34. Kemarahan Eci

79 5 4
                                    

Eci berjalan sempoyongan saat turun dari mobil Kukuh. Rasanya kepala Eci mau copot saat Kukuh menjalankan mobilnya sangat kencang. Dengan sigap Kukuh menahan tubuh Eci yang akan terjatuh.

"Kamu jahat banget naik mobil udah kayak mau sirkus, pusing nih kepalaku," ucap Eci. Dengan sigap Kukuh membopong tubuh Eci, karena kaget Eci pun segera mengalungkan lengannya di leher Kukuh.

"Heh apaan nih, turunin!" teriak Eci terpekik.

"Kamu lagi pusing, jalan aja sempoyongan gitu. Mending aku gendong gini, aman sampai ke kamar," ujar Kukuh.

"Tapi koperku masih ada di mobil."

"Iya nanti aku ambilin. Tenang aja gak akan hilang," jawab Kukuh.

Saat sampai depan rumahnya, Kukuh menurunkan sebentar tubuh Eci agar dia bisa mudah mengambil kunci di saku depan. Kalau dia menyuruh Eci yang merogoh sakunya, jelas saja Eci akan memainkan benda pusakanya. Bisa bahaya, apalagi yang punya goa sedang pusing, bisa-bisa benda pusakanya akan tersiksa karena tidak ada yang memuaskannya.

"Aku jalan sendiri, deh. Aku ngantuk mau ke kamar aja," ujar Eci.

"Mumpung Elleana gak di sini, mending kita satu kamar!" ucap Kukuh menaik-turunkan alisnya menggoda.

"Ngawur kamu! Kalau aku tidur sama kamu, pas otw tidur sih masih utuh, eh besok paginya jadi berbadan dua. Bisa digantung hidup-hidup sama ibu kamu!" omel Eci.

"Just sleep, Eci! Gak ngapa-ngapain, janji!" ujar Kukuh meyakinkan.

"Kamu kalau mau dikelonoin sama aku, ya buruan minta restu ibu kamu. Jangan kamu cari-cari kesempatan, mentang-mentang aku numpang di rumah kamu," ucap Eci memukul dadaa Kukuh. Gadis itu memilih segera melenggang ke kamar Elleana.

"Eci, bukan begitu. Aku akan minta restu sama ibuku dan ibumu secepatnya!" kata Kukuh megikuti ECi. Kukuh menahan pintu kamar Elleana saat Eci akan menutup pintunya.

"Kita bicara dulu!" titah Kukuh.

"Mau bicara apa? Aku ngantuk nih."

"Kita diskusi soal minta restu pada ibuku. Kamu ikut ke rumahku, aku mau ngenalin kamu pada ibuku secara formal," ujar Kukuh.

"Kamu bilang saja dulu sama ibumu. Aku gak mau ya kalau aku ke sana ujungnya malah aku dipermalukan. Kalau ibu kamu sudah menyetujui, baru aku akan ikut kamu," jelas Eci.

"Kok kamu egois sih? Kita jalanin bareng-bareng masak yang minta restu aku doang?" protes Kukuh menghentakkan kakinya. Bahkan lak-laki itu terlihat seperti anak kecil yang sedang ngambek.

"Dasar cupu!" ketus Eci menutup pintu dengan kencang hingga membuat Kukuh tersentak.

"Eci, siapa yang kamu katai cupu?" teriak Kukuh menggedor pintu kamar adiknya.

"Kamu yang cupu. Seorang CEO tidak bisa memperjuangkan wanita yang dicintainya, huh dasar!" maki Eci.

"Kamu lihat saja nanti, aku akan berjuang minta restu ibumu dan ibuku biar jadi ibu kita. Awas saja, aku akan membuktikan aku tidak cupu. Jangankan meminta restu, melawan satu singa betina saja aku berani," oceh Kukuh di depan pintu kamar Elle.

"Buktikan saja jangan cuma omong doang!" jawab Eci berteriak.

Kukuh menendang pintu itu dengan kencang saking kesalnya. Dikatai cupu tentu saja menjatuhkan harkat dan martabat Kukuh sebagai sultan yang kaya dan pemberani. Kukuh mengusap rambutnya gusar, tadi dia melihat kebencian di mata ibunya saat membahas Eci, apakah masih mau ibunya menerima Eci sebagai menantunya?.

Kukuh merasa hubungan percintaannya sangat rumit. Adiknya dijodohkan dengan Eci, lalu si Eci kabur. Dan sekarang saat dia berpacaran dengan Eci, malah dia dijodohkan dengan kakak Eci. Kukuh bergidik ngeri saat membayangkan dia beneran menikah dengan Geana. Suah pasti Geana hanya duduk cantik di rumah, memasak, dan seperti orang bodoh yang tidak tau apapun. Kalau sewaktu-waktu dia suntuk soal pekerjaan dan meminta istrinya untuk membantu berpikir, apakah Geana akan mampu? Jelas saja gadis itu tidak paham apa-apa. Kalau Kukuh sampai menikah dengan Geana, fikss sengsara cooming soon. Tipe Kukuh sangat tinggi, harus cantik dan pintar seperti Eci. Kalau pun ibunya tidak merestuinya, Kukuh tidak akan mau menikah dengan siapapun.

Pelan-pelan, Mas!Where stories live. Discover now