15. Yang Tak Terduga

30 11 26
                                    

The worst feeling is when ...
you find out you didn't mean as much to someone as you though you did.
And ... you look so stupid for caring too much.

_healing_

※※※※※※※※※※


Seminggu berlalu sejak kejadian di Calotes sport. Tak ada yang berubah, kecuali kesibukan Amar dan siswa kelas XII bertambah. Meski baru memasuki semester awal tapi SMA Gandari sudah memperketat sistem pembelajaran. Mereka ingin memastikan bahwa apa yang selama ini di pelajari murid-muridnya tidak sia-sia.

"Kelas lo ada murid baru ya, Ze?" tanya Ethan ketika seperti biasanya, mereka makan siang bersama di kantin.

"Lo kok bisa tahu kak?"

"Maklum aja, Ze. Ini anak telinganya nyebar dimana-mana. Apa lagi kalau urusan cewek, beuh, kenceng banget sensornya!" sahut Irfan, membuat Zeta mengangguk paham.

"Iya ada. Tapi katanya sih dulu pernah sekolah disini. Cuma karena satu dan lainnya pas dia balik kesini terpaksa ngulang di angkatan gue," Zeta menjelaskan singkat. Mengigit sosis panggangnya sebelum mengimbuhkan, "Oh, namanya Syifa Alathas. Sapa tahu aje kalian penasaran!"

Klontrang

Semua mata mengarah pada satu orang. Kirana, gadis itu menjatuhkan sendok dan makanannya berceceran di meja.

"Pelan, oiy! Gue gak bakal minta," kekeh Zeta menepuk pelan punggung Kirana.

"Minum," Sabill mengasongkan gelas minumannya, sebab milik gadis itu sudah kosong.

Tidak kentara, tapi Sabilla bisa merasakan atmosfer di meja itu berubah. Bahkan Rama dan Avery yang biasanya paling tak perduli keadaan, terang-terangan menilik ekspresi Amar.

Tatapan tajam Kirana pada Abangnya awalnya hanya Sabill simpulkan sebagai kekesalan biasa terhadap Amar. Akan tetapi saat pulang sekolah dan melihat seorang siswi mengobrol dengan teman-teman Amar, Sabilla merasakan hal lain.

Amar jadi pendiam. Kirana yang biasanya selalu ramah pada orang-orang pun mendadak jadi cranky, tak ramah, dan judes pada Syifa--murid baru yang Zeta ceritakan.

"Sebenernya gue gak mau ikut campur, tapi apa pertengkaran kali ini ada hubungannya sama siswa baru itu?" tanya Sabilla saat menyajikan sepiring nasi goreng cumi pada Kirana.

Usai beres makan malam tadi Bi Eti menelponnya, mengatakan kalau Amar dan Kirana bertengkar. Tuan mudanya pergi entah kemana, sedang nona kecilnya mengurung diri dan mogok makan sejak sore.

"Ceritanya nanti aja, gue gak mau nafsu makan gue ilang," jawab Kirana dengan bibir masih manyun kesal.

Sabilla membiarkan, dia mengikuti semua keinginan Kirana dengan sabar. Gadis ini benar-benar membuatnya tampak seperti seorang Ibu, kakak juga pengasuh di saat bersamaan. Eyang Inu saja sampai memuji Kirana karena berhasil membuat cucu tengilnya jadi anak manis.

"Minum obatnya, Ki."

Kirana yang hendak berbaring di ranjangnya kembali bangkit dan menelan butiran obat yang sudah dia konsumsi sepanjang hidupnya. Imunosupresan, obat yang biasa dikonsumsi pasien penerima donor hati.

Tied UpWo Geschichten leben. Entdecke jetzt