44.

1.2K 85 4
                                    

-happy reading ✈️-

Ternyata seberapa lama kedekatan orang tidak akan membuat semua bisa dipercaya.-Mirah.

"paan si?"kesal Mirah melihat kedua cowok sambil beradu bacot.

Galang mengalah, lalu kembali fokus menatap Mirah.

"gue pamit"pamit Renzo.

"langsung keluar negri?"tanya Angkasa.

Renzo menggeleng.

"gue sama Aira udah tinggal disini"jawab Renzo.

Mirah terdiam, apa ini akan menjadi luka barunya lagi?.

"gabung kebasecamp lagi"tukas Angkasa membuat Semesta melotot.

"Apa maksud lo bg?"tak yakin Semesta.

Angkasa menoleh kearah Semesta.

"Renzo masih bagian geng Zefiryo kan?"Tanya Angkasa pada Semesta.

Semesta diam.

"malam ini datang, kita lanjutin rencana tentang Alfio"pintah Galang.

Renzo menatap sengit Galang.

"Gue ketua"sombong Galang.

Renzo tak menanggapi lalu berjalan santai keluar dengan tangan menggegam tangan Aira.

"aku pulang ya kak"Pamit Aira.

Rasanya saat melihat tangan itu menggegam menjadi tautan, malah membuat sudut hatinya seperti ditusuk dengan jarum.

"ga usah diliatin"

Mirah langsung membuang muka, berpura-pura tidak melihat.

Galang bangkit dari duduk.

"itu istrinya?"tanya Galang pada Angkasa dan Semesta.

"lo ga liat tu cewek bunting?"tanya balik Semesta.

Galang mengangguk, tau arti Semesta apa.

"ga usah dipikiran ya, kalo lo mau pegangan kayak mereka. nih"Galang mengulurkan tangannya tepat didepan Mirah.

Mirah terkekeh, Galang selalu bisa membuat dirinya lupa, apa itu luka.

Lalu tanganya membalas uluran tangan Galang.

"Kita ketaman ayo, pakai kursi roda kok"Ajak Galang.

.
.
.

"itu bunga Lily kan?"tanya Galang saat melihat bunga-bunga yg ada ditaman rumah sakit.

Mirah mengangguk, scane saat dirinya pergi jalan bersama Alfio terlintas dipikiranya.

"Apa arti bunga itu?"tanya balik Mirah.

Galang sempat berpikir sebentar.

"bukanya, kebencian, penghinaan, kesombongan?"jawab Galang memastikan.

MIRAH [END]Where stories live. Discover now