06 RUMAH BARU

13.9K 977 26
                                    

main gitar, sambil makan tahu.
Pa kabar? Udah lama kagak ketemu.

Eits ralat guys, mana pernah kita ketemu ya kan... Wkwkwk...

Btw, makasih loh buat yang udah ngevomen cerita aku. Betah teros lah pokok nya..

Lup u all..💞

________________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

________________________________________


Acha menatap takjub bangunan ber arsitektur eropa modern yang berdiri megah itu didepan nya. Bibir nya sedikit terbuka. Bukan, bukan karena ia biasa tinggal dirumah sederhana, bahkan kediaman keluarga Syam itu merupakan sebuah mansion.

Tapi kali ini, ia merasa suami nya terlalu berlebihan. Rumah itu terlalu besar untuk mereka tinggali berdua.

"Kak,rumah nya nggak terlalu kebesaran..?" Tanya Acha dengan tatapan takjub nya.

Alean hanya memutar bola mata nya jengah, melihat ekspresi berlebihan dari Acha. Bahkan menurut nya, rumah ini tak ada apa-apa nya, dibandingkan dengan rumah Genta dan Alea.

"Nggak." Jawab nya singkat.

Sudah terhitung dua minggu tiga hari pernikahan mereka, namun sikap Alean masih sama. Datar, kaku, dan dingin.

Mungkin Acha hanya perlu sedikit bersabar dan berusaha untuk mencairkan sikap suami nya. Ah iya, seperti nya Acha perlu konsultasi dengan Alea. Karena sejauh ini, hanya Alea satu-satu nya wanita yang berhasil meluluh kan hati nya, terkecuali Sya sang ibunda tercinta.

"Masuk! " Titah Alean, yang berhasil membuyarkan lamunan Acha.

Gadis itu menghela nafas nya, gusar. Lagi dan lagi ia harus bersabar. Ayo semangatkan Acha lagi.

Sepasang pasutri itu langsung disambut ramah oleh beberapa orang IRT yang berseragam sama. Mungkin saja mereka semua seumuran mama nya. Tapi Acha tidak terlalu ambil pusing. Toh, yang penting tidak ada yang seusia suami nya.

"Masuk kamar! "

Astaga, seperti nya Acha perlu membayar Alean untuk berbicara sedikit lebih panjang lagi. Liat saja sekarang, muka datar suami nya yang nyaris tak berekspresi.

Acha menatap sekeliling kamar bernuansa biru tua itu, sangat mengesankan. Tidak terlalu buruk, untuk seorang Acha. Gadis itu juga tidak terlalu suka warna cewek-cewek, pink misal nya.

"Kak ini taro nya di___"

"Nggak usah, biar mereka aja.." Potong Alean, saat Acha berinisiatif untuk memasukan baju-baju mereka kedalam lemari.

Lagi dan lagi Acha hanya bisa menghela nafas nya, pasrah. Memasukkan pakaian mereka aja, harus menunggu pembantu? Ck, terlalu berlebihan.

"Kak Alean, mau minum sesuatu? kopi? Teh? Atau coklat panas..?" Tanya Acha lagi.

ALEAN ACHA [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang