51. Kehebohan Taman Belakang

47 1 0
                                    


Hari ini adalah hari yang paling menyebalkan untuk Eci. Bagaimana tidak, seharian penuh dia jadi bahan bulan-bulanan karyawan kantor karena ciuman Kukuh di dalam lift. Mereka berbondong-bondong menggodanya. Hp juga terus bergetar karena di grub sedang bahas topik terpanas. Eci sungguh ingin membanting Kukuh dan menyemprot Kukuh sampai habis. Bisa-bisanya Kukuh melibatkannya dalam scandal yang memalukan. Meski dia calon istri Kukuh tetap saja itu hal yang memalukan. Eci memang agresif, tapi kalau dibicarakan di publik jelas itu bukan gayanya. Apalagi lipstiknya yang menempel di bibir Kukuh, itu lebih memalukan.

Sedangkan Kukuh masih berusaha meminta maaf pada Eci, Eci tidak mempedulikannya. Biarkan Kukuh sampai nangis darah, kalau tidak diberi pelajaran Kukuh tidak akan kapok. Saat ini jam sudah menunjukkan pukul empat sore, Eci bersiap-siap akan pulang ke rumahnya. Gadis itu membereskan barang-barangnya yang ada di ruang rias. Dia tidak sadar kalau Kukuh menatapnya sembari membawa kertas desain gaun pengantin.

Kukuh menyamakan kertas itu dengan postur tubuh Eci, laki-laki itu melihat Eci dan kertas desain bergantian. Desain pertama menunjukkan baju panjang dengan model melilit kecil, "Gak cocok, pakai ini Eci terlihat kayak lontong," ucap Kukuh membalik desain itu dengan kasar,

Desain kedua, gaun dengan belahan dadaa rendah, "Gak cocok, dadda Eci kecil, gak bakal pantas pakai yang belahannya rendah," ucap Kukuh lagi seorang diri. Di lisannya mengatai fisik Eci, tapi dalam hatinya dia hanya tidak ingin Eci jadi bahan fantasy pria mata kranjang yang hadir di pernikahan mereka.

Lembar ketiga, gaun dengan belahan paha sangat tinggi. "Gak pantes, kaki Eci gak jenjang jadi gak akan sexy pakai gaun ini."

Lembar ke empat membuat Kukuh tersenyum puas, gaun sederhana dengan rok panjang menyapu lantai, belahan dadanya standar, tidak rendah-rendah amat. Aksen desain itu juga sangat menarik, sederhana tapi mewah. Kukuh mengambil hp nya dan memoter desain itu, sesegera mungkin dia mengirimkan pada Elleana, tak lupa dia juga request untuk menambahi banyak berlian di gaun itu.

"Bapak ngapain?" tanya Eci yang kaget ketika membalikkan tubuhnya malah ada Kukuh.

"Sidak," jawab Kukuh asal. Eci mengerutkan alisnya.

"Maksudnya inpeksi?" tanya Eci.

"Iya. Kantor ini menjunjung tinggi nilai kebersihan. Jangan pikir kamu calon istri saya terus kamu gak bersih-bersih," jawab kukuh dengan bahasa formalnya. Mendengar bahasa kukuh yang formal membuat Eci makin sebal. Dengan grasa-grusu Eci keluar dari ruang rias dengan menyenggol bahu Kukuh kencang.

Kukuh menatap Eci sembari mengarahkan tangannya seolah menembak punggung Eci. Kurangajar sekali calon istrinya itu menyenggol bahunya dengan keras. Andai Eci menyenggolnya dengan dadaa, mungkin rasanya tidak akan keras tapi empuk. Namun sayangnya Eci menyenggolnya dengan pundak, sungguh keterlaluan.

Eci memilih untuk pulang ke rumahnya dengan naik taxsi. Hubungan Eci dan Geana tidak juga membaik, tinggal di atap yang sama malah membuat Geana benci dengan Eci. Geana benci tanpa sebab kepada adiknya yang seolah selalu mendapat sesuatu yang diinginkan. Namun mau bagaimana lagi, meski dia iri sampai hatinya menjadi abu, dia tidak akan bisa menyaingi Eci. Mungkin benar apa yang dikatakan Eci kalau suatu saat pasti akan ada yang menerimanya dengan apa adanya, entah kapan Geana hanya bisa menanti.

Sedangkan Kukuh yang ditinggal Eci, memilih melenggang ke taman belakang. Kalvin dan Geana sibuk dengan meniup balon udara yang tadi sudah dibeli. Hari ini tanpa Eci sadari, Kukuh membebaskan Kalvin dan Sista untuk tidak memikirkan pekerjaan, tapi sebagai gantinya memikirkan dekorasi untuk lamaran.

Kalvin meniup balon karet dengan sekuat tenaga, dia memilih balon berbahan karet agar tidak mudah meletus. Namun yang membuat sengsara itu saat meniupnya, pipinya sudah mengembung besar untuk meniup sekuat tenaga baloon udara itu tapi tetap saja baloonya tidak bisa mengembung. Kalvin sampai kentut bolak-balik karena dia mengenjan sekuat-kuatnya. Untung suara Sista yang riuh bisa menyamarkan suara kentutnya.

Pelan-pelan, Mas!Where stories live. Discover now