35.

1.1K 76 41
                                    

-happy reading ✈️-

Mirah mengayunkan kakinya, merasa bosan menunggu hujan reda. Dirinya tak bisa melanjutkan pulang karna hujan lebat berserta petir.

Membuat dirinya mengurungkan niat untuk berlari saja, petir itu sangat kuat. Bahkan Mirah juga terkaget.

Disinilah Mirah sendiri dihalte, dekat rumahnya. Mau menghubungi orang rumah juga tak bisa, dia sangat menggurututi dirinya sendiri, yg lupa membawa ponsel saat ingin membeli pembalut disupermarket.

Mirah sebenarnya takut, takut jika ada orang tak dikenal mencurinya. Ah, dikira masih anak-anak kali ya? Tapi bisa saja kan?.

Tiba tiba motor yg terkena hujan berhenti, pemilik motor itu berlari kahalte, semua bajunya juga basah.

Mirah mendongak menatap siapa lelaki itu.

"Pak dosen?!"pekik Mirah langsung berdiri.

Alga menoleh kebelakang, mendapatkan murid kampusnya yg seperti melihat setan, sampai wajahnyanya panik gitu.

"Kenapa? Kamu kayak nengo setan?"judes Alga.

hm, cowok ini ingin dipentalkan kejupiter oleh Mirah sekarang juga! Tapi sadar dirinya yg murid.

"E-eh, ekhem! Pak Aira dimana ya?"tanya Mirah ramah.

"Kamu ga lesbie kan?"selidik Alga.

"Astaga pak, saya masih suka cowok kok"kaget Mirah.

"Ada perlu apa kamu sama adik saya?"tanya Alga.

"Mau ketemu aja pak, Aira nya dirumah ya pak? Boleh minta alamat bapak ga?"tanya Ayana cepat.

"Kamu kenapa si?"heran Alga.

"Duh pak, jawab dulu. Aira masih dikota ini kan?"tanya lagi Mirah.

"Engga, udah ke eropa"jawab Alga.

Mirah semakin khawatir, padahal Aira itu tokoh penting dikecelakaan Bulan.

"Emang kenapa?"kali ini Alga yg berbalik bertanya, melihat wajah cemas Mirah membuat dirinya sedikit penasaran.

Mirah langsung membuyarkan lamunanya.

"Pak saya butuh Aira!"

.
.
.

"Jadi gimana?"tanya Semesta dikamar Angkasa.

Angkasa baru saja pulang dari kantor polisi.

"Bukti cocok sama sidik jari"guman Angkasa membuat Semesta bersorak senang, akhirnya..

"Tapi, polisi ga percaya itu pisau yg buat bunuh Leno"lanjut Angkasa.

Semesta diam, memasang raut wajah kesal. Kenapa si polisi sebegitu percayanya sama Alfio?!.

"Kenapa ga bisa percaya?! Gue robohin juga tu kantor polisi!"marah Semesta.

"Ta, semua ini salah Alfio. Lo ngapa ngamuk sama polisi?"heran Angkasa.

MIRAH [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt