40.

1.2K 71 5
                                    

-happy reading ✈️-

Galang turun dari motornya, langkah kakinya menuju masuk gedung tua bekas.

Nthlah, ia juga tak tau. Kenapa Alfio memanggilnya datang kesitu. Yg ia tau Alfio seperti menahan emosi, sikap dingin cowok itu keluar saat berbicara dengan Galang ditelpon tadi.

Biasanya Alfio yg pertama mengatakan bahwa jika bersama, tidak boleh saling berdinginan.

Namun kini ucapannya lah yg dingin.

Menaiki satu persatu tangga gedung itu, hingga mencapai lantai atas yg tanpa atap itu.

Mata Galang menuju kearah Alfio yg tengah duduk ditepian dengan berarah balik darinya.

"Kenapa?"tanya Galang langsung sambil menghampiri cowok itu.

Alfio berdiri dari duduknya, mendekati Galang dengan sorot mata datar namun..

BUGGHHH!

Galang meringis saat tumbukan itu tepat melayang dirahangnya, perlahan cairan merah keluar.

"lo ngapa Al?!"marah Galang karna Alfio udah tiba tiba menyerangnya.

Alfio tak menjawab namun dirinya malah memberi bogeman kembali, membabi buta Galang yg tak membalas.

Hingga Galang tersungkur kelantai, dengan nafas cekatan Alfio berusaha menghabisi Galang.

Namun Galang masih tetap bisa menahan dengan dirinya yg tak membalas ke Alfio.

Bukan pengecut, namun Galang tak tau permasalahanya dimana. Jadi dirinya lebih baik tak membalas.

"BINTANG PUNYA GUE!"pungkas Alfio, sorot matanya sekarang sangat jelas jika cowok itu sedang sangat marah.

Sekarang Galang tau letak permasalahannya dimana.

Dirinya perlahan bangkit, kembali berhadapan dengan Alfio yg sedikit pun tak terluka.

BUGGHH!!.

Sekarang Galang membalas,
ternyata disini bukan salah nya jadi buat apa dirinya mengalah?.

Membalas seperti tadi Alfio membabi butanya.

Alfio berusaha membalas, namun tak tau dirinya seperti langsung melemah. Saat Galang memberi bogeman secara langsung.

Sampai Alfio terpapar lemah dengan luka yg lebih parah dari Galang.

Galang tersenyum sinis.

"lo ga pantes buat Bintang, disini lo yg salah bukan gue"ucap Galang tenang, sangat tenang. Bahkan dirinya tidak berekspresi apapun, menjadi sulit untuk diartikan oleh Alfio.

"lo yg lambat"

"Kayak kata pepatah, siapa yg cepat dia  dapat"ujar Galang masih dengan tenang.

Alfio tak berucap, sudut bibirnya terlalu sakit untuk berbicara.

Menepis darah yg terus menerus mengalir disudut bibirnya, setelah itu berjalan santai turun kebawah.

MIRAH [END]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora