41. Saingan Baru Bima

7.1K 1.2K 432
                                    

S i l e n t  B o y f r i e n d

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

S i l e n t  B o y f r i e n d

Lalilsa WirasmaAaraksha Joan

[41. Saingan Baru Bima]

"Mau buka hati, tapi lupa password."–Aqiella Meisya.


"Udah tahu tiap mens lo suka kayak gini, masih aja nekat sekolah," omel Alisa. Dari tadi Meisya sudah pusing mendengar Alisa menasihati. Cerewet sekali, nyaris seperti Mami.

"Gue sekolah biar bisa tenang tidur di UKS, gak denger omelan mami. Nyatanya disini malah ada lo." Poor Meisya.

Alisa cengegesan. "Gue pan khawatir. Muka lo pucek banget."

"Mulut setan emang biasa typo, ya," seloroh Meisya agak sinis.

Alisa menahan tawa, pun Joan yang senantiasa disisi Alisa juga melakukan hal yang sama. Tapi, tanpa suara.

"Bima beli kiranti ke mars apa ya, lama banget," gerutu Meisya. Kalau tidak ada Joan disini, pasti ia sudah menangis sambil jumpalitan.

Sakit banget woy!

"Tapi kata Bima, dia sering belanja di Matahari." Joan membalas dengan ketikan di ponselnya.

Meisya terkekeh, meski perutnya ikut sakit. "Pacar lo lucu banget Lis. Jadi pengen nikung."

"Lo lucu banget Mei. Jadi pengen bunuh."

Meisya tertawa mendengar nada cemburu dalam setiap kata Alisa. Pun, Joan yang langsung mengacak rambut pacarnya.

"Ya Allah lo berdua jangan bucin terus kenapa, perut gue makin sakit nih," protes Meisya. Joan malah duduk, bersandar pada lengan Alisa dan bermain game.

"Lo kalau mens ngeluh, gak mens panik. Heran," balas Alisa. Meisya nyengir.

"Kata Joan, Bima nembak lo ya?" tanya Alisa kemudian.

Joan membuat raut wajah seakan; bby kan udah janji nggak akan cepu!

Padahal Joan sudah janji akan menjaga rahasia ini pada Bima. Tapi pacarnya malah cepu ke Meisya.

"Lo mau-mau aja gue badutin," sahut Alisa. Meisya heran, Alisa ini tidak ada romantis-romantisnya.

Meisya tidak menjawab, tapi Alisa tahu bahwa itu memang benar adanya. "Kenapa gak lo terima aja?"

"Gue gak mau jadiin dia pelarian."

"Ya gak papa, lo lari ke Bima. Siapa tahu lo lari ke orang yang bener, Mei." Walaupun lebih banyak bodohnya, tapi Bima orang terbaik yang pernah ia kenal.

Silent Boyfriend [SELESAI]Where stories live. Discover now