27. New friends.

362 18 0
                                    

Happy reading.

o0o

Ana tersenyum ketika melihat Arion yang berjalan berlawanan arah dengannya. Laki-laki itu menatap datar siapa pun yang ada disana. Namun Ana yakin sekali jika Arion pasti akan menyapanya, itu lah mengapa dia berjalan mendekat. Namun, tanpa di sangka ternyata Arion melewatinya begitu saja tanpa mengucapkan apapun. Membuat kening gadis dengan kuncir kuda itu mengernyit heran.

Ana menoleh ke belakang menatap kepergian Arion dengan aneh. Apa Arion marah padanya hingga tak mau tegur sapa, atau Arion melamun hingga tak melihat jika Ana dihadapannya. Semakin menjauh Arion semakin penasaran Ana. Namun gadis itu memilih pergi dari sana dan melanjutkan langkah menuju kelas.

Tak ayal jika perubahan sikap Arion tadi sedikit membuat perasaan Ana cemas. Di sepanjang koridor dia hanya memikirkan mengapa laki-laki yang sudah ia anggap sahabat itu mengacuhkannya. Tapi Ana berniat akan berbicara pada Arion nanti.

Saat tiba di kelas Ana menatap Wesy yang tengah duduk menyendiri diujung. Ana ingin menyapa, tapi rasanya masih takut dengan kekerasan Wesy diwaktu terakhir mereka bertemu. Memilih mengabaikannya, Ana duduk di bangkunya. Namun saat melihat laci meja itu, dia menemukan buku novel dengan coklat. Gadis itu melihat sekeliling, namun hanya ada teman-temannya yang lain tengah asik dengan kegiatan mereka masing-masing.

Tak ada yang mencurigakan, hanya saja Ana merasa aneh dengan semua yang terjadi pagi ini. Saat dia melihat judul novel itu, matanya membulat. Novel dengan edisi baru yang sulit dia temukan, tapi secara tiba-tiba sudah ada di hadapannya.

Sebuah surat terjatuh kala Ana membuka novel itu. Dia melihat secarik kertas yang hanya berisi emot tersenyum. Ini aneh, maka dari itu Ana meletakkan semuanya ke laci kembali. Mungkin saja ada yang salah meletakkan ke mejanya.

:)

o0o

Bel istirahat baru saja berbunyi. Ana malas sekali rasanya untuk beranjak dari kelas. Meski perutnya keroncongan dan minta di isi, tapi gadis itu malah menatap kepergian semua temannya keluar kelas. Ana melihat seluruh penjuru ruangan. Hanya tersisa satu teman sekelasnya yang berada di pojok dengan kaca mata. Gadis dengan penampilan yang cukup sederhana membuat Ana ingin sekali menyapanya.

Berani beranjak dan menghampiri gadis yang terlihat pendiam itu, Ana membawa coklat yang tadi ada di mejanya. Dia memilih memberikan coklat itu pada teman sekelasnya saja.

"Hai?" Sapa Ana ketika sudah berada dihadapan gadis dengan kaca mata tersebut.

Gadis itu menatap Ana. Kemudian kembali menunduk. Ana tersenyum dan duduk dihadapan gadis itu seraya mengulurkan coklatnya di atas meja.

"Ovi, kenapa tidak ke kantin?"

Ovi, gadis itu terlihat begitu tidak nyaman dengan kehadiran Ana. Bisa Ana lihat jika matanya bergulir seolah mengawasi sesuatu.

"Kenapa datang kemari?" Tanya Ovi yang membuat Ana kebingungan menjawab apa.

Terdiam cukup lama akhirnya Ana menjawab dengan seadanya. "Tidak apa, aku hanya melihatmu sendirian jadi aku berpikir untuk menemanimu," jawabnya.

"Pergi saja, jangan mendekatiku."

"Memang kenapa? Oh ayolah kita ini kan teman sekelas. Sudah lama sekali aku ingin mengajak mu bicara tapi kau selalu menghindari ku," ucap Ana. Memang benar jika Ovi selalu menghindar jika Ana ingin menghampirinya. Bukan sekali atau dua kali, tapi sering.

Why You AgainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang