Usai melewati kejadian menegangkan di kamar, tepatnya di akuarium raksasa itu, Dae tanpa lama-lama langsung membatalkan niatnya pergi meninggalkan Amora di rumah.
Seharusnya pagi ini Dae berkunjung ke Pantai Irvetta untuk mengecek keadaan di sana. Namun, ia sangat mengkhawatirkan kondisi Amora sehingga rasanya tak mungkin ia pergi sekarang. Dae harus memastikan sendiri Amora aman.
Untuk menyenangkan hati Amora, Dae menuruti segala yang istrinya minta. Salah satunya ialah turun ke ruang bawah tanah yang sebelumnya tak pernah Amora datangi.
Semua rumah milik Dae Lonan pasti memiliki ruang bawah tanah. Selalu juga ada akuarium besar yang dijadikan pemanja mata. Ini sudah menjadi ciri khas Dae.
"Kamu enggak pernah cerita ternyata ruang bawah tanahnya sebagus ini," celetuk Amora saat mereka tiba di ruangan tersebut.
"Buat apa diceritain?" ucap Dae.
"Ya ... aku juga enggak tau." Amora menjawab. "Tapi, kan, aku pikir ruangannya kumuh, gelap, serem, dan gerah, Dae. Maaf. Aku keinget film horror."
"Aku suka putih. Semua yang kamu sebut enggak mungkin ada di aku," cetus Dae.
Amora mengulas senyum tipis. Ia tidak berkutik kala Dae menyelipkan tangan pada pinggangnya. Dae melakukan itu seakan-akan melarang Amora menjauh darinya walau hanya setengah meter.
Ruang yang pertama mereka datangi adalah perpustakaan. Ada banyak sekali jenis buku yang tersedia. Dae sewaktu-waktu datang ke tempat ini untuk mencari informasi penting, atau sekadar mengisi waktu di kala suntuk.
"Dae, kamu suka baca buku?" tanya Amora.
Dae mengangguk samar. "Aku baca kalo ada waktu luang."
"Aku juga suka, tapi sukanya novel." Amora menuturkan. "Kalo kamu pasti bacaan yang berat."
Amora baru mengetahui Dae suka membaca buku. Ia merasa terlalu banyak hal yang tak ia ketahui tentang Dae. Selain suaminya tergolong cukup misterius, Amora sendiri jarang bertanya dan tidak tiap saat memerhatikan Dae, sehingga masih banyak sesuatu yang belum terungkap satu sama lain.
