42. Ketakutan Joan

10K 1.5K 512
                                    

S i l e n t  B o y f r i e n d

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

S i l e n t  B o y f r i e n d

Lalilsa WirasmaAaraksha Joan

[42. Ketakutan Joan]

"Joan?"

Tangannya bergetar, seiring dengan kakinya yang kian lemas. Refleks, Joan memegang leher yang tetiba terasa sakit. Joan terbelalak dengan mata memerah, air mata menetes begitu saja tanpa Joan minta.

Joan berpegangan pada tiang lampu lalulintas kala kepalanya berdenyut sakit. Perlahan, seolah mengulang kejadian, ingatan dimasa lalu kembali datang.

"Joan."

Suara lirih itu, tidak asing untuk telinganya. Ia mendongak, menatap tidak percaya akan kehadiran sosok yang selama ini Joan anggap sudah tiada. Bagaimana bisa? Bagaimana bisa dia ada disini? Masih menapaki tanah yang sama.

Wajah itu tidak berubah. Tetap cantik meski kurus dan pucat sekali. Mata bulatnya tetap sama, masih bening seperti dulu. Hanya saja, Joan hanya melihat duka disana. Redup, seolah tidak pernah mengenal bahagia.

Senyum itu tetap sama, begitu teduh, begitu lembut, begitu hangat. Senyum yang menyelamatkan Joan ketika ia ingin mati.

"A–," Joan tercekat. Memegangi lehernya. "Anna?"

Yang di panggil Anna itu mengangguk, masih dengan senyum bahagia seolah dunianya kembali. "Joan." Anna mengusap wajahnya, Joan memejam kala sentuhan ini begitu nyata.

Tidak, ini pasti mimpi.

"Ini bukan mimpi, Joan."

Joan membuka mata. Anna masih disana. Ini nyata! "Ba-bagaimana bisa?" Joan masih tidak percaya.

Kemudian Joan melihat seseorang yang berlari dari arah belakang Anna. Abimanyu. Seketika Joan mengerti. Abimanyu sengaja menyembunyikan kebenaran tentang kematian Anna untuk membalasnya.

"Anna, kakak kan sudah bilang jangan pergi sendirian!" Abimanyu memeriksa seluruh tubuh Anna. Begitu cemas dan takut.

"Ayo kem–." Abimanyu membeku melihat Joan yang menatap marah padanya. Ia balas menatap, meski nyatanya ia kalah, aura intimidasi dan tatapan Joan buat Abimanyu sesak.

"Kak, ini Joan. Benar-benar Joan," ujar Anna senang. Sangat senang sampai membuat dada Abimanyu makin sesak.

"Ayo, Anna. Kamu hanya akan terluka jika bersama Joan lagi." Abimanyu menarik Anna, tapi dia menolak keras.

"Aku justru terluka saat kakak bohong pada Joan."

Rahang Abimanyu mengeras menahan emosi yang kian bergejolak. Terlebih saat Anna mendekat pada Joan.

"Kenapa?" tanya Joan dengan suara serak dan tenggorokan yang sakit.

Joan memundurkan langkah kala Anna mendekat. Ia tidak siap dengan kejadian yang tiba-tiba ini. Dada Joan sesak sekali mengetahui bahwa Anna masih hidup dan kebohongan Abimanyu.

Silent Boyfriend [SELESAI]Where stories live. Discover now