34. Love kills you.

72 8 0
                                    

Happy reading.

o0o

"Arion, bisa kita bicara sebentar?"

Arion terkejut ketika tangannya di genggam oleh seseorang, namun secepat mungkin dia menormalkan rasa terkejutnya ketika melihat siapa yang memanggil namanya.

Di lorong koridor yang sepi ini Ana memberanikan diri untuk memanggil Arion. Sebenarnya sudah sejak kemarin dia ingin berbicara pada laki-laki itu yang kini seolah menjaga jarak pada Ana. Padahal seingat dirinya, hubungannya dan Arion cukuplah baik sebelumnya.

"Aku sibuk," ucap Arion hendak melangkah pergi.

"Sebentar saja, aku mohon."

Arion menghela nafas kemudian mengangguk dan menyuruh Ana mengikuti dia. Dan dengan cepat gadis itu melangkah di belakang Arion, cukup gugup dan canggung berada di sekitar laki-laki itu karena memang sepertinya sudah sangat jarang sekali mereka ada kesempatan berdua seperti ini.

Mereka berdua sampai di taman belakang yang memang begitu sepi di waktu sepagi ini.

Canggung. Itulah yang menggambarkan keadaan di sekeliling mereka berdua. Ana terlalu ragu memulai percakapan, dan Arion yang terlihat ogah-ogahan ada disana.

"Apa kabar mu?"

Arion melirik gadis di hadapannya. Tatapan mata itu sedikit cuek dan terkesan tidak tertarik.

"Jika menarik ku kesini hanya untuk bertanya kabar, ku rasa itu tidak penting," ujar Arion sarkas.

"Kau berubah Arion."

Saat hendak melenggang pergi meninggalkan Ana, laki-laki itu mengurungkan niat untuk beranjak. Dia berbalik dan menatap Ana.

"Katakan lah begitu."
Ana terkekeh kecil mendengarnya.

"Arion apa kau tau, diriku ini memang begitu lemah. Tapi bukan berarti semua orang bebas membuang ku kan?"

Arion menunjukkan raut bingung. Sulit mencerna apa yang ingin di sampaikan oleh Ana karena itu cukup berbelit.

"Apa yang ingin kau katakan sebenarnya," kata Arion yang enggan berlama-lama.

"Beritahu aku kenapa kau menjauh, apa aku membuat kesalahan?" Tanya Ana dengan menatap penuh harap pada Arion agar laki-laki itu memberinya jawaban.

Matahari semakin naik, sepertinya sudah lumayan banyak siswa yang datang. Tapi kedua anak manusia itu sepertinya masih ingin menyelesaikan sesuatu yang memang telah di mulai adanya.

"Untuk jawaban itu aku tidak memilikinya. Namun akan jauh lebih baik jika kau tidak mengetahuinya."

"Tapi aku ingin tau!"

Arion menghela nafas. "Apa jika aku mengatakan nya kau akan percaya Ana?"

"Jika alasan mu itu bisa ku terima, apa salahnya aku mempercayai dirimu." Ana menatap yakin pada Arion. Menegaskan jika dia tidak akan melangkah seperti ini jika bukan karena dia ingin.

"Bagaimana jika ku katakan kalau Stefan tau tentang alasan ku menjauhi mu," ujar Arion sambil tersenyum miring.

"Maksud mu?"

Why You AgainWhere stories live. Discover now