; Surat dari Surga

2.2K 161 78
                                    

Lalisa Wirasma • Aaraksha Joan

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lalisa Wirasma • Aaraksha Joan

"Kehilangan akan selalu jadi hal paling menyakitkan."

Untuk siapapun yang sedang berduka, menangislah. Sebab luka kehilangan akan perlahan mereda, meski sulit buat rela.

🕊️🕊️🕊️

Cantik.

Ketika Alisa berbalik bersama senyumnya yang kelewat cerah, Joan terhenyak. Langkahnya terpaku cuma buat resapi tiap detak jantungnya yang menggila. Berteriak penuh syukur akan eksistensi Alisa. Langkahnya terhenti, cuma buat nikmati senja yang makin indah sebab Alisa senyum padanya.

Cantik. Cantik sekali. Bahkan ratusan bunga mawar yang mekar, merekah indah di taman sore ini kalah cantik dengan senyum Alisa.

Pacar soon to be istrinya ini-duh, Joan sebenarnya agak malu kalau ingat tiga hari lagi mereka akan menikah. Jantungnya berulah. Wajahnya panas dan bisa ia pastikan bahwa pipinya merona.

"Boyfie blushing, haha!"

Alisa berteriak di sana, beberapa orang sampai menoleh pada mereka. Ada yang cuma geleng-geleng kecil sambil senyum, ada yang melirik sekilas, ada juga yang mendengus geli. Yeu, iri.

Joan hampiri Alisa yang sedari tadi sibuk ambil selca dengan ratusan bunga. Senyumnya nggak pernah luntur. Beberapa kali tawa yang selalu buat Joan jatuh cinta lagi dan lagi itu menguar lepas. Kekehan gemas yang buat Joan ingin sekali berlari lalu peluk Alisa buat tunjukkan pada beberapa lelaki yang menoleh pada cintanya bahwa; Alisa miliknya. Baby punya Joan saja.

Ugh. Joan rasa jiwa posesif dan otoriternya makin berkembang.

Bagaimana nggak? Alisa itu layaknya bunga mekar, harumnya mengundang sekumpulan lebah buat datang.

"Hah..."

"Kenapa?" tanya Alisa begitu dengar Joan yang hela dan buang napas panjang.

"Nggak. Kamu nih cerah banget, sampai suara kamu aja bikin mereka tertarik," kata Joan.

Alisa kemudian paham. Joan dan rendah dirinya itu, sulit buat hilang-nggak akan pernah hilang sebenarnya. Sebab hati manusia itu dinamis. Sekalipun Joan sudah mulai mencintai dirinya sendiri, perasaan rendah diri dan nggak layak kerap kali masih Joan pendam-Alisa yakin ini berlaku untuk hampir semua manusia.

"Tapi Joan juga merasa bangga. Baby, is it okay kalau Joan merasa sedikit angkuh karena kamu punya Joan? Karena perempuan yang mereka kagumi dan harapkan itu Joan yang miliki? Haha, pokoknya gitu, deh." Joan mengusak tengkuknya kikuk.

Saat Joan sibuk dengan rasa malunya-malu karena sudah sepercayadiri itu mengklaim Alisa sebagai miliknya. Telinganya bahkan sampai merah. Joan lewatkan perihal ruam merona yang menjalar secara perlahan di pipi hingga seluruh wajah Alisa.

Silent Boyfriend [SELESAI]Where stories live. Discover now