanya diam. Tapi Jane malah seperti ketakutan.

"A-ada apa?" Tanya Wesy tergagap sambil meraih tangan Jane.

"Kau bercanda bukan," gumam Jane dengan mata memerah. Menggenggam erat tangan Wesy untuk menyalurkan ketakutannya.

"Aku tidak bercanda, kau kenapa?" Tanya Wesy heran.

"Jauhi gadis itu."

"Mengapa aku harus menjauhinya?"

"Sialan! Ikuti saja perkataan ku!" bentak Jane yang sudah dilanda rasa tak percaya jika Ana akan kembali secepat ini. Apa gadis itu sudah bertemu dengan Stefan? Bagaimana jika mereka berencana menghancurkan dirinya?

Why You AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang