2. Maaf

19.6K 2.7K 127
                                    

S i l e n t B o y f r i e n d

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

S i l e n t B o y f r i e n d

Lalisa WirasmaAaraksha Joan

[2. Maaf]

"NGERTI KAMU?!"

Bima mengangguk lirih sambil menunduk. Ia kira akan lolos dari amukan Pak Bambang. Tapi ternyata, Pak Mail–kembarannya Pak Bambang–menjemputnya langsung dari kantin. Sambil membawa rotan panjang juga.

"Sampai kapan kalian akan membolos seperti ini?!" sahut Pak Mail jengah.

"Tanya tuh Alisa. Dia yang ngajak saya Pak," jawab Bima nista. Alisa melotot geram.

"Ya kamu jangan mau mau aja diajak kejalan sesat sama orang sesat!"

Alisa tertampar.

"Saya kan sesat juga Pak. Makannya mau, hehe." Bima nyengir. Kedua guru itu geleng-geleng kepala.

"Pulang sekolah nanti bersihkan toilet. Sekarang kembali kekelas dan memboloslah setiap hari," titah Pak Mail.

Alisa justru bersorak. "Yes! Siap laksanakan, Pak!" Dia menarik Bima. "Sebagai murid paling teladan dan pintar disekolah ini, saya akan berusaha semaksimal mungkin untuk melaksanakan perintah Bapak! Hormat!"

Bima menurut saja saat Alisa menyuruhnya untuk hormat. Suka-suka setan ajalah. "Ayo, Bim!"

Keduanya pergi meninggalkan kedua guru yang kini termenung. Bukan tanpa alasan ia mengatakan hal itu, sebab sudah berjuta-juta kali ia melarang Alisa membolos tapi tidak pernah di gubris sama sekali. Jadi mungkin jika di suruh membolos Alisa akan berbalik pikir. Tahunya malah ngelunjak.

Duh, gusti. Salah strategi lagi, batin guru kembar itu nelangsa.

Agaknya, memang hanya Joan yang bisa mengendalikan manusia yang kelakuannya sebelas duabelas dengan setan macam Alisa.

Sementara itu di luar ruangan, Alisa dan Bima masih berjalan beriringan menuju kelas, ceritanya.

"Bim ayo ke kantin. Haus nih." Alisa berniat menarik Bima, namun cowok itu menolak.

"Lo gak kapok? Baru juga keluar dari BK belom ada lima menit, harusnya kita itu tobat bukan malah makin bangsat!"

Tidak lama Alisa mendelik, kemudian menghela napas. "Lo bener. Harusnya kita tobat kan, kasian rotan bersaudara kepalanya ampe botak tengahnya gara-gara pusing liat kelakuan kita."

Bima mengangguk setuju. Merangkul bahu Alisa, mendorongnya menuju kelas. "Kalau udah beberapa hari, baru kita bolos lagi buat melaksanakan perintah Pak Bambang."

"Gue setuju, monyet kaulah sahabat terbaikku."

"Goblok!" Alhasil Bima menjorokan Alisa lantaran kesal.

Silent Boyfriend [SELESAI]Where stories live. Discover now