13. Memang Seharusnya Jujur

130K 20.1K 112K
                                    

13

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

13. Memang Seharusnya Jujur

♪ playlist:
Melawan Restu - Mahalini

Semula Alaia menunduk. Kala ia mendongak, matanya sudah berubah putih sepenuhnya. Amora meringis dan mundur.

"Jangan bohong ke aku. Kamu siapa?" Alaia mencengkram Amora hingga kuku tajamnya keluar, siap menancap di pergelangan Amora.

Amora menoleh ke Dae meminta pertolongan. Tanpa Amora minta pun Dae segera menarik istrinya menjauh dari Alaia. Sedangkan Langit menahan baju Alaia di bagian belakang supaya tidak mengejar Amora.

Langit berada di belakang Alaia, lantas menutup mata Alaia menggunakan satu telapak tangan. Ia mengirim telepati, "Amatheia, jangan marah-marah."

Dalam sekejap mata Alaia kembali ke warna aslinya, tidak lagi menyeramkan.

Alaia menatap Amora sangat nyalang dan menyetus, "Μυρίζεις σαν άψυχο πλάσμα." (Baumu seperti makhluk tak bernyawa.)

Aishakar salah fokus ketika Amora meremas kuat lengan Dae saking ketakutan. "Dia bilang apa?" gumam Amora pada sang suami.

Bintang yang tadi dipanggil Ragas kini mendekat dan berhenti di belakang Alaia, tepat di samping Langit. Satu tangannya terulur memegang lengan Alaia dan memaksanya mundur setara dengan posisinya berdiri. Jadi, Alaia berada di antara Langit dan Bintang.

"Ελέγξτε τον θυμό σας." Bintang berbisik rendah ke Alaia. (Kendalikan amarahmu.)

Dae seketika mencibir semua makhluk di hadapannya itu, "Manusia freak!"

Amora berkaca-kaca karena luka di tangannya bertambah parah dengan darah tak henti mengalir. Ia menatap Aishakar lalu menunduk dan masuk ke pelukan Dae. Amora sampai gemetaran karena merasa nyawanya terancam di sini.

"Kamu bikin aku takut. Aku minta maaf kalo ada salah, dan jangan sakitin aku lagi. Aku enggak mau punya masalah sama siapapun," ucap Amora getir tanpa berani menatap Alaia.

Andai Amora tau perempuan yang membuatnya sebegitu takut adalah ibu kandung Aishakar, mantan terbaiknya.

"No actúes como si no fueras tú mismo." Alaia menyahut. (Jangan bertingkah seolah-olah kau orang lain.)

Semakin lama Alaia membuat Amora merinding. Dia tertunduk sambil tetap berlindung di badan Dae. Karena Amora tidak nyaman di tempat ini, Dae terpaksa membatalkan rencananya mengajak Amora ikut menyelam ke Irvetta.

"Gila! Kalian ini siapa, bisa-bisanya bikin istri saya ketakutan?!" Dae kesal.

"You better shut up." Alaia melotot sekaligus menunjuk wajah Dae.

"Udah, Sayang. Jangan lagi," ujar Langit dan membalik tubuh Alaia agar menghadapnya.

"Ini Amatheia bandel banget, ya. Jangan marah terus. Alaia capek, tau." Langit memeluk Alaia agar emosinya tidak meledak-ledak lagi, juga memberi sentuhan terlembut di kepala.

ALAÏA 2 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang