Silent Boyfriend [SELESAI]

39. Alisa Murka

S i l e n t  B o y f r i e n d

Lalilsa Wirasma • Aaraksha Joan

[39. Alisa Murka]

....seolah kejadian dua hari lalu bukanlah apa-apa.

Joan mengambil ponsel dari tangan Alisa. "Bby, Joan minta maaf."

Alisa terhenyak membacanya. "Jangan marah lagi, Joan nggak sanggup."

Alisa menahan tawa. Masih belum memberikan jawaban. Membiarkan Joan menulis apa yang ingin cowok itu sampaikan.

"Bby, Joan akan bersikap baik. Walopun kesel Joan akan bersikap baik sama guru itu."

"Joan takut kamu di ambil dia. Kalian kan pernah suka pas kamu masih kecil."

"Tapi, bukan berarti kamu boleh main sama dia, ya. Joan tetep nggak suka."

"Joan akan minta maaf sama guru itu nanti, ya? Tapi boong. Jangan marah."

Alisa menatap datar. Masih tidak menjawab, menunggu apakah Joan berinisiatif untuk mencoba bicara demi membujuk dirinya. Sialnya, Joan malah marah-marah karena ia tidak kunjung bicara.

"Kesel kan lo gue gak ngomong? Itu yang gue rasain tiga tahun ini," ujarnya agak ketus.

Diam. Joan menatap sendu, ia menyandarkan kepala pada pundak dan mengeratkan pelukan pada lengan Alisa.

Alisa memutar mata malas seraya menghela napas beberapa kali untuk meredam emosi.

"Lo kenapa cekik Kak Abi?" Alisa bertanya pelan.

"Karena dia bicara yang nggak-nggak."

"Tapi bukan berarti lo cekik dia. Lo hampir renggut nyawa orang. Itu bukan lo, Boyfie." Alisa melihat mata Joan yang redup, pacar mode silentnya itu tengah menyesal.

"Lo nggak mungkin tersulut emosi gitu aja. Apalagi sama orang yang baru lo kenal." Alisa menjeda. "Lo kenal Kak Abi, kan?"

Yang Alisa dapatkan hanya kebungkaman, seperti biasa. Khas Joan sekali.

Menghela lelah. "Lo kenapa selalu menghindar saat gue tanya penyebab suara lo hilang?"

"Gue tahu lo gak bisu." Joan mengangguk. "Ya terus kenapa gak ngomong?" Alisa berujar frustasi.

"Nanti Joan kasih tahu."

"Sekarang." Alisa tiba-tiba bersemangat.

"Tapi Joan ngantuk kalau sekarang."