21.

1.6K 105 0
                                    

"jangan mengajarkan cara bahagia kepada ku, setiap saat saja aku diberi luka."

-happy reading!✈️-

Saat kelas kedua selesai, Mirah kembali istirahat. Nanti jam, 04:00 ada kelas lagi.

Karna baru masuk kuliah ia repot dengan hal berkenalan dengan dosen, apa lagi tadi ada perkumpulan siswa baru dilapangan.

Sungguh lelah! Panas! Masih bawa tas! Huh! Ini letih dari upacara!.

Mirah duduk dikantin sendiri karna semua para sahabatnya masih ada kelas mungkin sebentar lagi selesai, 10 menit mungkin.

"Alfio"sapa tiba tiba lelaki yg langsung duduk di bangku samping Mirah.

Mirah yg sedang mendengar lagu dengan earphone langsung terkejut.

Dengan tangan yg masih sama ditempat, ia memperkenalkan diri nya dengan mengulurkan tangannya.

"I-iy-a mi- Bintang"ucap cepat Mirah.

"Ga usah gugup"kekeh Alfio.

Kalian tahu bagaimana perasaan Mirah sekarang?.

Tidak! Kalian tidak mengalami ini, seorang yg sudah berkali kali menyakiti hatinya, terkekeh tulus dihadapanya.

Oh tidak! Ini rencana, ingatkan bila Mira sudah membencinya.

"Ga usah melamun gitu"guman Alfio menyadarkan Mirah.

Langsung saja ia buyarkan lamunanya itu.

Mirah tersenyum untuk menutupi kegugupannya.

"Cantik"itulah kata didalam hati Alfio.

Entah mengapa jika bersama wanita yg baru ia kenal ini ia langsung kepicut untuk mendapati nya, nth mengapa apa lagi sikap dinginya menjadi hilang begitu saja.

"Boleh minta nomor wa?"tanya Alfio.

Mirah mengangguk membuat Alfio tersenyum senang dan langsung saja ia mengambil handphonenya.

"Nih ketik aja"ujar Alfio sembari memberi hanphone itu.

Mirah mengambil handphone itu dan mengetik nomor barunya setelah mengetik ia mengembalikan kembali.

"Makasih"ujar Alfio.

Satu kalimat tujuh huruf itu membuat Mirah kembali terdiam.

Dulu semasa sma, tidak ada kata makasih, ato hal apapun itu.

"Ngelamun lagi?"tebak Alfio.

"Ah engga"guman cepat Mirah.

"Lulusan Sma dimana?"tanya Alfio.

Mirah meneguk saliva nya sendiri, bingung mau menjawab apa hal gugup membuat otaknya yg cerdik menjadi ngelag.

"Lamun lagi ni?"tanya Alfio lagi.

"Eh sory"senyum Mirah.

"Jadi?"tanya Alfio.

"Pindahan dari Amerika"bohong Mirah.

"Alasan pindah?"tanya lagi Alfio.

"eumm.. papah ada bisnis diindo"bohong lagi Mirah ia tak tahan mengucapkan kata 'papah' mulutnya tidak pernah berucap kata itu lagi.

"Ohh"mungut mungut paham Alfio.

"Bintang?"panggil Renzo dengan segerombolan lelaki lain dibelakangnya.

"Udah?"tanya Mirah.

"yodah yok pulang, kelas nya masih jam 04:00kan?"tanya balik Renzo.

"Iya masih sempat istirahat dirumah"guman Mirah diangguki Renzo.

"eumm.. yodah Al, gua pulang deluan ya"pamit Mirah diangguki Alfio.

Mirah berdiri dan mulai berjalan dengan segerombolan lelaki disampingnya dan dibelakang nya.

.
.
.

"Akhirnya rencana sesuai!!!"senang mereka semua saat sudah sampai di basecamp.

"Gua udah pastiin dari kemarin pasti dia bakal suka sama lo"ujar Renza.

"Pasti! Apalagi notabene Alfio itu fakboy! Gua suka lihat dia keluar masuk bar"guman Kartiko.

Semua mengangguk membetulkan perkataan Kartiko.

"Tentang Leno?"tanya Mirah menatap semua para sahabatnya.

"Kan sesuai ikutin rencana balas dendam lo"ujar Renzo.

"Tapi.. Galang"ujar tiba tiba Angkasa membuat semua menatapnya.

"Kenapa?"tanya Semesta.

"dia punya Indra keenam"jawab Angkasa.

"Maksud lo, Leno bakal datang gitu?"tanya balik Renzo.

"Pasti, ga mungkin arwah yg masih gentayangan ga datang kalo soal urusan hidup dia yg belum kelar"bukan Angkasa yg menjawab namun Semesta

"Galang udah tau Bintang itu Mirah"guman lagi Angkasa.

"HA?!"kaget mereka semua.

"Dari mana lu tau?!"tanya Kartiko.

"Tadi, pas mereka dibelakang ruang kampus mereka ngomongin Mirah"

.
.
.

Flashback on

(Prov Angkasa)

2 jam yg lalu...

Tadi gua berniat kekantin lewat belakang ruangan kampus, karna banyak cewe caper apalagi ada yg teriak teriak kayak monyet ga dikasih makan.

Pas dibelakang mau maju ternyata ada cowo yg lagi ngobrol.

"Percaya kalo Bintang itu Mirah?"ucap tiba tiba Galang dengan suara dinginya.

"Ga mungkin lah!"ujar Fajar.

"Hahaha iya ga mungkin"ikut Deffno

"Siendut sama si cantik yg notabene nya udah kayak bidadari beda jauh!"guman Zeven.

"Lo percaya?"tanya Galang sambil melirik Alfio yg diam.

Alfio tetap diam.

Galang tersenyum miring.

"Gw tahu apa yg lo pikirin"guman dingin Galang.

Dengan cepat Angkasa menjahui tempat itu.

Flashback off.

"Sumpah Galang ngeri!!"tak sangka Kartiko

"Ck, dia cuma tau karna kejeniusanya melebihi dari detektif dunia"dingin Angkasa.

"Tetap jaga rencana biar aman, lawan kita ada Galang! Ini susah!"ujar Renzo.

.
.
.

MIRAH [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang